universe

661 70 7
                                    

Alternative Universe

Lee Taeyong
Nakamoto Yuta

.

.

.

.

Taeyong tengah kebingungan di persimpangan jalan. Berpikir apakah dia harus belok ke kiri atau ke kanan. Ke kiri untuk jalan menuju rumahnya dan ke kanan untuk menuju rumah Yuta, kekasihnya. Setelah beberapa lama berpikir, dia akhirnya berbelok ke kanan.

Waktu yang sudah malam membuat jalanan begitu sepi. Hanya ada Taeyong ditemani cahaya dari lampu yang menerangi jalan.

Kini Taeyong sudah sampai di depan unit apartment Yuta. Dia memekan tombol bel dengan jari telunjuknya. Menunggu beberapa saat hingga pintunya terbuka, menampakkan sosok yang dia rindukan selama seminggu terakhir. Taeyong langsung memeluknya tanpa mengucap sepatah kata pun.

"Masuklah dulu, kau berat tau!" protes Yuta.

Taeyong menolak. Dia justru semakin menenggelamkan wajahnya di leher yang lebih muda. Yuta menghela napas pelan.

"Masuk atau keluar?"

"Kebetulan sekali, aku ingin memasukimu." ujar Taeyong dengan nada berbisik tepat di samping telinga Yuta.

Kedua manik Yuta membulat. Dia kemudian melepas pelukan Taeyong secara paksa dan masuk ke dalam sebelum pria itu sempat merengkuhnya kembali. Taeyong terkekeh pelan, pemandangan Yuta yang sedang sebal terlihat lucu di matanya. Pria Lee itu melepas sepatu sebelum menyusul ke dalam.

Si pemuda Jepang sibuk membalik omelet yang sempat dia tinggal tadi dan untungnya belum gosong. Kegiatannya lagi-lagi terganggu oleh sepasang tangan yang kini melingkar di pinggangnya. Pergerakannya menjadi terhambat karena itu.

"Mandi dulu sana!"

"Aku akan mandi setelah makan."

"Kalau begitu jangan ganggu aku!"

"Tidak mau."

"Mau ku goreng wajah tampanmu itu, hah?!"

"Kalau nanti aku jelek kau juga masih mencintaiku, kan?"

Yuta paling tidak suka ketika Taeyong mengeluarkan gombalan kuno semacam ini karena itu membuatnya muak. Poin utamanya karena ratusan kembang api terasa meledak di perutnya. Yuta berakhir pasrah, dia menata makanan di meja dengan Taeyong yang terus menempelinya.

Dominan manja itu sudah duduk manis di meja makan saat Yuta mengambil minum untuk mereka berdua. Makan malam pun berlangsung dengan tenang.

—————

Taeyong masuk ke kamar setelah mandi dan berganti baju. Yuta sudah berbaring di tempat tidur membelakangi pintu sehingga tak menyadari kehadiran Taeyong. Hingga merasakan kasur di belakangnya bergerak, Yuta berbalik disambut kecupan singkat di bibir.

"Kau kemana saja, hng?" rengek Yuta sembari menenggelamkan wajahnya di dada bidang Taeyong.

"Aku ke Daegu, maaf tidak sempat mengabarimu." Taeyong mencium kening Yuta berkali-kali sebagai permintaan maafnya.

"Setidaknya beritahu kalau kau mau pergi. Jahat!"

Dug!  Yuta memukul Taeyong di dada. Yang dipukul hanya tertawa, sekeras apapun pukulan Yuta tidak akan terasa sakit baginya.

"Kenapa? Kau merindukanku?" goda Taeyong, mencoba membuat kekasih manisnya itu tersipu.

"Tidak, siapa bilang!"

Yuta mengeratkan pelukannya, menyembunyikan wajah yang menurut dugaan Taeyong sedang memerah.

"Maaf, aku tidak akan mengulanginya lagi." Sekali lagi Taeyong mencium kening itu dalam durasi yang lebih panjang.

"Hampir lupa, aku membawa oleh-oleh untukmu. Mau lihat?"

Tidak ada jawaban. Taeyong sedikit heran. Dia lalu memundurkan badannya dan menemukan Yuta yang baru saja pergi ke alam mimpinya.

"Sudah tidur ternyata," gumam Taeyong masih terus memandangi wajah pujaannya. Mata bulat yang membentuk bulan sabit ketika tersenyum, hidung mancung untuk bernapas, dan bibir agak tebal yang membuat Taeyong ingin menciumnya tiap kali melihatnya. Meski kali ini dia harus menahan keinginan itu karena tidak ingin membuat kesayangannya terbangun.

Bertemu dengan Yuta menjadi salah satu hal yang paling Taeyong syukuri dalam hidupnya. Dia tidak pernah—dan tidak ingin membayangkan bagimana jadinya jika dia tidak dipertemukan dengan seseorang yang kini tidur nyenyak di hadapannya.

Taeyong sangat sangat mencintainya. Karena baginya, Yuta lebih dari sekedar rumahnya. Yuta adalah semestanya.



—————

Written In The StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang