25

12.9K 820 40
                                    


Reina berdiri di depan pintu apartemen Regan. Dia khawatir dengan keadaan laki - laki itu. Sejak tadi sore, Regan tidak keluar rumah. Padahal.... setelah pulang sekolah, biasanya ia akan pergi bekerja dan pulang nanti saat tengah malam.

Jika dulu Regan selalu pulang malam karena menghabiskan waktunya untuk sesuatu yang tidak bermanfaat, kini dia harus banting tulang demi kelancaran hidupnya.

Reina menarik nafas dalam, ia sudah mengangkat tangan kanannya teapat di ambang pintu

Satu detik.

Dua detik

Tiga detik

Dia menurunkan tangannya kembali. Reina takut, jika Regan akan membencinya. Dia tidak akan kuat jika laki - laki itu menggangap nya sebagai perempuan murahan.

Reina menunduk saat mengingat kata 'murahan' haruskah dia seperti ini pada Regan? Dia tau dia salah, namun perasaannya sudah terlalu dalam untuk laki - laki itu.

Reina memilin bibir bawahnya dengan perasan campur aduk. Dibanding mendengar kata olokan yang dilontarkan kakak kelas beberapa hari yang lalu, Reina jauh lebih takut kalo Regan akan membencinya karena dia sudah tau sifat asli Reina yang jauh dari kata baik.

Reina kembali mengangkat tangannya, lebih baik dia mencoba terlebih dahulu. Urusan Regan yang akan membencinya biar ia pikirkan nanti saja.

Coba dulu baru tau hasilnya.

Reina mengetuk pintu itu pelan.

Tidak ada sahutan.

Tidak apa, mungkin Regan belum dengar.

Dia kembali mengetuk pintu.

Lagi - lagi tidak ada sahutan.

Reina semakin cemas, dia memegang kenop dan mendapati pintu itu tidak dikunci. Reina ingin masuk, tapi ia takut jika Regan akan marah.

Reina menyembulkan kepalanya ke dalam"Regan kamu di dalam?"

Tidak ada jawaban.

"Aku masuk ya?"Reina masuk dengan langkah pelan. Terlihat sangat sepi bahkan seperti tidak ada tanda - tanda kehidupan.

Mungkin Regan sudah pergi bekerja, namun Reina tidak melihat nya. Reina kembali melangkah ke arah pintu tapi langkahnya terhenti saat menyadari sesuatu.

Jika Regan pergi, sudah pasti laki - laki itu akan mengunci apartemennya. Dia kembali menyusuri apartemen Regan.

Nihil, tidak ada tanda - tanda kehidupan. Sebenarnya Reina belum mengecek kamar Regan. Ia takut jika saja di kamar itu ada barang berharga.

Dengan keberanian yang minim, Reina memasuki kamar itu dengan perasaan was - was. Terlihat seperti kapal pecah, baju kotor berserakan, buku sekolah berhamburan dan putung rokok berserakan dengan indahnya.

"Regan kamu di dalem?"Reina menyusuri tempat itu lebih dalam. Dia melihat kunci motor Regan di atas nakas. Itu artinya Regan tidak pergi.

Samar - samar Reina mendengar gemercik air dari kamar mandi. Dia mendekat ke arah pintu dan mengetuknya.

"Regan kamu di dalem?"

Tidak ada jawaban. Namun suara gemercik air itu terdengar jelas.

Hati Reina semakin tidak tenang. Dia takut jika Regan kenapa - Napa. Ia mengedor pintu itu tidak sabaran

Tidak ada jawaban.

Reina memutuskan membuka pintu kamar mandi dengan perasaan tidak tenang. Seketika tubuh itu mematung dan mulai meneteskan air matanya.

ANOTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang