19

1K 167 5
                                        

Sudah berbulan-bulan Hans meinggalkan Ayu sendirian. Pria itu pergi dengan meninggalkan sebuah buku catatan harian yang telah gagal membuat Ayu berhenti mencintai pria dari Natherland itu, dan menimbulkan banyak pertanyaan di benak Ayu.

Bukannya membenci, Ayu justru semakin merindu. Hatinya selalu saja bergejolak menahan kerinduan saat ia mengingat semua tentang Hans. Bagaimana saat pria itu sarapan, ketika Hans menggenggam tangan Ayu dalam latihan menulisnya dahulu, bagaimana Hans bengan sabar mendengarkan ejaan Ayu yang sangat lamban.

Pertanyaan-pertanyaan muncul dibenak Ayu. Banyak hal yang ingin Ayu tanyakan pada Hans saat pria itu kembali nanti. Dibalik pertanyaan yang terngiang di benaknya, kenyataan bahwa mereka berbeda, dan keputusan Hans yang bahkan tak bisa mencintai Ayu layaknya wanita selalu membuat hati Ayu sakit bagai ditusuk belati.

Gadis itu terlalu fokus pada penolakan cinta Hans padanya. Sampai ia lupa kalau Hans, adalah seorang tentara.

Begitu banyak hal yang ingin Ayu tanyakan, begitu banyak pertanyaan yang selalu saja mengganggu tidur Ayu. Ia akan menanti, menanti Hans menjelaskan semuanya pada Ayu.

Sampai kapan pun Ayu akan menunggu. Bahkan sampai habis nyawanya, ia akan tetap menunggu Hans datang padanya, menatap bola mata hitamnya, dan menceritakan semua tentang dirinya.

Menunggu adalah hal yang paling tidak mudah. Kesabaran dan kesetiaan selalu menjadi taruhan di atas kata menunggu. Banyak hubungan yang gagal hanya karena 'menunggu' terlalu menyakitkan untuk mereka. Atau mungkin, kesabaran dan kesetiaan yang memang tidak pernah ada dalam diri, sehingga menunggu pun menjadi masalah besar untuk mereka.

Tapi tidak bagi Ayu. Menunggu Hans bukanlah hal yang berat untuknya. Bahkan jika Ayu harus menunggu sampai kehidupan berikutnya, Ayu akan tetap menanti Hans kembali padanya. Cinta yang begitu dalam seolah menguatkan Ayu dalam menunggu Hans setiap detiknya.

Ayu sudah mengerti tujuan hidupnya kali ini. Ayu akan menunggu Hans pulang padanya, kemanapun Hans pergi, ia pasti kembali. Sama seperti yang pria itu tuliskan dalam catatan hariannya.

Ayu akan mendengar semua dari Hans secara langsung. Ia akan mendengar Hans menjelaskan dan menceritakan mengapa ia menjadi tentara seperti saat ini, dan apa yang membuat Hans menolak perasaannya sendiri.

Jika Hans memang sudah memantapkan hati untuk mencintai Tuhan nya sepanjang sisa hidup Hans, maka Ayu akan pergi mencari siapa KNIL yang membunuh orang tuanya. Ayu akan kembali kepada tujuan awal mengapa ia datang ke kota Buitenzorg, kota penuh kenangan bagi Ayu.

Hari demi hari Ayu habiskan dengan membaca, dan kembali belajar menulis. Menulis masih saja terasa berat baginya, mungkin untuk menulis kalimat singkat Ayu mampu untuk itu. Tapi tidak dengan kalimat yang terlalu panjang, Ayu akan mundur perlahan.

Ah iya, Ayu sudah berhasil membaca buku cerita kisah romansa itu sampai selesai. Jujur saja Ayu menyesal membaca kisah cinta yang ia kira indah itu. Karena pada akhirnya, Ayu hanya menelan kepahitan dengan akhir menyedihkan dari kedua tokohnya.

Tokoh pria miskin dalam buku itu dijatuhi hukuman gantung karena telah berani mencintai seorang putri bangsawan. Kematian pria itu begitu menyakitkan bagi si putri, apalagi ketika pria yang ia cintai dibunuh di depan seluruh rakyat Belanda yang berkumpul di balai kota.

Cinta putri yang begitu besar kepada si pria, membuat ia sangat terluka ketika ditinggal sang kekasih tercinta. Hingga cerita itu berakhir dengan putri yang menjatuhkan dirinya dari menara kerajaan.

Ayu menangis hebat saat itu. Ia tidak dapat membayangkan betapa sakit dan terlukanya si putri ketika pria yang ia cintai mati di hadapannya.

Ayu jadi berpikir, cinta mereka ditentang karena perbedaan kasta sosial. Seorang wanita terhormat mencintai pria yang hanya seorang rakyat jelata. Kisah mereka berakhir tragis karena perbedaan di antara pria dan wanita itu.

Mungkinkah, kisah Ayu dan Hans berakhir sama seperti mereka? Atau apakah Ayu masih dapat berharap, jika Hans dan dirinya berakhir bahagia?

Ah sudah lah. Bahkan Hans pun sudah menolak cinta Ayu.

Arti cinta bagi Ayu begitu besar. Baginya, cinta yang ia rasakan kepada Hans membuat Ayu merasa bahagia. Desiran dalam dirinya ketika menatap mata biru laut Hans membuat Ayu merasa aman dan merasa senang. Jantungnya berdebar kuat ketika Hans menggenggam tangannya, memberikan rasa hangat yang menjalar sampai hatinya.

Namun Hans mengajarkan arti cinta yang lain untuk Ayu. Kecintaan Hans kepada sesama dan Hindia-Belanda sama besarnya dengan cinta Hans pada Ayu, kepada kedamaian. Namun kecintaannya pada Tuhan tidak dapat terkalahkan oleh apapun.

Mungkin, cinta bagi Hans membuatnya ingin melindungi, menjaga dan menyayangi. Sama seperti cintanya pada Ayu, ia hanya ingin melindungi dan menjaga Ayu yang datang ke dalam hidupnya.

Cinta mengajarkan Ayu banyak hal. Namun ia tak sadar, bahwa cinta dapat membawanya ke dalam kebinasaan.

Hari demi hari kian berganti. Dan Ayu masih saja menunggu Hans kembali. Kerinduan dalam rongga dadanya semakian sesak setiap detik yang ia lalui. Rasa rindu yang kian membuncah dan ingin disampaikan.

Tok tok tok

Suara pintu sore ini membuat Ayu cukup tersentak. Sempat terpikir bahwa itu adalah Hans, pria yang selalu ia tunggu kepulangannya. Ayu bergegas menuju pintu masuk rumah Hans, membuka pintu dan berharap Hans tersenyum menatapnya.

Jack?

Namun ia salah, justru Jack, salah satu tentara Belanda yang pernah Ayu temui di pasar. Sepertinya ia adalah teman Hans karena beberapa kali pernah berkunjung ke rumah ketika Hans belum pergi berperang.

"Hans wacht op je op de heuvel," (Hans menunggumu di bukit)

Bersambung...

Buitenzorg : 1913✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang