Altar dan Reina duduk di kantin saling berhadapan. Mereka menikmati makanannya dengan hidmat dan sesekali mengeluarkan candaan receh.Begitu tenang dan damai.
Semua berjalan sangat romantis, sampai kakacauan datang karena kehadiran Regan.
Cowok itu koar - koar sambil memamerkan wadah tupperware berbentuk kepala tikus yang sebenarnya adalah tokoh Mickey mouse" Hmmmm.....masakan cewek yang gue suka emang paling enak"
Berhubung Reina dan Altar hanya duduk berdua, Regan niat sekali bergabung dengan mereka. Dia duduk di samping Reina. Hal itu membuat Altar jengah.
Darren menyusul bersama Geraldin dan Melodi. Dia menarik tengkuk sahabatnya kasar"Lo bego? Pindah lah, gausah cari masalah"
Regan menepis tangan Darren tidak suka"Ini bangku buat umum Beb....lo duduk di sini aja temenin gue. Biar Geraldin sama Melodi menghabiskan waktu berdua"
Geraldin menolak, dia duduk di samping Altar kemudian memakan Mi ayam yang baru saja ia pesan. Melodi hanya bisa mengikuti cowok itu.
"Masakan doi emang paling enak" Regan membuka tutup bekal makan siang yang diberikan Reina sambil menatap Altar. Jelas sekali gurat wajah pacar Reina itu sedang menahan marah.
Altar mengengam tangan Reina posesif"Itu kamu yang masakin?"
Reina diam. Jika dia berkata 'iya' sudah tentu keributan akan tercipta. Tapi jika mengatakan'Tidak'' sama saja bohong kan?
"Jawab Rein?"Altar menuntut.
"Emang orang yang gue suka itu cuma Reina?"Regan sewot sambil memakan nasi gorengnya"Gue juga suka Geraldin, tapi jauh lebih suka sama Darren"
Ucapan Regan ini sudah membuat bulu kuduk Darren meremang. Dia agak menyesal mempunyai sahabat yang lagaknya mirip Fujo.
"Lo Gay?"Altar tersenyum. Dia tidak pernah membenci Regan sekalipun. Namun, sikap Regan yang menjadi penghalang antara hubungannya dengan Reina sudah cukup membuatnya jengah.
"Engak ya Rein?"Regan beralih menatap Reina"Gue kan....normal"
"Lo.....!!"Altar memajukan piring nasi goreng miliknya ke hadapan Reina"Suapin aku Rein"
Reina tersenyum kemudian mulai menyuapi Altar.
Regan tidak peduli. Bahkan ia tidak merasa cemburu sekalipun. Altar itu kalah jauh dengan dirinya.
Pelukan pertama Reina itu Regan.
Ciuman pertama Reina juga Regan.
Reina jauh lebih peduli pada Regan.
"Semua tentang gue" Regan menoel pipi Reina gemas. Altar sudah merah padam melihat tingkah laku saingannya.
Dasar cowok tidak punya malu.
Berani sekali anak semata Wayang Maherza Putra itu menyentuh pacarnya."Reina kamu diem aja?"Altar cemburu.
Reina menghela nafas panjang"Aku rasa gak ada orang di samping aku"
Altar ngakak. Baguslah kalo Regan tidak dianggap. Dia penasaran dengan Reaksi saingannya saat mendengar itu.
Regan tidak terganggu. Dia justru menunjukkan wajah songongnya
"Gak dianggep juga gak papa, yang penting di kasih perhatian tiap hari""Mimpi bang?"Altar menunjuk wajah Regan dengan sendok makannya.
Regan menunjuk dirinya sendiri. Dia celingak-celinguk tidak jelas lalu kembali menatap Altar"Eh? Emang kita kenal? Sok akrab yeee"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANOTHER
Teen FictionRegan, laki - laki yang mudah depresi dan menganggap hidupnya sebagai sesuatu yang menjijikkan. Rasa sakit. Kebencian. Kekecewaan. Dia terlahir dari tiga kata itu. Menyayatkan benda tajam ke area tubuhnya adalah hal yang wajib ia lakukan untuk mere...