Kemarin"Regan aku mau turun " Reina memberontak dengan memukul dada bidang cowok itu. Dia sangat tidak nyaman dalam kondisi seperti ini.
"Lo diem aja, gue bilang lo itu gak berat"
"Bukan itu, aku gak nyaman dibopong kayak gini" Reina memukul dada Regan lebih keras. Dasar cowok gila.
"Lo diem bisa gak?" Regan mulai mengelitiki perut Reina mengunakan satu tangannya.
"Gak bisa" Reina justru semakin erat mengapit punggung Regan mengunakan kedua kakinya. Dia takut jatuh "Kalo aku jatuh nanti badan aku remuk"
"Ya lo diem pe'a"
Reina hanya pasrah dan menatap Regan penuh kilatan permusuhan
"Aku bakal balas denda---"Regan membungkam bibir mungil itu mengunakan bibirnya " Bisa diem gak ?"
"A---ak---aku" Reina memegangi bibinya sambil melirik wajah Regan seksama. Ini aneh. Kenapa ia tidak memberontak?
Regan membanting tubuh ringkih itu ke kasur " Lo ngerepotin gue, lo pikir bopong tubuh lo yang mirip babi itu sampai lantai lima perkara yang mudah?"
Reina diam
"Gue laper "
"Biar aku masakin"
🥀Hari melesat begitu cepat. Kedekatan Reina dan Altar semakin membuat banyak orang iri, bahkan Regan yang tadinya tidak peduli dengan dua manusia itu, kini dia mulai gondok dan jengkel saat melihat Reina berdekatan dengan Altar.
Regan pikir, Reina akan segera memutuskan Altar karena cowok itu lebih peduli pada Kesya. Tapi nyatanya, Altar rela menjauhi Kesya demi orang yang sangat ia sayang.
"Regan!! Lo niat latian gak ?!" Alfan berdecak dari lapangan bola Volly. Anak buahnya itu sudah menurunkan peforma tim Volly SMA RAJAWALI yang setiap tahunya menyandang sebagai juara satu itu.
Regan melempar bola Vollynya ke tembok. Bayangan Reina tertawa lepas bersama laki - laki lain benar - benar membuat nya muak.
"Regan Lo budek apa tuli?" Alfan melempar bola Volly yang ia pegang ke kepala Regan.
"Sorry gue ada urusan" Regan berlalu tanpa memedulikan Alfan yang mulai tersulut emosi
" Sabar lo lagi puasa Alfan. Sabar"
Alfan berusaha menenangkan dirinya sendiri " Bayangin tubuh Mora pasrah dibawah kukungan lo, bayangin tubuh Mora telanj--"
"Telanj-- apa?" Entah darimana datangnya Geraldin, tapi dia sudah berdiri di samping saudara kembarnya dan menarik telinga itu pelan "Inget, Lo lagi puasa, jangan bayangin yang aneh - aneh"
Alfan ngakak " Mora boleh gue ajak tidur?"
"Enggak"
"Cih!"
"Hmmm"
"Lo ngapain ke sini ?!" Tanya Alfan penasaran
" Gapapa cuma kangen sama lo"
"Susah ya kalo punya sodara Bego" Alfan loncat ke pungungung Geraldin dan mengapit tubuh itu mengunakan kedua kakinya.
"Lo mau ngapain?"
"Gue capek, mending lo beliin gue mi ayam"
"Mamah udah kasih lo uang saku"
"Sama adik sendiri perhitungan"
Geraldin hanya menghela nafas dan menuruti keinginan adiknya "Terus gue gendong lo sampai kantin?"
"Seratus buat Lo....Abang Ter lup lup"
🥀
Regan berjalan gusar menyusuri koridor sekolah yang terkesan ramai, dia ingin sekali bertemu dengan Reina. Bayangan wajah cewek itu selalu saja membuat hatinya tidak tenang.
"Regan semangat buat turnamen besok" Salah satu mahasiswi jurusan IPS menyapa Regan ramah.
"Thanks" Regan mengulas senyum bersahabat. Dia melanjutkan misinya untuk mencari Reina.
Jangan harap gadis itu bisa lolos dari Regan untuk hari ini. Regan kesal, marah, dan kecewa, kenapa Reina akhir - akhir ini tidak pernah mengunjungi rumahnya lagi?
Di dekat taman belakang, Regan melihat Reina sedang berjalan santai sambil membawa novel yang mungkin saja baru ia pinjam dari perpustakaan "Rein!"
"Re- Regan" Reina gelagapan. Cowok itu kini mengengam tangannya.
"Lo ngejauh dari gue?"
"Engak kok"
"Kenapa lo selalu ngehindar waktu gue deketin?"
"Regan maaf, aku cuma berusaha jaga perasaan Altar"
"Kenapa lo gak putus aja sama dia"
Reina mengernyit "Aku sayang Altar"
"Gue gak peduli"
Reina menghempaskan cekalan tangan Regan " Maaf Regan, aku pikir kita lebih baik gak saling sapa untuk beberapa hari"
"Kenapa?"
Ayolah. Reina paling tidak suka saat melihat tatapan sendu milik Regan. Ini beribu kali membuatnya sakit.
"Karena aku pacar Altar"
"Lo cuma pacarnya bukan istrinya"
"Regan maaf, kalo aja waktu itu kita gak ketemu, mungkin kejadiannya gak bakal kayak gini. Aku salah udah terlalu dekat sama kamu"
"Cih ! Baru sekarang lo nyadar?"
"Regan sekali lagi aku minta maaf" Reina mengelus tangan Regan perlahan" Kita tetep jadi temen kan?"
Teman? Yang benar saja
Anak semata wayang Maherza Putra itu hanya diam sambil menatap manik coklat Reina sendu. Baru pertama kali dia merasa nyaman di depan seorang perempuan dan sekarang ia akan ditinggalkan?
Mngenaskan
Regan memang tidak pantas untuk bahagia
"Regan.... Aku mohon jangan tatap aku kaya gitu"
"Kenapa? Apa lo udah gak peduli sama gue?"
"Maaf Regan aku harus jaga perasaan Altar"
"Cuma lo yang peduli sama gue, apa gue sebrengsek itu buat dapet perhatian lo?"
"Regan maaf" Hanya kata itu yang mampu Reina ucapkan sebelum akhirnya ia pergi meningalkan cowok itu dengan rasa kecewa nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANOTHER
Novela JuvenilRegan, laki - laki yang mudah depresi dan menganggap hidupnya sebagai sesuatu yang menjijikkan. Rasa sakit. Kebencian. Kekecewaan. Dia terlahir dari tiga kata itu. Menyayatkan benda tajam ke area tubuhnya adalah hal yang wajib ia lakukan untuk mere...