...

697 75 21
                                    

Alternative Universe

Lee Taeyong
Nakamoto Yuta

.

.

.

.

Kehadiran Yuta di sampingnya ketika bangun tidur memberi kesenangan sendiri bagi Taeyong. Dengan wajah malaikatnya yang begitu damai. Membuat Taeyong betah berlama-lama menatap wajahnya. Sesekali memberi kecupan di beberapa bagian.

Hal itu justru mengusik si pemuda Jepang dari mimpinya. Apalagi sesuatu yang menerobos masuk ke mulutnya tanpa izin. Tanpa membuka mata pun dia tau siapa pelakunya. Yuta masih tak bergerak. Berencana membiarkan Taeyong bermain sendiri tanpa ada balasan darinya.

Namun Taeyong tidak berhenti. Tetap melanjutkan kegiatannya sampai sebuah tangan memukul dada telanjangnya. Taeyong melepaskan ciuman seiring dengan seringaian yang tercetak di bibirnya. Menatap pemuda manis di depannya yang bernapas terengah-engah.

"Maaf membangunkamu."

Yuta merotasikan bola matanya, "Kamu sengaja melakukannya."

Taeyong terkekeh pelan. Sebelum akhirnya menarik Yuta lebih dalam ke pelukannya. Dia menaruh dagu di puncak kepala Yuta. Pemuda manis itu menghadap langsung dada bidang kekasihnya. Meski sudah berkali-kali dalam keadaan seperti ini, kedua tetap pipinya memerah tanpa disadari.

"Yongie," panggil Yuta.

"Ya?"

"Kamu hari ini tidak kemana-mana kan?"

Taeyong berpikir, mengingaat jadwal pekerjaannya. Seingatnya, dia sudah menyelesaikan semua pekerjaannya kemarin. Sengaja dilakukan agar bisa menghabiskan waktu bersama Yuta hari ini.

"Tidak, aku akan tinggal di sini seharian."

Yuta menarik kedua sudut bibirnya ke samping, membuat senyuman tipis di sana. Sambil menggumam kata 'syukurlah'

"Kamu senang, hm?"

"Tentu."

Setelah itu keheningan memenuhi atmosfer ruangan. Hingga hembusan napas dan detak jantung mereka terdengar jelas dari dekat. Suasana ini membuat Yuta kembali mengantuk. Dia menyamankan posisinya. Matanya hampir terpejam sempurna. Namun tidak jadi karena Taeyong yang lagi-lagi mengganggu tidurnya.

"Ayo sarapan!"

Yuta mendengus sebal. Menghindari tatapan memohon yang dilemparkan Taeyong padanya. Ayolah, dia masih lelah karena perang panas yang berlangsung berjam-jam semalam. Bahkan pinggangnya terasa remuk karena Taeyong benar-benar menghajarnya.

"Aku masih ingin tidur."

"Tidurlah, aku yang buat sarapan."

Taeyong mengecup dahi Yuta sekilas lalu melepaskan pelukannya. Berjalan menuju lemari. Mengambil pakaian untuk menutupi tubuh telanjangnya.

Yuta mencoba membuka mata. Dan menyesal di detik berikutnya. Karena malah tidak sengaja melihat Taeyong tanpa busana di depan lemari. Ditambah punggung Taeyong yang penuh bekas cakaran. Yang tidak lain dibuat oleh tangannya sendiri.

Sialan, kenapa aku jadi malu?

Bayangan tentang kegiatan mereka semalam malah terus datang ke pikiran Yuta. Membuatnya jadi semakin sulit tidur. Sampai akhirnya menyerah, dia tidak akan tidur lagi.

Yuta memutuskan untuk menyusul Taeyong di dapur. Setelah memakai pakaian tentunya. Tidak mungkin dia keluar tanpa mengenakan apapun. Meski hanya celana setengah paha dan hoodie kebesaran milik Taeyong.

Tepat saat Yuta datang, Taeyong selesai menata meja. Sudah tersaji dua lembar roti panggang di setiap piring dengan telur mata sapi di atasnya.

Yuta menarik salah satu kursi di sana dan mendudukkan tubuhnya. "Ini yang kamu sebut memasak?" ujarnya dengan nada sarkas.

"Kulkasmu sendiri kosong, mau masak sayur busuk? Es batu?"

Tidak ada jawaban. Yuta sudah sibuk mengunyah roti yang memenuhi mulutnya. Pipi tirusnya menggembung mengundang tawa dari pria di depannya.

"Jangan buru-buru, tidak ada yang akan mencurinya," ujar Taeyong seraya membersihkan remahan roti di sekitar mulut Yuta.

Yuta bergeming, masih mengunyah rotinya pelan. Merasakan pipinya memanas.

Mereka makan dalam kesunyian. Sebelum ponsel Taeyong berdering di meja. Si pemilik langsung mengambilnya.

Taeyong bangkit, menjauh dari sana.

"Istriku menelepon."

Yuta masih diam. Realitas itu seakan menghantamnya. Mengingatkan dimana posisinya berada. Menjatuhkannya dari ekspetasi yang dia buat sendiri.



Salahkah dia berharap lebih?






—————

Written In The StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang