Kalo bagus boleh Vote. Kalo gak bagus tetep Vote ya...😆"Rein, kamu lagi apa?" Altar memasuki kelas Reina lalu duduk didepan gadis itu. Ini jam istirahat, tapi rasanya Reina malas sekali untuk ke kantin.
"Eh, gak lagi ngapa - ngapain cuma coret - coret gak jelas
"Gak mau makan?"
"Emmm kamu laper?""Iya"
"Yaudah ke kantin" Reina beralih menatap Mora yang sedang disiksa oleh Alfan. Kakak kelas yang satu itu memang tidak berperikemanusiaan
"Mora mau ke kantin gak?"Mora menjauhkan tanggan Alfan yang memegangi kedua pipinya"Nanti gue nyusul"
"Oke"
Altar berjalan beriringan dengan mengandeng tangan Reina. Semenjak kejadian itu, sifat Altar memang berubah sangat manis.
Harusnya Reina senang. Bukannya ini yang dia ingin kan? Tapi, kenapa dia merasa ada yang salah. Di hati, dan pikirannya selalu di penuhi bayangan Regan.
Sudah satu Minggu lamanya Reina tidak berbicara dengan Regan. Padahal laki - laki itu selalu mendatanginya di perpustakaan dan mengungkap kan isi hatinya. Entah kenapa menurut Reina itu sangat manis.
Regan yang dulu tertutup, kini mulai terbuka di hadapan Reina.
"Rein...kenapa senyum senyum sendiri?" Altar duduk berhadapan dengan Reina. Mereka sudah berada di kantin.
"Engak kok"
"Mau makan apa?"
"Sama kaya kamu aja"
Altar beranjak pergi dan mulai mengantre makanan.
Reina menautkan kedua tangannya sambil memperhatikan Regan yang duduk di bangku paling pojok. Dia terlihat sangat bahagia, padahal jelas - jelas tadi pagi Regan bercerita jika dia akan menjadi gembel karena sebentar lagi akan mingat dari rumah.
Kedua netra itu saling menatap. Reina memanas seketika karena Regan tersenyum kearahnya.
Reina langsung tersadar. Sampai kapanpun dia tidak akan jatuh cinta pada laki - laki itu. Reina tau, jika Regan sering bermain dengan banyak wanita dan entah kenapa itu selalu membuat Reina sesak.
Keinginan Reina hanya satu.
Dia ingin menjadi yang pertama untuk suaminya begitupun sebaliknya. Sedangkan Regan, dia tidak masuk dalam kriteria nya.
Diujung sana, Regan terus saja memperhatikan Reina, sampai Sekar datang dan duduk dihadapannya. Geraldin sedikit tersentak karena Sekar duduk di sebelah nya dan mendorong tubuh Geraldin sampai jatuh.
Posisi Sekar itu duduk menengahi Geraldin dan Melodi.
"Sorry...Alfan gue gak sengaja" ucap Sekar tidak merasa bersalah.
Geraldin tersenyum" Gapapa, gue Geraldin"
"Ooow......Regan, jadi Lo mau jadi pacar gue?"
Darren terlihat sangat malas mendengar celotehan yang keluar dari mulut si ratu Lambe Turah yang digadang gadang mempunyai tubuh paling goals se sekolah. Siapa lagi kalo bukan Sekar.
"Budeng tau gak ?"Darren sedikit kesal sambil mengebrak meja.
"Oh, Lo budeg? Sejak kapan?"Sekar cengengesan. Dia tau jika Darren masih dendam dengannya karena kejadian satu tahun yang lalu.
"Regan, jadi gimana?" Tanya Sekar kembali.
"Enggak"Jawab Regan sambil meminum jus jeruk nya
"Lo belom cinta sama gue ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANOTHER
Teen FictionRegan, laki - laki yang mudah depresi dan menganggap hidupnya sebagai sesuatu yang menjijikkan. Rasa sakit. Kebencian. Kekecewaan. Dia terlahir dari tiga kata itu. Menyayatkan benda tajam ke area tubuhnya adalah hal yang wajib ia lakukan untuk mere...