Bunda : Naray, jadi pulang sekarang ya.
Pesan terakhir dari bundanya sukses buat Naray deg-deg an, dia gak tau maksudnya apa kenapa bundanya jadi kaya baik sama dia dan kaya inget sama dia.
Naray emang punya rencana buat pulang hari ini, abis maghrib.
Dia gak bilang ke bunda atau ayahnya, Naray cuma bilang ke Teh Fani asisten rumah tangga di rumahnya.
Tapi kayanya Teh Fani ini ngasih tau perihal rencana pulangnya ke ayah atau bundanya.
Naray gak masalah, cuma gak tau kenapa rasanya beda aja gitu.
Ayah dan bunda Naray mereka nikah karena perjodohan, kalo ada yang bilang cinta datang karena terbiasa mungkin bisa aja terjadi.
Tapi bagi ayah dan bunda Naray, perjodohan ini kaya kutukan buat kehidupan mereka, mereka cuma pura-pura jadi keluarga harmonis didepan kedua orang tuanya.
Mereka punya Naray, 6 tahun setelah Naray lahir ke dunia, Naray hidup dengan keluarga yang hangat dan penuh kasih sayang. Tapi, sejak omanya ibu dari bundanya pergi semuanya jadi berubah.
Naray kecil ngerasain gimana kedua orang tuanya berantem, dan Naray kecil sadar kalo yang selama ini dia dapetin itu cuma sekedar formalitas didepan orang tua ayah dan bundanya aja.
Tiap hari, baik ayah dan bunda selalu bawa laki-laki atau perempuan berbeda ke rumah, siklus nya kaya gitu dan akhirnya berantem.
Makannya, Naray sedikit pengen nentang keputusan keluarga Senja yang mau jodohin dia karena Naray takut semua hal yang awalnya dipaksain itu gak bakalan jadi berhasil.
Tapi sejak kejadian dimana Bumi ngasih tau kalo jangan pernah lari dari masalah, Naray coba buat buka fikirannya dan buang jauh-jauh gengsinya buat pulang dan ngobrol baik-baik sama orang tuanya perihal kondisi dan mentalnya.
Setelah selesai Shalat Maghrib, Naray siap-siap buat pergi pulang, Naray udah bilang sama Nendra, awalnya Nendra nawarin buat nganter tapi Naray tolak. Kali ini, Naray mau terbiasa tanpa Nendra.
Naray cuma pake cardigan hitam dan basic pants moca, lalu ambil tas nya dan pergi.
Baru mau buka pintu keluar, Naray dikagetin sama sosok Bumi yang sekarang lagi nyender disamping pintu diluar.
"Udah siap?", Tanya Bumi tiba-tiba.
Naray ngerutin keningnya bingung, "gue gak ada acara sama lo kan?".
Bumi ngangguk terus masukin tangannya ke saku celana. WEH GANTENG.
"Lo mau pulang kan?", Tanya Bumi.
Naray mendengus sebel.
"Lo cenayang dari mana sih?".
Bumi ketawa terus acak-acakin rambut Naray pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Bersama Bandung
Fiksi RemajaTau apa yang paling membuat Bandung itu, istimewa? Kalau kata Pidi Baiq, Bandung bukan sekedar urusan wilayah belaka, lebih jauh dari itu. Dan Bandung, bersama kita adalah pembelajaran perasaan, bukan hanya perihal cinta, lebih jauh dari itu, Bandun...