Dor
Dor
Suara tembakan di tengah sunyi dan kelamnya malam yang menyelimuti kota Buitenzorg saat itu membuat siapapun merasa ketakutan. Bahkan hujan yang biasanya mengguyur daerah itu pun tidak mau menunjukan kehadirannya. Membiarkan seluruh orang di kota tau bahwa seorang wanita pribumi telah dihilangkan nyawanya.
Ayu berlari ke ruang keluarga rumah Waltz ini. Bahkan sekitar rumah sudah dilindungi oleh para Londo tidak tau diri itu lengkap dengan senjata di tangannya.
"Mbak Dyaaaah!" Ayu berteriak melihat Dyah, wanita yang sudah ia anggap kakaknya sendiri terbaring dengan darah segar sebagai alasnya berbaring.
Para tentara yang berbaris berusaha menahan Ayu yang memaksa masuk ke dalam rumah. Sekuat apapun Ayu memaksa masuk, ia tidak akan bisa menerobos dua tentara yang menahannya agar tidak mendekat ke arah Dyah.
Tangisan gaduh yang dibuat Ayu membuat Jansen dan tuan Rutger melihat ke arahnya. Tuan Rutger memberikan isyarat dengan menggerakan kepalanya, memberi tanda agar tentara Belanda yang ada di sana membereskan kekacauan yang ada di depan mereka.
Gadis malang yang baru saja ditinggal sosok kakak baginya, Ayu, meluruh terjatuh ketika beberapa tentara mulai menarik tubuh Dyah yang mengenakan kebaya berwarna putih namun sebagian besar telah berubah merah.
Bagi Ayu, Dyah merupakan sosok kakak dan pelindungnya ketika ia baru saja sampai di kota yang tak pernah Ayu datangi sebelumnya. Wanita yang menjaga Ayu seperti adiknya sendiri.
Dyah adalah contoh dari banyaknya wanita pribumi yang menjadi korban kekejaman para penjajah ibu pertiwi. Para KNIL yang hanya menggunakan wanita bagai barang yang tidak berharga, menghilangkan nyawa seseorang dengan begitu mudahnya.
Tidak mudah menjadi wanita seperti Ayu. Kelemahan para gadis yang dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi mereka, para pria Londo yang pantas untuk dibenci. Dyah, salah satu contoh wanita hebat yang pernah menginjakan kakinya di atas bumi pertiwi, wanita kuat yang akan selalu Ayu ingat sepanjang hidupnya.
Beberapa hari setelah kematian Dyah, mbok Dewi kembali bersama nyonya Cornelin yang baru saja berkunjung ke Batavia. Sungguh sangat terkejut mbok Dewi akan nasib malang yang menimpa keponakan tercintanya, Dyah Saraswati.
Dulu, mbok Dewi mengajak Dyah untuk bekerja di rumah ini, berusaha memperbaiki kehidupan malang mereka yang bahkan selalu merasa kelaparan. Namun semesta berkata lain, bukannya keberuntungan yang didapatkan, mereka justru mendapatkan kebuntungan.
Malang sekali nasib mbok Dewi, bahkan jasad Dyah pun ia tak tau ada di mana keberadaannya.
•••
Sudah satu bulan sejak kematian Dyah. Semua berjalan seperti biasa seolah tidak pernah ada wanita inlander bernama Dyah yang pernah mengabdi di rumah keluarga Waltz.
Kebencian Ayu kepada para Londo itu pun semakin hari semakin bertambah. Satu persatu orang yang dekat dan sangat Ayu sayangi pun dibunuh oleh para penjajah dari Netherland itu. Ayu muak. Benar-benar muak harus terus mengabdi kepada seorang Belanda bejat seperti tuan Rutger.
"Ayu!" Suara seorang pria membuat konsentrasi Ayu dalam mebersihkan halaman belakang tergangnggu. Suara pria itu, pria dengan mata biru yang pernah membuat Ayu hampir tertarik kedalamnya.
"Hans?" Hans berlari kecil menuju Ayu. Gadis itu hanya menoleh sekilas ke arah Hans, lalu kemudian kembali mencoba fokus dengan sapu lidi di tangannya.
