"PERUT GUE SAKIT" Regan heboh di tengah lapangan upacara. Dia niat sekali mencari - cari perhatian tidak jelas saat melihat Reina berjalan di koridor.
Guru olahraga yang sedang mengajar pun hanya bisa menghela nafas panjang. Dia sudah kebal dengan tipu muslihat yang dilakukan Regan.
"Regan.....gak usah main - main, saya tau kalo kamu itu pembohong yang baik" Puji Pak Barjo yang tidak mendapat respon sama sekali dari sang pemilik nama.
Regan berjongkok sambil memegang perutnya"PERUT GUE SAKIT.......KAYAKNYA MAU MELEDAK"
Usaha Regan berhasil. Di sebrang sana, Reina langsung menghentikan langkahnya saat mendengar jeritan tidak berfaedah milik Regan. Ia inggin menghampiri laki laki itu, tapi malu karena banyak kakak kelas.
"Anjir, mending lo mati aja daripada nyusahin orang" Darren berdiri di samping Regan sambil memasukkan jari kelingkingnya ke telinga.
Beda lagi dengan Geraldin. Emang dasarnya ia berhati baik, jadi ia memapah Regan agar duduk di bawah pohon rambutan "Istirahat dulu, gue gak pengen lo kenapa napa"
"PERUT GUE TAMBAH MELILIT"
Teman sekelas Regan mulai 'bercie - cie' tidak jelas saat Reina datang menghampiri Regan.
"Jomblo mah bisa apa"
"Ih....gak heran, orang Regan nya aja jadi PHO"
"Siap siap Baper neng"
"Semangat Yaaaa buat dapetin Reina"
Suara yang terakhir itu sangat tidak berfaedah, lantaran keluar dari mulut Pak Barjo. Bukannya pelajaran olahraga, anak kelas XII MIPA A malah duduk selonjoran sambil menonton adengan FTV antara Regan dan Reina.
"PERUT GUE SAKIT" Regan menyandarkan kepalanya ke batang pohon rambutan. Dia sok teraniaya agar Reina mau memperhatikan nya.
"Kamu gak papa?" Setelah sekian lama, akhirnya Reina menyapa Regan.
Regan bergulingan seperti anak kecil di tanah sembari memegang perutnya
"Sakit banget, apalagi gue gak pernah sarapan. Jangankan sarapan.....gue gak suka makan kalo bukan masakan cewek yang gue suka"Reina meremas jarinya gugup. Ia berjongkok di samping Regan dan mengelus rambut itu perlahan"Jangan pilih pilih makanan, di luar sana masih banyak orang yang gak makan"
"Tapi perut gue sakit banget" Regan menatap Reina persis seperti anak kucing yang ditinggal induknya.
Aish....lucu sekali.
"Ke UKS aja" Usul Reina sambil membantu Regan duduk. Dia tidak habis pikir dengan teman sekelas Regan yang membiarkan temannya sendiri sakit tanpa ada niatan mau membawa ke UKS.
"DRAMA TERUS HIDUP LO" Darren berdecak namun matanya terus tertuju pada Regan. Sedangkan Geraldin, sudah pergi ke UKS untuk mengambil minyak kayu putih.
"Rein.....gue bisa mati kalo gak pernah makan" Regan mulai lebay.
"Ya makan aja, kan di rumah kamu banyak makanan"
"Tapi gak seenak buatan lo. Sshhhhhhh perut gue makin gak karuan"Regan memengang perutnya kuat, mencoba meyakinkan Reina"Kayaknya kalo lo meluk gue, langsung sembuh deh"
~Uwah~ Mencari - cari kesempatan dalam kesempitan.
"Jangan ngarang" Reina berkerut bingung.
Regan langsung memeluk Reina erat dan membiarkan cewek itu terus meronta tidak jelas "Sembuh deh"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANOTHER
Teen FictionRegan, laki - laki yang mudah depresi dan menganggap hidupnya sebagai sesuatu yang menjijikkan. Rasa sakit. Kebencian. Kekecewaan. Dia terlahir dari tiga kata itu. Menyayatkan benda tajam ke area tubuhnya adalah hal yang wajib ia lakukan untuk mere...