Happy reading
*
*
*
*
*
Main cast : Yoon Jeonghan SEVENTEEN
Yoo Jeongyeon Twice"Permisi pak! Apa ini stasiun C?" Seorang Pemuda berucap setelah ia turun dari kereta yang di tumpanginya.
"Ini stasiun E anak muda bukan stasiun C!" Pemuda itu membulatkan mata setelah mendengar ucapan dari satpam stasiun.
"Stasiun E? Ah baiklah terima kasih pak," Pemuda yang bernama Jeonghan itu mengusap wajahnya gusar, dia merutuki dirinya sendiri karena tertidur ketika hampir sampai di stasiun yang ia tuju.
"Sial! Sial! Sial! Bagaimana bisa aku tertidur begitu kereta sudah mau sampai! Dan sekarang bagaimana aku akan kembali? Apa disini ada mesin atm atau tidak ya?" Jeonghan melihat sekeliling mencari mesin atm namun nihil dia tidak menemukannya.
"Hei kau mencari apa?" Seorang gadis berambut sebahu bertanya setelah ia menepuk pundak Jeonghan.
"Aku mencari mesin ATM apa disekitar sini ada?" Jeonghan bertanya sambil mengikuti gadis itu pergi berjalan.
"Mesin ATM? Mesin apa itu?" Gadis itu berjalan sambil melompat kecil dan memetik bunga.
"Yang benar saja masa kau tidak tau mesin ATM?! Mesin yang kau gunakan untuk memgambil uang di bank!" Jeonghan menjawab dengan sedikit kesal tapi dia terus mengikuti gadis itu.
"Disini tidak ada mesin seperti itu, kau sendiri lihat disini kebanyakan orang masih menggunakan lentera bukannya listrik seperti di kota," Jeongyeon menjawab sambil berjalan mundur menatap Jeonghan.
"Hanya rumah yang pemiliknya berdarah biru yang sudah menggunakan listrik," Jeongyeon kembali berucap sambil menunjukkan rumahnya sendiri.
"Ini rumahmu?" Jeongyeon mengangkuk ketika Jeonghan bertanya tentang rumahnya.
"Rumahmu dekat dengan stasiun kereta api? Memangnya tidak berisik?" Jeongyeon menggeleng mengambil tas lalu kembali keluar rumah diikuti dengan Jeonghan dibelakangnya.
"Aku tidak tinggal disini, rumah ini biasanya disewakan untuk para turis yang datang untuk berkunjung kemari," Jeongyeon menjawab lalu melihat kanan kiri ada kendaraan lewat atau tidak.
"Lalu kau sewakan rumah ini untukku? Aku tidak mau! Disini terlalu berisik!" Jeongyeon menatap Jeonghan sinis.
"Siapa yang akan menyewakannya untukmu? Rumah ini akan di renovasi makanya aku datang, jika tidak sekarang aku sudah berada dihutan bersama teman temanku menangkap para pemburu yang sering berkeliaran," Jeongyeon berucap lalu menaiki bajai yang ia hentikan barusan.
"Serius kau akan meninggalkanku sendirian? Ini sudah malam dan aku bahkan tidak tau daerah ini!" Protesan Jeonghan membuat Jeongyeon menyembulkan kepalanya keluar.
"Kalau begitu naik cepat! Aku harus segera pulang! Ayah dan kakakku menungguku dirumah!" Jeonghan langsung naik ketika mendengar balasan ucapan dari Jeongyeon.
"Apa rumahmu jauh?" Jeongyeon menatap Jeonghan sebentar lalu mengangkuk.
"Butuh waktu 25 menit untuk sampai, biasanya kakak yang akan mengantarku dengan motornya tapi dia sedang sibuk saat ini," Jeonghan mengangkuk mendengar jawaban Jeongyeon.
"Kau berapa bersaudara?" Jeonghan yang hampir tertidur menoleh.
"Aku anak tunggal, kau sendiri berapa bersaudara?" Jeongyeon menunjukkan 7 jarinya dan Jeonghan melotot tak percaya.
"Serius?! Kau 7 bersaudara?" Jeongyeon mengangkuk pasti.
"Bisa kupinjam bahumu? Aku ingin tidur," Jeonghan mengangkuk ketika mendengar ucapan Jeongyeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story Yoo Jeongyeon
RandomHanya sekedar imajinasi author mengenai mbak Jeongyeon dan mas idol kpop yang terlalu menumpuk di otak dan terlalu disayangkan jika harus disia-siakan.