"Kamu apakabar?"
"Sangat tidak baik, Hans. Pasti akan membaik kalo kamu pergi dari sini, hus hus," Ayu berusaha acuh dengan tatapan hangat yang Hans selalu tunjukan padanya. Entahlah, tatapan Hans selalu dapat memberikan kehangatan dan rasa aman bagi Ayu. Padahal, Hans adalah seorang Belanda, kaum penjajah menjijikan yang sangat dibenci Ayu.
"Ayu, niet alle nelanda wellustig zoals mijn oom," (Ayu, tidak semua Belanda bejat seperti paman ku) Ayu berbalik menatap netra biru Hans. Pria itu tersenyum manis dan mensejajarkan matanya dengan Ayu, tak mudah baginya menatap dalam bola mata hitam gadis inlander itu, Hans harus membungkuk sampai dia benar-benar sejajar dengan Ayu.
"Ik heb een inboorling zoals jij nog nooit als laag beschouwd, de Nederlanders hebben altijd een manier om meer van dit land te houden," (aku tidak pernah menganggap pribumi seperti mu rendah, hindia-belanda selalu mempunyai cara agar aku semakin dalam mencintai tanah ini)
Ayu menatap Hans, kata-kata lembut yang ia ucapkan selalu membuat Ayu nyaman mendengarnya. Ayu tau apa yang pria itu katakan, sudah cukup lama ia bekerja di rumah keluarga Belanda, paling tidak Ayu memahami apa yang Hans ucapkan saat ini.
Ayu merasa bahwa Hans berbeda dengan Belanda yang lain. Ucapan lembut yang selalu ia katakan kepada pribumi sepertinya, bagaimana ia memandang tanah jajahan Hindia-Belanda membuat pandangan Ayu bahwa semua Belanda sama saja sedikit berubah.
Ayu yang tengah menatap Hans tak luput dari pentauan Jansen Waltz. Pria itu melihat dan mendengar apa yang mereka katakan, Jansen menatap tak suka kepada Ayu dan Hans. Sorot mata tajam yang ia tunjukan hampir sama dengan tatapan ayahnya ketika menghampiri Dyah kemarin.
Hari ini tuan Rutger kembali ke rumah dengan suasana hati yang sangat tidak bagus. Pabrik gula terbesar miliknya yang terletak di Batavia bagian Barat terbakar habis oleh para pejuang pribumi. Sudah dapat dipastikan bahwa pria itu mengalami kerugian hingga jutaan gulden.
Sebagai putra, seharusnya Jansen tau bagaimana menenangkan pikiran ayahnya, bukan justru menambah amarah tuan Rutger dan membuat suasana makin tidak terkendali.
"Vader, uw dienaar durft een relatie met Hans te hebben!" (ayah, pelayan mu itu berani menjalin hubungan dengan Hans!) Jansen berjalan ke arah tuan Rutger yang baru saja sampai ke rumah. Ucapan Jansen membuat amarah tuan Rutger semakin membuncah.
Tentu saja tuan Rutger marah mendengar Hans menjalin hubungan dengan salah satu pelayan pribumi di rumah ini, karena ayah Hans yang berada di Neterland telah menitipkan Hans kepadanya. Tuan Rutger merasa bertanggung jawab atas semua yang Hans lakukan di tanah jajahan ini.
"wie? Wie is zij?!" (Siapa? Siapa dia?!)
"Ayu,"
"bel Ayu nu hier!" (Panggil Ayu kesini sekarang!) Tuan Rutger nampak sangat marah, wajah bengisnya nampak sangat kontras dengan senyuman yang terukir di wajah Jansen Waltz.
Bersambung....
![](https://img.wattpad.com/cover/253421436-288-k180956.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Buitenzorg : 1913✅
Historical FictionSebagai seorang pribumi, Ayu sangat membenci para Belanda. Para penjajah dari Netherland yang hanya dapat memeras, menjajah, dan merendahkan tanah Hindia Belanda. Kebencian Ayu semakin menjadi setelah kematian orang tuanya di tangan tentara KNIL. Ay...