12

11K 877 31
                                    


"Gila. Gila. Gila. Gue gak pernah liat Regan kaya gini" Darren menggeleng tidak percaya dengan pemandangan di depannya. Dia masih duduk  di bangku paling pojok  kantin.

Geraldin dan Melodi yang duduk satu bangku pun tak kalah terkejutnya melihat Regan segila ini.

Regan dan Altar sedang merebutkan Reina.

"Biar Reina sama gue" Altar menarik tangan pacarnya kasar.

Regan tidak mau kalah, dia menarik lengan Reina hingga cewek itu menubruk dadanya"Setelah lo campakin Reina, lo mau pungut dia lagi?"

Permasalahan nya sepele, Reina yang ingin makan di kantin tidak sengaja menubruk salah satu kakak kelas hingga jus jeruk yang ia pegang jatuh mengenai bajunya. Regan respek menarik tangan Reina dan ingin membawanya ke wc, tapi niat baik itu langsung dicegah Altar.

Altar tersenyum bersahabat. Ini adalah cara untuk menjatuhkan lawannya"Oh ya? Kapan gue ngecampaikin Reina? Dan sejauh mana lo jadi stalker gila kita? Apa lo suka sama pacar gue?"

Regan ngakak"Pencitraan lo bagus"

"Makasih. Setelah Reina lulus, gue bakal nikah sama dia. Gue juga bakal undang lo kok" Altar menarik Reina mendekat kemudian merangkulnya.

Lagi - lagi Regan ngakak.

"Rein, makasih ya buat kiss nya yang kemaren" Regan mengusap ujung bibir Reina singkat.

"JANGAN BERANI LO SENTUH MILIK GUE" Altar menarik kerah baju Regan kuat. Emosi nya benar- benar membuncah.

"Milik lo? .....mana ada pacar yang rela ninggalin ceweknya demi bahagian cewek lain"

Darren menganga sepersekian detik. Ya ampun, Regan itu kerasukan apa sampai - sampai mengatakan kalimat tidak terduga seperti ini.

"Gue gak pernah ngecampaikin Reina. Dan urusan gue sama dia itu bukan urusan Lo"

"Oh ya?" Regan menepis tangan Altar dari kerah bajunya kasar kemudian mensejajarkan tubuhnya dengan Reina "Makasih udah kasih first kiss lo buat gue"

Reina meremas ujung roknya sambil menunduk. Reina tidak menyesal saat Regan dengan sengaja menciumnya. Kenapa ia harus menyesal jika dia saja pernah melihat Altar mencium kening Kesya secara terang - terangan.

"Ahhahhbhahaha muka Lo lucu banget" Regan mencubit pipi Altar yang sudah memerah karena marah dan  kembali duduk di samping Darren.

Altar menarik tangan Reina pergi dari kerumunan yang masih menonton mereka layaknya topeng monyet.

"Gila aja, pacar temen di samber" Darren mempercepat laju makannya
"Tapi sumpah gue salut sama lo"

"Hah? Temen? Temen lo bukan temen gue"

"Cie Regan kasmaran" Melodi mengoda Regan dengan senyum nya.

"Kalo gue kasmaran, terus Lo sama Geraldin apa?"

"Aku sayang Geral" Melodi mendongkak "Kalo Geraldin sendiri gimana?"

Geraldin mengelus Surai itu singkat
"Sama"

Darren tidak suka mendengar itu. Dia merasa kasihan pada adiknya yang begitu tergila-gila pada Geraldin. Kasihan sekali nasib Mora.

"Iki siying kimi" Darren nyinyir, mirip sekali dengan emak - emak rempong.

"Diem atau gue cium" Regan mendekatkan wajahnya ke wajah Darren. Darren menjerit histeris hingga penghuni kantin menatapnya merinding.

"TOLONG GUE MAU DIPERKISI SIMI RIGIN"

Tanpa disadari, ternyata Mora mendengar percakapan mereka, terutama saat Melodi mengatakan 'sayang' pada Geraldin. Dia dongkol kemudian duduk di sebelah Bayu~ sahabat Altar.

"Gimana manis? Udah berubah pikiran mau jadi pacar gue?" Sapa Bayu lugu.

"Iya"

"Beneran?"

"Bohong "Mora merebut mi ayam yang Bayu makan
"Gue gak mau bayar"

"Iya...demi anak kita, apa sih yang enggak" Bayu mengelus perut Mora layaknya seorang suami yang sedang menenangkan istrinya.

Geraldin melihatnya, dia langsung menarik Mora hingga berdiri dan meremas pergelangan tangan mungil itu kuat "Kamu diem aja, waktu ada cowok yang pegang kamu?"

Mora berkaca - kacar "Tangan Mora sakit"

"Jawab kakak"

"Mora gak sadar" Mora menahan tangisnya "Kakak biasanya  peluk Mora, emang kalo misalnya Mora di peluk  Bayu gak boleh?"

"Engak" Jawab Geraldin lembut, padahal tadi dia marah tapi melihat wajah polos Mora langsung membuatnya tenang. Geraldin memeluk Mora di depan umum kemudian membawanya pergi.

Melodi mulai menitihkan air matanya

"Sabar. Gue juga gak tau kalo Geral sebangsat itu" Darren mengelus punggung Melodi pelan.

                            🥀

"Rein, APA MAKSUT LO CIUMAN SAMA REGAN" Altar membawa Reina ke rooftop dan merelakan jam pelajaran yang akan berlangsung selanjutnya.

"KENAPA? APA AKU SALAH? SELAMA INI KAMU SELALU MENTINGIN KESYA DAN GAK PERNAH ANGEP AKU ADA"

Altar tersentak, dia tidak pernah melihat Reina semarah ini"ITU BUKAN ALESAN LO BUAT LAKUIN HAL RENDAH KAYA GITU! APA GUE AJA GAK CUKUP BUAT LO"

Reina terisak sambil memegangi dadanya" Cukup Altar, cukup, aku emang sayang sama kamu tapi kamu gak pernah ngertiin aku. Kamu cinta pertama aku, tapi kamu selalu nyakitin aku. Aku capek waktu liat kamu pelukan sama Kesya, aku udah gak kuat lagi kalo harus liat kamu sama cewek itu. AKU CAPEK ALTAR AKU GAK BISA KAYA GINI LAGI"

"Apa karena kemaren gue pergi sama Kesya? Kalo lo bilang gak suka, waktu gue deket sama dia, gue nurut Rein buat jauhin dia" Altar mulai berkaca - kaca. Dia sangat, sangat, menyayangi Reina. Bahkan alasan Altar menjauhi Reina waktu SMP karena ia tidak ingin gadis yang ia cintai mendapat perlakukan buruk dari para fansnya.

Reina berbalik sambil menangis begitu derasnya. Ia tidak bisa seperti ini lagi. Dia sangat lelah.

Reina mengehentikan langkahnya saat kedua tangan Altar melingkar di perutnya. Altar menengelamkan wajahnya di pundak Reina dengan bahu bergetar. Dia menangis. Biarlah ia terlihat lemah di depan Reina.

"Maaf Rein, aku sayang kamu, aku bakal jauhin Kesya demi kamu"

"Hiksss...Altar jahat"

ANOTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang