/17/

373 57 3
                                    

silahkan putar lagunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

silahkan putar lagunya..

///////////

Keadaan asrama kembali kaya dulu lagi, suram, gak ada yang tegur sapa, gak ada interaksi, bahkan Naren dan Nendra yang hobinya bercanda pun diem aja sekarang.

Mereka semua, keenam manusia penghuni asrama mentari lagi berada di fase menghadapi masalah mereka masing-masing.

Udah 2 hari ini, Naray gak masuk sekolah, begitupun Nendra yang gak berniat mengusik Naray untuk saat ini. Nara yang diem-diem aja, sama kaya Naren dan Senja yang sekarang sibuk pulang pergi dari rumah dan asrama.

Kenaikan kelas sebentar lagi, udah dipastikan Senja bakalan menghadapi sebuah rencana dari orang tuanya. Tunangan.

Kalo Bumi, gak ada satu hari pun dia lewatin buat gak nanya keadaan Naray, berharap Naray kasih penjelasan ke dia dan kasih tau apa salah dia.

Sama kaya hari berikutnya, pertanyaan itu gak dijawab. Tapi hari ini beda, Bumi berhasil ketemu sama Naray di kelas karena Naray udah masuk sekolah.

"Ray", panggil Bumi pelan, sedangkan cewe itu cuma diem sambil nyatet catetan punya Senja.

"Naray dipanggil Bumi", bisik Senja.

"Ray, gue ada salah?".

Lagi-lagi gak ada jawaban. Tolong kalian inget sikap Bumi, dia itu dingin, dia bisa kesel dan marah.

"Ck, childish banget tau ga", Ucapan Bumi berhasil bikin atensi Naray teralihkan, cewe itu langsung natap Bumi dengan tatapan sinis.

"Bisa pergi dari hadapan gue gak?".

"Lo kenapa sih", Tanya Bumi lagi.

Ini pertama kalinya lagi Naray natap muka Bumi, jujur dia kangen.

"Apa gak jelas omongan gue waktu itu?lo tuh beban, jadi pergi aja ya gak usah so deket sama gue lagi", Usir Naray.

"Ray, gue gak tau lo kenapa, tapi yang jelas diginiin tuh gak enak. Gue berusaha bersikap baik dan memperbaiki semuanya kalo pun gue ada salah".

"Apa sih, memperbaiki apa?inget ya kita bahkan gak pernah memulai, jadi apa sih yang mau lo perbaiki, sekarang gue cuma minta lo pergi dan jangan pernah merasa kenal sama gue".

Sehabis ngomong kaya gitu, Bumi beneran pergi.

Gue harap lo sakit hati sama gue bumi, biar semuanya gak keungkap, jangan sampe lo tau kalo gue kakak lo.

Kita Bersama BandungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang