selesai

2.4K 295 72
                                    

Hujan mulai mereda mengiringi kepergian dua insan di tanah Buitenzorg hari ini. Semesta menunjukan kesedihannya dengan mengguyur bumi Hindia-Belanda dengan hujan rintik yang membawa hawa dingin dan kesedihan bersamanya.

"Bawa Hans dan kuburkan dia, dan biarkan saja pribumi itu membusuk di sini, ini perintah tuan Rutger," Tarno beranjak meninggalkan anak buah Belandanya untuk membereskan kematian Ayu dan Hans.

Dua tentara Belanda yang datang dengan Tarno membawa Hans ke rumahnya sendiri sebelum di kuburkan di pemakaman umum Buitrnzorg. Sedangkan tentara KNIL itu membiarkan rubuh Ayu tergeletak sendirian di bukit itu. Tanah yang terkena air hujan membuat tubuh Ayu terbalut lumpur, dan kebaya yang ia gunakan pun sudah bercampur darah dan tanah.

Ayu terbaring di tempat favorit nya dengan Hans. Ditemani rintik air yang masih saja turun seolah berduka atas kepergian dua insan manusia yang sangat berbeda.

Tarno mendapat perintah oleh tuan Rutger untuk menghabisi Ayu yang saat itu tengah berada di bukit dekat rumah Hans. Namun ketika Tarno dan beberapa tentara KNIL lainya sampai, mereka melihat Hans yang sudah tergeletak dengan darah mengalir dari jantungnya berada di depan Ayu.

Melihat pimpinan mereka telah tertembak, tanpa pikir panjang tentara Belanda itu membalas dengan menembak mati Ayu di depan Hans saat itu juga.

Kisah romansa yang pernah Ayu baca, memiliki akhir yang cukup bahagia. Walaupun mereka tak bisa bersama hingga akhir hayatnya, tapi pria jelata dengan sang putri telah memenuhi janji mereka yang akan selalu bersama.

Dan mereka bersama-sama meninggalkan dunia yang sangat tidak adil untuk kisah mereka.

Begitu pula dengan Ayu dan Hans. Kisah cinta mereka bahkan sudah berakhir sebelum mereka memulai. Walau sudah berakhir, bukan berarti mereka tidak bahagia bukan?

Hans telah mendapat apa yang ia inginkan. Seperti yang tercantum dalam surat untuk Ayu, ia ingin berpulang dalam pangkuan gadisnya itu. Dan pada saat ia benar telah 'berpulang' ia berada di dekat Ayu. Itu cukup membahagiakan bagi Hans.

Dan Ayu, ia telah menepati janji untuk orang tua nya. Walaupun tidak murni Ayu yang menarik pelatuk senapan laras panjang, Ayu telah menjadi malaikat maut untuk pria yang telah menembak bapak dan ibuk. Sekaligus pria yang sangat ia cintai.

Ia pernah berjanji dan tidak mengingkari, dan janjinya kali ini pun tidak akan terlupa hingga hidup yang selanjutnya.

Semoga, dalam kehidupan selanjutnya semesta menakdirkan Ayu dan Hans bersama, bersatu dan mencapai pantai bahagia. Semoga saja.

•••

Natherland, 1930

Musim dingin mulai menyelimuti tanah Eropa. Natherland juga terdampak musim dingin dengan suhu yang kian menusuk sampai ke tulang. Namun dinginnya pagi ini tidak menghentikan seorang pria berjalan menuju gedung perpustakaan yang ada di pusat kota.

Pria itu menggunakan kemeja berwarna hitam dengan celana kain dan jas yang berwarna coklat. Di tangannya menenteng tas kerja hitam yang selalu ia bawa kemanapun ia pergi.

"goedemorgen meneer Jansen," (selamat pagi tuan Jansen)

Ya. Pria itu adalah Jansen, Jansen Waltz.

Seorang pria mendekat ke arah Jansen dan menjabat tangannya dengan hormat. Jansen juga tersenyum dan membalas sapaan pria tersebut.

"het boek dat u schreef is erg goed meneer, alsof de gebeurtenissen die hebben plaatsgevonden een realiteit waren," (buku yang anda tulis sangat bagus tuan, seolah kejadian yang terjadi adalah sebuah kenyataan)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Buitenzorg : 1913✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang