19

10K 749 14
                                    


Hai😊

Sebenarnya, Regan benci saat dia harus menghadiri pesta pertemuan antara kolega dan klien mamanya. Di sana hanya ada orang - orang kaya yang suka memamerkan harta duniawi mereka.

Mengatakan ini - itu untuk mendapatkan pujian orang lain, seakan menjadi kompetisi yang tidak bisa dihindarkan.

Menjijikkan.

"Jangan memalukan ku di hadapan orang - orang" Lavisya bergumam di samping anaknya sambil meminum anggur.

Di sini lah Regan sekarang, di dalam hotel bintang lima yang penuh dengan rekan kerja mamanya.

"Bukankah dari awal aku memang menjadi aib ?" Regan sok tidak tau.

Jika tidak mengingat dirinya laki - laki
berdarah dingin, ingin sekali rasanya Regan menangis saja. Sejak kecil, dia selalu diperlakukan seperti ini. Mendapat cemooh dari keluarga nya sendiri, tidak dianggap sebagai anak dan yang paling parah adalah dia dinobatkan sebagai anak pembawa SIAL.

Sempurna sudah kehidupan Regan.

"Baguslah jika kau sadar"

Regan memengang dadanya yang berdenyut sakit. Jika bisa, dia ingin sekali membenci wanita tidak tau diri ini, tapi rasa sayangnya jauh lebih besar dari kebencian itu sendiri.

Harusnya Lavisya bersyukur karena mempunyai anak sebaik Regan.

"Ih....Regan kok udah besar?" Seorang wanita paruh baya menghampiri Lavisya "Seneng ya ? Punya anak ganteng kaya gini"

Lavisya tersenyum samar.

"Tapi sayang banget ya? dari kecil dia gak dapet kasih sayang ayahnya"

"Apa peduli mu?" Lavisya berkata sinis

"Kamu kuat banget ya? Jadi single parents hampir 18 tahun" Ucap Wanita itu sambil terkekeh

Regan mengeram. Dia memeluk Lavisysa dari belakang dan mencium pipi nya"Bagi saya, mama aja lebih dari cukup"

Semua orang menoleh kearah mereka. Ucapan Regan itu terdengar sangat manis. Apalagi mereka tau, jika Lavisya merupakan sosok wanita yang garang dan mirip Singa.

Beruntung sekali dia mempunyai anak sebaik Regan.

"Anak mu itu jauh berbeda dengan wajah datar mu.....si datar punya anak yang manis" Alatas Pramuja Bangkara  datang dengan tawa mengejeknya.

"Diamlah, kau itu hanya anak yang lahir kemarin sore" Lavisya mendecih dengan raut wajah mencemooh.

"Yayayaya, daripada tua seperti dirimu" Alatas memang suka membuat orang naik pitam.

Lavisya ingin membalas, tapi Regan lebih dulu menyahut.

"Orang yang suka ngatain wanita cantik kaya Mama, nanti matinya berat ya Ma?" Regan mengeratkan pelukannya pada Lavisya. Bisa dibilang, ini pertama kalinya Regan memeluk mamanya.

~ah~Tidak juga. Saat kecil, Regan sering memeluk Lavisya, tapi selalu dihadiahi dorongan maut dari wanita itu.

"Dengar?" Lavisya tersenyum kearah Alatas.

Pria itu mengeram"Jangan merasa hebat hanya karena kau berhasil memenangkan proyek yang aku ingin kan sejak dulu"

"So.....kau memang payah bukan? Aku penasaran dengan reaksi orang - orang, jika tau CEO muda dan berbakat seperti dirimu telah menjadikan gadis SMA sebagai romusa"

"Aku tidak menjadi kan dia romusa! Aku membayar nya" Jawab Alatas kesal.

"Tapi nyatanya dia sangat tersiksa"

ANOTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang