#10 Membalas

888 215 26
                                    

"Gue heran kenapa lo bisa tiba-tiba pengen belajar bikin buket bunga gini." Aku akhirnya bertanya padannya ketika ia benar-benar datang ke rumahku untuk belajar membuat buket bunga.

Jaehyun tersenyum simpul, "Penasaran aja sih, kenapa dulu waktu SMP lo doyan banget bikin ginian" dia menjawab dengan ringan, membuatku hampir percaya jika tidak ada yang disembunyikan dari kata-katanya.

Setelah hampir dua jam kami berlatih, dia sudah cukup mahir membuat sebuket buket bunga. Seolah memang ada tekad kuat dari dalam diri Jaehyun untuk mempelajari itu. Ada alasan besar untuknya belajar hal-hal yang selama ini hampir tidak di liriknya.

"Nih buat lo" dia mengulurkan sebuah buket bunga mawar putih yang dibuatnya sendiri padaku. Aku menerimanya, senang karena karya pertama miliknya diberikannya untukku.

"Kalo buat gue nggak usah dirangkai segala kali, entar juga dibubarin lagi buat ditaroh di vas" aku mengomentarinya.

Jaehyun tertawa mendengarnya kemudian merapikan meja ruang tamu rumahku yang berantakkan setelah melihat arloji yang dipakainya.

Melihat itu senyumku luntur, Jaehyun pasti akan pergi menemui Tasya setelah ini. Yah, aku hampir hafal jadwalnya di malam minggu. Nama Tasya pasti sudah ditorehkannya tebal-tebal di daftar 'Apa yang akan dilakukannya ketika malam minggu'.

"Lo mau ke tempat Tasya?" Aku bertanya sambil membantunya membereskan potongan-potongan daun dan pita, memasukkan semuannya ke dalam kantong plastik hitam.

"he'em" dia menjawab, kemudian aku melihat jika sesekali di melirik padakku. "Mau ikut? remcananya gue mau makan malem bareng Tasya." katanya.

Aku menggeleng, sudah cukup menyebalkan melihat Jaehyun yang berubah seperti ini. Aku tidak ingin naik pitam ketika melihat mereka berdua bermesraan.

Kami selesai dengan cepat, kemudian dia berpamitan. "Kalo gitu gue pergi dulu, Dit." dia mengambil jaketnya kemudian kami bersama-sama keluar dari rumahku.

Jaehyun melambai ketika ia akan menaiki motornya, dan tepat ketika itu sebuah pesan masuk kedalam ponselku.

_

Kak Doyoung
|Makan mie ayam, yuk?

19.38
_

Entah ide dari mana, aku memanggil Jaehyun. Membuat sosoknya yang baru saja hendak pergi membuka helm miliknya untuk melihatku. "Gue ikut sampai Warung Klontong Haji Abdul, ya?" ucapku sambil berusaha menutupi sedikit rasa semangat ketika itu.

Jaehyun terlihat ragu, namun tetap mengiyakan. Aku masuk kedalam rumah untuk mengganti celana dan baju yang aku pakai kemudian mengunci rumahku.

"Mau ke toko aja kok ganti baju?" Jaehyun bertanya.

"Sekalian ketemu temen"

Jaehyun mengangguk, terlihat tidak terlalu ingin ikit campur dengan siapa aku bertemu. Namun ketika kami tiba di tempat aku turun dan menemukan sosok Kak Doyoung yang menungguku. Jaehyun berbisik dengan nada yang terdengar kesal.

"Malem-malem gini lo ketemua sama dia? mau kemana?"

Aku diam tidak menanggapi, hingga akhirnya motornya berhenti dan aku turun dari sana. Helm yang ku pakai aku ulurkan padanya sementara dia masih menatap Kak Doyoung dengan tatapan tidak ramah.

Kami baru saja akan pergi sebelum pertanyaan Jaehyun menghentikan aku dan Kak Doyoung. "Lo mau kemana, Dit?"

Terlihat kak Doyoung tersenyum menggantikan aku untuk menganggapinya, "Cuma mau makan malem kok, lo mau ikut?"

Ajakan itu terdengar seperti ejekan di telingaku. Jaehyun berganti untuk menatapku, lalu tapa menjawab ajakan dari Kak Doyoung dia pergi begitu saja.

"Lega kan rasanya?" Kak Doyoung bertanya padaku ketika sosok Jaehyun telah menjauh. Sementara aku yang tahu apa maksudnya hanya tersenyum kecil.

Saat itu aku benar-benar tidak bermaksud membuat Jaehyun merasa tidak nyaman. Tapi melihat wajah Jaehyun yang kesal karena aku bertemu kak Doyoung membuatku sedikit senang karenanya. Seolah, aku baru saja berhasil membalaskan dendamku pada Jaehyun.

.

.

.

Tbc

[✔] BF ▪Jaehyun▪Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang