Alternative Universe
Lee Taeyong
Nakamoto Yuta.
.
.
.
Yuta menyandarkan tubuhnya di tembok koridor sejak 15 menit yang lalu. Ia tengah menunggu kekasihnya yang sedang kuliah di dalam sana. Tak lama kemudian, dosen yang mengajar keluar. Menandakan sebentar lagi para mahasiswa juga keluar.
Yuta mendekat ke pintu, mencari sosok yang ia tunggu.
"Taeyong!"
Yang merasa dipanggil menoleh, "Yuta, ngapain kesini?"
Yuta merasa wajar ditanya demikian karena memang hari ini harusnya dia tidak ada jadwal kuliah. Dia kesini untuk menemui Taeyong.
"Mau makan siang bareng? Sekalian ada yang mau aku omongin," tawarnya.
Taeyong mengangguk tanpa ragu. Ia meenggenggam tangan Yuta. Mereka pun menuju kafetaria.
Depan Taeyong sudah dipenuhi makanan. Berbeda dengan Yuta yang hanya memesan jus mangga. Padahal dia yang mengajak makan siang.
"Apa yang mau diomongin?" tanya Taeyong sebelum memasukkan suapan pertama ke dalam mulut.
"Nanti aja abis makan, daripada nafsu makanmu ilang."
Taeyong menurut. Dia menghabiskan makanannya tanpa banyak bicara. Sedangkan Yuta sibuk dengan pikirannya sendiri.
"Yuu!"
"Eh? Apa?"
"Kan bengong, mikirin aku ya?"
"Geer idih, abisin dulu tuh rujaknya!"
"Udah abis dari tadi, kamu bengong sih."
Yuta baru menyadarinya, ia melamun terlalu lama.
"Jadi—"
"Bentar dulu, aku mau beli es teh."
Yuta mendengus kesal karena Taeyong memotong ucapannya dan malah pergi. Pemuda itu meneguk jus mangganya hingga tandas.
"Maaf ya lama."
Taeyong sudah kembali, membawa segelas es teh segar yang membuat gelas kaca itu mengembun di bagian luarnya. Dia meminumnya melalui sedotan karena gigi depannya sensitif. Informasi yang tidak penting.
"Kamu ada niatan nikahin aku gak, dalam waktu dekat?"
Taeyong mencoba tenang setelah tersedak. Pertanyaan itu terlalu tiba-tiba.
"Jelas ada, tapi kalau dalam waktudekat gak mungkin banget. Aku aja sarapan masih pake nasi sama kecap," jawab Taeyong sambil meratapi dirinya sebagai anak kosan dengan kondisi ekonomi memprihatinkan.
"Kalo kamu bilang kan nanti kita beli gudeg!"
"Ya kali aku makan pagi siang malem kamu terus yang beliin. Bisa bisa harga diriku sebagai seme tercemar."
"Mana ada harga diri, ginjalmu dijual paling dapet permen sebungkus!"
"Yaudah iya, kamu yang ginjalnya emas. Ngegas mulu ih kaya rossi. Emang kenapa?"
Yuta mendengus—lagi.
"Kamu tau kan kondisi papa aku gimana?"
Taeyong mengangguk, menunggu apa yang akan dikatakan Yuta selanjutnya.
"Dia pengen aku nikah secepetnya."
Betul kata Yuta, nafsu makan Taeyong akan hilang kalau membicarakan ini sebelum makan.
Pemuda bermarga Lee itu bimbang. Menikah dengan Yuta menjadi tujuan selama ini dia mengejar ambisinya. Tang dalam perkiraannya akan terjadi beberapa tahun lagi, bukan sekarang.
"Terus?"
"Makanya aku tanya itu ke kamu. Kalau gak bisa, terpaksa aku dijodohin sama anak temennya papa. Namanya Jaehyun, aku pernah ketemu. Orangnya baik sih."
Yuta terlalu takut hanya untuk menatap Taeyong, sebab itu dia menunduk. Memainkaan jemarinya sebagai pengalihan.
Taeyong pun terdiam, tahu Yuta juga tidak menginginkan hal ini.
"Kamu mau dijodohin sama si jahe jahe itu?" tanya Taeyong hati-hati.
Yuta menggeleng lemah, "Aku gak mau dijodohin, tapi juga gak mau bikin papa kecewa."
"Kalau aku nikah sama Jaehyun dulu, nanti kalo udah waktunya aku sama Jaehyun cerai terus kita nikah, gimana?"
Taeyong tertawa kecil, ide menarik tapi tidak patut dilakukan.
"Gini ya Yuta sayangku, nikah itu sakral, bukan permainan yang kamu bisa ganti pasangan seenak jidat kaya gitu."
Jujur, Yuta ingin menangis rasanya. Dia tidak ingin membuat papanya kecewa dan berpisah dengan kekasihnya. Tapi untuk membuat papanya tidak lecewa dia harus berpisah dengan Taeyong.
"Kalo kamu sayang sama papa kamu turutin aja. Toh, beliau mesti tau yang terbaik buat kamu. Gak usah peduliin aku, mungkin emang takdirnya aku jagain jodoh orang." Taeyong mengakhiri kalimatnya dengan tawa getir.
"Terus kita gimana?" tanya Yuta.
"Ya mau gimana lagi?"
Yuta memajukan bibir yang membuat Taeyong ingin menciumnya—kalau tidak ingat mereka bukan lagi sepasang kekasih.
Berlawanan dengn Yuta, Taeyong justru tersenyum. Berusaha menyembunyikan dukanya dan telihat tenang meski sebuah luka baru muncul di hatinya.
"Jadi nikahnya kapan?"
"Katanya sih mau bulan depan."
"Wih, jangan lupa undang aku ya!"
"Gak mau!"
"Kenapa?"
Yuta ingin mencubit Taeyong kalau saja tidak terhalang meja. Dasar tidak peka.
"Aku kan maunya nikah sama kamu ish!"
—————
tumben banget ni otak ku bisa mikir 😍
untuk segala typo mohon dimaafkan, aku males revisi, dah ngantukk wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Written In The Stars
ФанфикOur story is written in the stars just a oneshoot or short story collection with NCT's 𝗟𝗲𝗲 𝗧𝗮𝗲𝘆𝗼𝗻𝗴 and 𝗡𝗮𝗸𝗮𝗺𝗼𝘁𝗼 𝗬𝘂𝘁𝗮 as main cast. - strictly top!ty - ga mesti romance - jangan berharap ada scene 'ehem' yg dijelasin sejelas-je...