/8/

362 65 4
                                    

Kalau senyumanmu bisa membuat denyut jantung berirama dengan cepat, itu artinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau senyumanmu bisa membuat denyut jantung berirama dengan cepat, itu artinya. Aku untuk kamu, meski kamu belum tentu untuk aku.

||||||

Ujian semester udah selesai, anak-anak SMA Mentari kaya ngerasa berkurang beban. Ya beban mencontek biar gak ketauan guru. Astagfirulloh.

Begitu juga Nendra yang daritadi gak berhenti buat ngucap kata "kampret" karena liat soal matematika di ujian terakhir tadi.

Sekarang, Nendra, Bumi dan Naray lagi ada diruang tengah. Gak tau sejak kapan Bumi gabung sama mereka berdua dan sekarang lagi makan pop mie+nasi.

"Bum, tumben Lo mau gabung bareng-bareng disini", Tanya Nendra yang baru engeh kalo Bumi ada disamping dia.

Naray yang lagi ngaduk nutrisasi jadi ikutan kepo buat denger jawaban Bumi.

Sebenernya kalo kalian nyangka Bumi sama Naray bakalan jadi sedeket itu karena kemarin itu salah.

Garis bawahi ya, kalo anak manusia ini orangnya bodo amatan, yang satu ansos yang satu gak peduli sama sekitar.

Jadi, baik Bumi sama Naray gak bisa ujug-ujug deket karena mereka bukan tipe orang yang kaya gitu.

"Gue tadi abis bikin pop mie ngambil air panas dari dapur, males ke atas jadi disini dulu", Jawab Bumi.

Nendra senyum-senyum menggelikan, "cie, sering-sering dong kaya gini, biar gue gak sama si beruk Naren terus. Males".

Naray ketawa pelan, yang bikin Bumi sama Nendra auto liatin dia.

"Kenapa?", Tanya Naray bingung.

"Idih, itu lo ngapain ketawa?stress lo?", Ledek Nendra.

"Pala lo ubanan".

Sekarang giliran Bumi yang ketawa. Nendra kaget.

Abis itu, gak ada yang mulai pembicaraan lagi, Nendra sibuk menyehatkan otak, Naray sibuk minum nutrisasi, Bumi sibuk makan pop mie yang daritadi gak habis.

Sampe Nara turun sambil buru-buru sukses buat atensi mereka semua teralihkan.

"Heh heh heh, mau kemana?", Teriak Nendra.

Nara nengok ke ruang tengah, gak sadar kalo daritadi ada 3 orang yang liatin dia.

Air muka Nara sekarang khawatir dan bingung.

Nendra yang liat itu langsung berdiri terus nyamperin Nara.

"Kenapa?", Tanya Nendra lembut.

Nara menggeleng pelan, "nggak, gue mau pergi dulu".

Baru aja mau pergi, tangan Nara langsung ditahan sama Nendra, "gue bukannya kepo, tapi muka lo bikin khawatir jadi Fanara Lo kenapa?".

Nara gigit bibir bawahnya antara mau nangis dan bingung, "ibu sakit ndra, gue mau ke rumah".

Kita Bersama BandungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang