21

9.8K 748 13
                                    


Reina berdiri di balkon kamarnya sambil memperhatikan percikan air yang jatuh membasuh bumi. Dia menghirup udara dalam dengan kedua tangan memeluk tubuh. Dingin sekali.

"Rein"Regan memeluk tubuh mungil itu dari belakang lalu menumpukan dagunya ke bahu Reina.

Jam sudah menunjukkan pukul lima sore, tapi Regan engan beranjak dari apartemen sederhana ini. Dia sangat nyaman berada di dekat Reina.

"Kamu tau? Aku ngerasa rendah saat kamu terus deketin aku. Aku kaya cewek murahan"

Regan diam. Dia memeluk Reina lebih erat. Semur hidup baru pertama kali ia merasakan senyaman ini di dekat seseorang.

Ragam tau, Reina masih mencintai Altar dan ia tidak mempermasalahkan itu. Bagi Regan... perasaan orang tidak penting untuk ia ketahui.

Selagi Regan nyaman dan suka. Dia tidak peduli dengan orang lain.

"Rein gue mohon.....biarin gue tetep di samping Lo"

Reina menunduk. Ia mengelus punggung tangan Regan yang melingkari perutnya.

Reina masih mencintai Altar.
Bagaimanapun juga, laki - laki itulah cinta pertamanya. Di saat semua orang menjauhinya, Altar datang dan menjadi orang yang paling mendukung.

Hanya di dekat Altar, hati Reina menghangat.

Hanya dengan senyum itu, Reina bisa menjalani hidupnya lebih berwarna.

Ya, semua tentang Altar. Cinta pertama sekaligus laki - laki paling berkesan dalam hidup Reina.

Sedangkan perasaannya untuk Regan itu hanya sebatas rasa iba. Dia kasihan melihat Regan yang begitu rapuh dan memandang dunia begitu sempit.

Cowok itu selalu menganggap segala sesuatu dengan persepsi nya sendiri. Tidak mau mendengar kenyataan yang mungkin saja jauh lebih baik dari yang ia bayangkan.

"Regan, maaf ....tapi aku salah kalo kayak gini sama kamu"

Regan mengeleng, ia menghirup aroma lavender dari leher Reina sambil mengeratkan pelukannya
"Gue gak peduli"

Reina berbalik"Kamu harus terbuka sama orang lain. Aku yakin kak Sekar itu jauh lebih baik dari aku"

"Gue menjijikkan buat lo ya?"

Reina menghela nafas. Kan? Regan itu selalu memandang sesuatu hanya dari perasaanya.

"Aku sayang Altar. Gimana perasaan dia kalo tau kita sedeket ini?"

"Apa Lo gak pengen tau gimana perasaan gue selama ini? Gue selalu dianggap rendah sama keluarga sendiri, Lavisya juga benci sama gue"

"Regan"Suara Reina melembut"Altar itu pacar aku, dia yang ---"

"Gue gak pantes dapet perhatian Lo"Regan berlalu kemudian merebahkan tubuhnya ke ranjang milik Reina.

Regan tidur dengan posisi miring. Dia tidak peduli meskipun Reina masih sangat mencintai Altar. Yang ia ingin hanyalah Reian selalu dideket nya.

Itu saja.

Tidak lebih.

"Regan kamu laper gak?"Rein duduk di samping kepala Regan lalu mencubit pipi itu pelan.

"Apa peduli Lo sama gue? Kalo gue mati pun lo bakal seneng kan?"Regan menepis tangan Reina kasar.

"Kenapa kamu ngomong kayak gitu? Apa kamu nganggep aku sejahat itu?"

"Lo emang ratu iblis"

Reina tersenyum. Dia tidur di samping Regan sambil mengelus rahang tegas itu perlahan"Aku tanya boleh?"

"Apa"

"Kenapa perut kamu itu kotak - kotak?"

