Saat umurku tujuh tahun, tepat tujuh tahun. Takdir mempertemukanku dengan bocah ingusan itu untuk yang kedua kalinya.
Pertama saat kami bertemu di taman komplek dimana ia mengajakku bermain bersama namun dengan ketus ku tolak, dan yang kedua disini. Didepan rumahku yang entah bagaimana bisa berada tepat disamping rumahnya.
Angin malam yang dingin berhembus kuat, membuat aku yang ketika itu masih muda, sangat muda. Harus rela berdiri sendirian di depan pintu rumahku yang tertutup rapat. Sementara disana, anak-anak dari keluarga lain mungkin sedang bersama keluarga mereka yang lengkap sambil menikmati makan malam bersama.
Namun tidak denganku, setelah menerima amukan dari dia yang sedang mabuk lalu kemudian mengamuk kini aku harus berdiri dibalik pintu rumah itu sendirian. Menerima hembusan angin malam dengan rasa pasrah.
Lalu kemudian dia datang, bocah ingusan yang pernah ku tolak ajakan bermain berdama itu datang. Memberiku jaket berwarna merah marun yang dipakainya kemudian menghapus jejak air mataku yang tertinggal setelah memberanikan diri memasuki pekarangan rumah tetangganya tanpa ijin.
Pintu yang mana dijadikan tempatku bersandar itu tiba-tiba terbuka. Membuat tubuh kecilku terkejut kemudian melompat kedepan, bocah itu pun bersembunyi.
"Dasar anak bangs*t" Ia kembali mengumpatiku. Kemudian mendorongku kasar, membuat tubuhku terjatuh dengan sangat tidak keren.
Bocah itu keluar dari tempatnya bersembunyi, kemudian menolongku untuk berdiri. Membuat dia menjadi sedikit terkejut dengan kehadiran bocah itu.
"Kau siapa?!" Tanyanya kasar, bocah itu menatap dia sengit kemudian menendang kaki Pria yang umurnya jauh lebih tua darinya itu.
Dia memekik dan setelahnya bisa aku rasakan tangan kecil itu menariku pergi dari sana. Aku menurut, tanpa peduli jika dia mungkin akan membunuhku setelah malam ini.
Kami berjongkok di samping jalan beraspal yang cukup jauh dari rumahku. Nafas kami sama-sama tersendat. Ia kemudian melirikku.
"Nama kamu siapa? aku Jaehyun" Ucapnya tiba-tiba.
Aku mengucapkan nama panggilanku, hanya satu patah kata. Dan itu membuatnya mendekat pada posisiku.
"Dita pokoknya nggak boleh nangis, dan cuma boleh senyum kalo di depan Jaehyun doang. Jae janji bakal jagain Dita dari Om Jahat" Katanya enteng.
Aku menatap mata kecokelatannya yang juga menatapku dengan penuh ketulusan. Dan untuk pertama kalinya, aku menunjukan tangisku pada orang lain. Ia terlihat bingung, sementara aku kemudian menangis makin keras.
Setelah itulah ia menjadi satu-satunya temanku. Pulang dari acara kabur singkat itu, bocah yang memperkenalkan diri sebagai Jaehyun itu ditarik Mama nya kasar masuk rumah karena telah pergi malam-malam tanpa mengatakan apapun. Tak berbeda denganku yang kemudian kembali dihukum oleh dia.
.
.
.
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] BF ▪Jaehyun▪
Fanfic"Ta, inget janji lo, Senyum lo cuma buat gue. Nggak buat yang lain"-Jaehyun . . _ Highest Rank: #1-jjh [06.03.2022] #4-wendy [27.04.2022]