Regan, laki - laki yang mudah depresi dan menganggap hidupnya sebagai sesuatu yang menjijikkan.
Rasa sakit. Kebencian. Kekecewaan.
Dia terlahir dari tiga kata itu.
Menyayatkan benda tajam ke area tubuhnya adalah hal yang wajib ia lakukan untuk mere...
Regan berjalan menaiki tangga apartemen nya dengan langkah sedikit lunglai, sesekali ia memijat tangan kirinya yang terasa ngilu.
"Kamu udah pulang?" Entah sejak kapan Reina sudah duduk di atas tangga sambil memperhatikan Regan. Di samping cewek itu, terdapat beberapa bungkus Snack yang Regan yakini bahwa itu adalah Snack miliknya.
Dasar pencuri kecil.
Untung Regan sayang.
"Gak Rein, gue baru aja mau berangkat sekolah"Regan ikut duduk di samping pacarnya itu.
"Oooo, bagus deh kalo gitu"
"Apanya yang bagus pe'a"
"Kamu"
"Gue kenapa?"
"Ganteng"
"Mwehehehe sejak lahir aja gue emang ganteng banget"
"Sayangnya waktu itu aku belum lahir"Reina mengusap kening cowok didepannya itu ketika melihat keringat mulai menetes.
Regan menarik nafas dalam saat merasakan debaran jantungnya yang terlalu sialan untuk diajak kompromi.
"Aku pinter banget buat kamu bulshing ya"Reina pamer karena melihat perubahan wajah Regan yang memerah.
"Bangsat" Regan masuk ke dalam apartemen nya kemudian merebahkan tubuh itu ke sofa. Dia suka sekali melihat pemandangan malam dari balik jendela besar kamarnya.
"Kamu gak mau makan atau mandi dulu?"Reina berjongkok kemudian tangannya terulur untuk mengelus rambut Regan
"Males"
"Kalo kamu sakit gimana?"
"Lo yang ngurus gue"
Regan beralih menatap wajah cewek didepannya. Dia mengelus lembut pipi Chubby itu dengan satu tangannya.
"Kenapa gue bisa sayang banget sama Lo"
Reina mengedikkan bahu acuh
"Regan"
"Hmmmm"
"Gimana nasib mama kamu?"
Regan diam
"Regan"
"Berisik lo"
Suasana terlalu canggung untuk melanjutkan pembicaraan ini, Reina mulai beralih mengganti topik pembicaraan.
"Tadi siang kenapa kelas kamu gaduh banget?"Reina menopang dagunya sambil memperhatikan Regan yang mulai memejamkan mata
"Oh itu.......Darren nembak Lesya tapi Sekar malah--"
"Kak Sekar ngapain?" Reina memotong pembicaraan itu
"Kepo"
"Kamu mah gitu"
"Udah lah gue ngantuk"Dengan satu loncatan, Regan langsung merebahkan tubuhnya ke atas kasur"Sana pulang aja Lo"
"Cih ngusir" Reina keluar dari apartemen Regan dengan hati sedikit dongkol. Padahal sejak tadi sore, dia selalu menunggu pacar nya itu pulang.
Tidak apa.
"REGAN"
Belum sempat anak semata wayang Maherza Putra itu memejamkan matanya, Dia langsung dikagetkan oleh suara jeritan Reina dari luar.
"Rein Lo gak papa?" Regan mematung seketika saat melihat kepala bodyguard keluarga Maherza Putra sudah berdiri di ambang pintu apartemen nya dengan membawa puluhan anak buah
Ya, Dia Leonard
Reina langsung berlari ke arah Regan dan berlindung di balik tubuh kekar itu.
......................... BERSAMBUNG
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.