Regan memeluk Reina erat, sedangkan  kaki kirinya ia tumpukan pada tubuh mungil itu. Biarlah Reina tersiksa"Dulu gue sering di bully"

"Beneran?"Reina mencoba menyingkirkan kaki itu dari tubuhnya, tapi percumah.

"Sebelum gue masuk SMP, gue itu kaya sayur lodeh.... lembek"Regan mendusel leher Reina untuk mencari kehangatan"Terus pas SMP gue ketemu Darren, Geral sama Alfan Lo tau kan? Ayah mereka tentara semua jadi mereka sering ikut nge gym"

Reina pasrah saat Regan memeluk tubuhnya seperti bantal guling"Aku tau...kamu pasti ikut - ikutan kayak mereka kan?"

"Gak. Gue bukan tipe orang yang suka ikut ikutan gak jelas. Gue dipaksa sama Darren buat ngerubah badan gue"

"Ooooo"Reina mangut - mangut. Dia merasa geli saat Regan menciumi lehernya"Regan....aku gak polos buat tau niat bejad kamu"

Regan terkekeh"Gue janji gak bakal lakuin itu sebelum kita nikah"

Dengan kekuatan ekstra.....Reina berhasil menyingkirkan tubuh kekar itu dari pelukannya. Dia duduk kemudian menatap Regan horor.

"Kamu belum makan kan?"

Regan duduk lalu memeluk Reina erat
"Gue ngantuk"

"Ya tidur"

"Kelonin"Regan merengek seperti anak kecil.

Sungguh. Sikap Ragan ini sangat menyesakkan dada.

"Ih...gak mau"

"Pisss"Regan memelas

Reina ingin protes, tapi tubuhnya sudah lebih dulu di rebahkan di samping Regan. Dia hanya diam tanpa mau melawan

Cewek berambut coklat itu mengutuk dalam hati, selalu saja seperti ini.

"Rein peluk gue dong"Regan memelas

"Gak mau"

"Gue gak pernah tidur dipeluk...."Regan menumpukan dahinya ke dagu Reina sambil melilitkan kaki itu ke perut Reina.

Penyiksaan tiada akhir.

"Ngarang kamu....pas tidur sama banyak cewek mesti dipeluk - peluk kan?"Reina menyangga kepalanya dengan satu tangan, sedangkan tangan yang lain ia gunakan untuk menyisir rambut Ragan.

"Gue sayang sama Lo"

Reina menghela nafas"Kak Sekar jauh lebih baik dari aku"

"Sekar? Gue gak kenal"

"Regan"Reina mengeram

"Gue mau cerita"Regan mendongkak
tanpa merubah posisi tangan dan kakinya.

"Iya aku dengerin....kamu lucu kalo kayak gini"

"Leonard, kepala bodyguard di rumah gue itu orangnya aneh"

"Jangan bilang kamu gay?"

"Bacot....apa perlu gue masukin lo sekarang?"

"GAK"

Regan mendecih"Lesya ngomong kalo Lion si bodyguard nya Alatas itu sebenarnya ada hubungan sama Pak Leonard"

"Mereka Gay?"

"Sodara"

"Terus apa hubungannya sama kita?"

"Gak ada lah. Gue cuma kasian sama Lesya, Kayak nya dia suka sama Lion tapi si Alatas malah suka sama Lesya"

Tidak biasanya anak ini mau mengurusi hidup orang. Rein jadi curiga...

"Kenapa kamu peduli banget sama Lesya?"Reina mengelus rahang Regan pelan.

"Gue gak pernah peduli sama urusan orang lain. Tapi gue juga gak tega kalo liat cewek dikasarin sama banci. Dan ini juga kesalahan gue"

"Bodoamat lah aku ngantuk"Kini giliran Reina mendusel dada Regan. Dia memeluk tubuh itu erat hingga tertidur.

Regan terkekeh"Have a nice dream Rein"

Semudah itu Regan membuat Reina luluh.

Astaghfirullah....Vulgar 😂

ANOTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang