Alternative Universe
Lee Taeyong
Nakamoto Yuta.
.
.
.
"Katanya haus, kenapa tidak beli minuman?" tanya seorang pemuda bernama Ten pada sahabatnya.
"Aku sedang minum sekarang," jawabnya tanpa mengalihkan pandangan.
Ten mengernyit. Jelas-jelas Yuta—sahabatnya— tidak sedang memegang minuman apapun. Yang ada pemuda Jepang itu hanya sedang menatap lurus ke depan dengan wajah yang ia topang menggunakan kedua tangan. Ia sama sekali tak berkedip meski Ten beberapa kali melambaikan tangan di depan wajahnya.
Ten jadi penasaran apa yang begitu menarik sehingga membuat Yuta 'minum menggunakan mata'. Ia pun mengikuti arah pandangnya. Ah, pantas saja.
"Jadi dia alasan kau tidak bisa tidur semalam?" Ten menebak.
Semalam Yuta sama sekali tidak bisa memejamkan mata untuk tidur tak peduli berapa kali ia mencoba. Ten sebagai teman sekamarnya di asrama pun menjadi korban. Yuta dengan tidak beradabnya memaksa Ten tetap bangun dan menemani. Saat Ten bertanya kenapa tidak bisa tidur, 'tidak apa-apa' selalu menjadi jawabannya. Padahal Ten tahu ada yang tidak beres dengan anak itu.
Yuta mengiyakan pertanyaan Ten. Objek pandangannya saat ini yang terus berkeliaran di pikirannya tanpa henti. Hingga Yuta berasumsi dirinya berada di bawah pengaruh mantra. Entah apapun itu, Yuta menyukainya.
"Ten, sepertinya aku melanggar hukum." Yuta akhrinya mengalihkan pandangan, menatap Ten serius.
Pemuda Thailand itu membelalakkan matanya. Di negara ini, hampir 24 jam dalam sehari ia habiskan dengan Yuta yang tidak jauh darinya. Dan fakta bahwa Yuta mengaku dirinya melanggar hukum tentu membuatnya terkejut. Kapan dia melakukan itu?
"Aku belum dewasa, tapi sudah mabuk."
Sebelah pipi Ten bergetar. Dia pikir apa. Ternyata melanggar hukum yang Yuta maksud tidak seserius yang dikira. Sial, dia tertipu. Tapi ya... tidak juga sih sepertinya. Yuta benar-benar terlihat seperti orang mabuk sekarang.
Mabuk cinta.
Yuta kembali menatap objeknya karena tidak ada respon dari Ten. Namun tak berapa lama pandangannya tertutupi sesuatu. Tangan Ten.
"Sudah cukup, kau bisa overdosis."
Ten menyeret Yuta dari sana. Pemuda Jepang itu memberontak. Ia merasa seperti tawanan, diseret dengan mata tertutup tanpa tahu mereka pergi ke arah mana.
"Diam, nanti kuberi tahu nama cowok itu."
Yuta tenang seketika. Membiarkan Ten membawanya entah ke mana.
Mereka berhenti. Ten menjauhkan tangan dari wajah Yuta. Akhirnya Yuta bisa melihat dunia dengan lega meski tak bertahan lama. Jantungnya berdegup lebih kencang hanya dalam beberapa milidetik setelah ia membuka mata.
Kenapa Ten membawanya kesini?
"Hai! Siapa namamu?" Yuta jelas mengenali suara ini. Homo sapiens asal Thailand yang membawanya ke depan objek yang menjadi interesnya tadi. Yuta belum siap.
"Lee Taeyong."
Yuta terkesima. Ini pertama kali ia mendengar suaranya. Dan itu sukses membuatnya melihat kelip bintang di siang hari.
"Aku Chittapon Leechaiyapornkul. Panggil saja Ten."
Hening sejenak. Pemuda bernama Taeyong dan beberapa temannya yang ada di sana terlihat bingung mendengar nama lengkap Ten yang membelit lidah.
"Dan ini temanku, Nakamoto Yuta."
Mendengar namanya disebut, Yuta tersenyun tipis dan membungkukkan kepala sedikit. Dia tidak berekspetasi Ten akan menyebut namanya juga.
"Dia menyukaimu."
Balas dendam. Kini giliran Yuta menyeret ten keluar dari keramaian kantin dengan sekuat tenaga.
"Chittapon bodoh!"
—————
yg kmrn anggep aja spoiler 🤭
KAMU SEDANG MEMBACA
Written In The Stars
FanfictionOur story is written in the stars just a oneshoot or short story collection with NCT's 𝗟𝗲𝗲 𝗧𝗮𝗲𝘆𝗼𝗻𝗴 and 𝗡𝗮𝗸𝗮𝗺𝗼𝘁𝗼 𝗬𝘂𝘁𝗮 as main cast. - strictly top!ty - ga mesti romance - jangan berharap ada scene 'ehem' yg dijelasin sejelas-je...