Aku merasakan sebuah tepukan lembut di bahuku dari arah belakang, itu Jaehyun yang bergerak memanggilku ketika aku yang hari ini bertukar tempat duduk dengan Gina siap pergi keluar kelas untuk makan siang, setelah sepanjang jam pelajaran diam tidak mengatakan apa-apa.
"Dit, gue mau ngomong." Jaehyun berkata dengan hati-hati, seolah tahu jika aku masih marah padanya soal masalah semalam.
Airin dan Gina menatap kami berdua dengan tatapan penasaran, mungkin heran karena Jaehyun dan aku terlihat bergitu canggung hari ini apalagi dengan aku yang meminta Gina untuk bertukar tempat duduk denganku.
Pertama-tama aku meminta Jaehyun untuk menyingkirkan tangannya yang masih menggantung di bahuku, membuat laki-laki itu dengan kikuk menurunan tangannya seperti yang aku minta. "Jangan sekarang, gue nggak mau kehilangan napsu makan gara-gara lo." Aku memasukkan semua buku dan peralatan tulisku kedalam laci dengan cepat sambil mengatakannya, lalu meninggalkan Jaehyun yang melirik kesana-kemari seolah berharap tidak ada yang mendengar percakapan singkat diantara kami itu.
Aku, Gina, dan Airin pergi bersama ke kantin dengan suasana canggung. Gina beberapa kali bertanya apakah ini ada kaitannya dengan Jaehyun yang mengajakku ke foodfest kemarin, sejujurnya aku tidak ingin membahas hal itu dan untunglah kami bertemu Kak Ten dan Kak Yuta. Mereka tidak mengatakan apa-apa, hanya memutar tubuh kami lantas memberi perintah pada kami untuk berjalan. Mengatakan jika kami pasti akan menyesal jika menolak ajakan keduanya.
Gina yang memang rewel terus bertanya mau dibawa kemana kami bertiga, tapi kak Yuta berhasil membungkam Gina setelah memberikannya tatapan maut dan kata-kata pedasnya. Kami digiring ke sanggar batik belakang sekolah. Mengejutkannya, disana ada kak Doyoung yang tengah sibuk menggelar karpet milik klub batik sekolah yang memang disimpan disitu. Dia menyuruh kami bertiga duduk, sementara kak Yuta dan kak Ten sibuk membuka kotak sterofoam berisi seblak yang sepertinya dibawa kak Doyoung.
"Kak, elo kok bisa disini emang boleh masuk ama satpam?" Gina yang sama terkejutnya dengan kehadiran kak Doyoung bertanya sambil menerima sendok plastik yang diulurkan oleh kak Yuta padanya.
Tapi belum kak Doyoung menjawab, Airin sudah lebih dahulu menunjuk tangga yang disenderkan pada tembok belakang sekolah yang terlihat dari tempat kami berkumpul. "Jalan tikus" katanya sambil menyuap sesendok seblak.
"Dimakan gih" kak Doyoung tiba-tiba memerintah, membuat aku yang semula sibuk mendengarkan obrolan Gina dan Airin soal 'jalan tikus' itu menoleh padanya. Sebuah anggukan aku berikan untuk menanggapi.
Kami berenam makan dengan santai sambil sesekali mengobrol soal PAS yang akan dilaksanakan minggu depan. Juga membahas soal bagaimana posisi kak Ten di band sekolah sementara dia sudah kelas dua belas dan harus fokus mempersiapkan ujian.
"Gue cuma sebagai pengganti Mark waktu kemaren doang kok," Kak Ten menjawab dengan santai.
Gina yang mendengar itu mencoba menggoda kak Ten, "Tapi kak, kalo masuk band sekolah kan katanya otomatis ikut gengnya Johnnya dkk. Lumayan loh naikkin followers Ig." Dia berhenti sebentar sambil melirik kak Yuta, "Ya, daripada temenan ama kak Yuta."
Kak Yuta melotot sementara Gina tertawa sambil mengajak kak Doyoung tos. Kak Ten sendiri menanggapinya dengan tawa dan gelengan kepala. "Gue sendiri sih nggak merasa cocok temenan ama mereka, udah cocok sama ini berdua." Jawabnya.
Aku yang melirik ketika mendengar kata-kata kak Ten itu menggerakan padangan untuk melihat lima orang yang lain tanpa sadar. Mulai berpikir apakah selama ini aku benar-benar cocok berteman dengan Jaehyun seperti aku cocok berteman dengan mereka. Karena jika dipikir berkali-kali pun, aku tidak pernah merasa orang-orang disekitar Jaehyun nyaman dengan keberadaanku sebagai teman laki-laki itu.
"Ten yang ngajakin kita-kita bikin ginian, dia nggak bilang apa-apa cuma bilang mau ngajak elo sama temen lo makan siang bareng."kata kak Doyoung yang duduk di sebelahku dengan nada pelan, yang meski begitu berhasil menyadarkanku yang tengah melamun. Aku menoleh padanya, memfokuskan perhatianku pada kalimat yang akan dia katakana setelahnya. "Gue kira temen lo yang dia maksud itu Jaehyun." Dia melanjutkan.
"Lo lagi marahan ama Jaehyun?" Kak Doyoung menebak, sepertinya tidak tahu soal kejadian di foodfest dan aku bersyukur jika memang benar demikian.
Kak Doyoung menoleh padaku, membuat aku lantas mengalihkan pandangan darinya dan malah menangkap sosok Gina yang melihat kemari. Sepertinya sedang mendengarkan percakapan kami berdua secara terang-terangan karena dia sama sekali tidak mengalihkan tatapannya meski sudah tertangkap basah olehku.
"Kenapa?" aku menanyai Gina karena dia belum juga memutus kontak mata diantara kami membuat yang lain ikut melihat aku dan Gina.
Dia mengangkat bahunya kemudian menggeleng, "Nggak apa-apa" jawabnya yang entah kenapa malah terlihat sangat mencurigakan.
.
.
.
Tbc
Maaf baru bisa update hari ini,
Semoga suka^^
Btw, selamat tahun baru semuanya 🎊
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] BF ▪Jaehyun▪
Fanfiction"Ta, inget janji lo, Senyum lo cuma buat gue. Nggak buat yang lain"-Jaehyun . . _ Highest Rank: #1-jjh [06.03.2022] #4-wendy [27.04.2022]