"Pulang yuk?", Jakanendra yang sekarang lagi mainin rambut punya Kanaray masih kekeuh ngomongin kalimat itu dari 15 menit yang lalu.
Naray gak kasih jawaban, dia lebih milih lanjutin tugas yang sebenernya dia juga gak ngerti sama sekali.
"Ray, pulang ayoo", Sekarang Nendra malah makin brutal, yang tadinya mainin rambut Naray doang, sekarang udah narik-narik tangan Naray.
Naray menghela nafas panjang, pasti kalo gabut topiknya masalah pulang terus.
Dia tutup buku yang judulnya matematika itu, terus ngerubah posisi jadi duduk.
"Bisa diem gak sih?", Ucap Naray sambil liat muka tengil Nendra.
Asli deh, Naray tuh kadang suka gak habis fikir. Bisa-bisanya dia bertahan sahabatan dari kecil sama manusia berwujud kue lemper ini.
"Gue diem, tapi ayo pulang", Jawab Nendra.
"Gak mau Jakanendra", Jawab Nayra dengan muka datarnya.
Nendra menghela nafas terus berdiri, dia natap Naray lama terus jalan mundar-mandir.
Gakjelas, Naray dalam hati udah mau nyemplungin orang didepannya ini ke laut aja.
"Kenapa sih ray?pulang enak tau. Minta uang jajan lebih", Ucap Nendra lagi.
"Gak perlu, uang jajan yang dikirim tiap bulan juga udah cukup", Jawab Naray.
"Ya tapi kan setidaknya, maneh teh kalo pulang tuh bisa merasakan kenyamanan di rumah sendiri kitu loh", Jelas Nendra.
Naray menggeleng keras.
"Gak mau, Jaka", Tegas Naray.
"Jangan panggil gue Jaka anjir!", Marah Nendra waktu denger Naray manggil dia Jaka.
"Dih biarin".
"GAK MAU ANJIR, LO TAU GA GUE TUH BERASA JADI DOKTER-DOKTER BOONGAN YANG DI SINETRON KU MENANGIS. SUKA ADA NAMANYA JAKA PASARAN JINGAN", Naray cuma kicep doang liat Jaka sekarang teriak-teriak.
Naray bangun dari duduknya, terus ngambil tisu di atas meja belajarnya.
"Elap, tadi ada air terjun dari mulut lo", Ucap Naray terus pergi ninggalin Nendra yang masih diem.
||||||
Kanaray, ada satu alasan kenapa dia gak pernah mau pulang. Kaya, buat apa pulang kalo rumah pun gak bisa bikin nyaman kaya apa yang di bilang Nendra tadi.
Naray kadang suka merasa bersalah, karena dia bawa Nendra buat pergi dari lingkungan yang menurut dia udah gak pantes di tinggalin.
Naray, perempuan yang sekarang umurnya masih 17 tahun mutusin buat ninggalin rumah. Gak pulang, gak pernah minta apapun selayaknya anak yang sekarang lagi beger-beger nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Bersama Bandung
Teen FictionTau apa yang paling membuat Bandung itu, istimewa? Kalau kata Pidi Baiq, Bandung bukan sekedar urusan wilayah belaka, lebih jauh dari itu. Dan Bandung, bersama kita adalah pembelajaran perasaan, bukan hanya perihal cinta, lebih jauh dari itu, Bandun...