Pagi-pagi sekali Jaehyun datang ke rumahku, terlihat pura-pura bersemangat untuk mengajakku berangkat sekolah bersamanya. Aku yang memang sejak beberapa hari ini terbiasa bangun lebih pagi karena tahu akan berangkat sekolah sendiri tanpa Jaehyun cukup terkejut.
"Wah, kebetulan banget elo udah siap. Kalo gitu gue panasin motor dulu" Jaehyun mengatakan hal itu sambil bergegas pergi dari rumahku. Aku belum mengatakan apa-apa, lidahku kelu untuk menolak. Seolah-olah memang ini yang aku inginkan, Jaehyun kembali seperti biasanya. Menjadi teman berangkat dan pulang sekolahku.
Aku mengambil tas punggungku, kemudian mengikat rambutku dengan rapih. Lalu mengunci rumah dan menunggu Jaehyun yang tengah memanasi motornya.
Aku diam saja, tidak mengeluarkan sepatah katapun untuk berbasa-basi dengannya. Sedikit malu dengan perbuatanku kemarin, yang meneriakinya karena masalah sepele seolah-olah aku baru saja dikhianati begitu banyak.
"Lo masih marah, Dit?" Jaehyun bertanya padaku setelah beberapa kali melirik dengan ragu-ragu. Mungkin takut, karena kemarin lah pertama kalinya Jaehyun mendengarku begitu marah menanggapi kata-katanya.
Aku menggeleng kecil, "Sori, gue kemarin bilang kaya gitu ke elo" kataku tulus.
Jaehyun malah tertawa kaku setelah mendengarnya. Seolah permintaan maafku membuatnya benar-benar merasa tidak nyaman. Untuk segera keluar dari situasi canggung itu, Jaehyun memberikan helm padaku sementara dia sendiri juga memakai helm miliknya sendiri.
Kami sudah sama-sama naik, namun hanya beberapa meter setelah dia menjalankan motornya, Jaehyun menghentikan kendaraan itu dengan tiba-tiba. Membuatku terdorong maju, terkejut.
"Ada apa?" tanyaku khawatir.
Tapi Jaehyun tidak menjawab, dia hanya meraih tanganku dari depan kemudian menuntunnya untuk menyentuh jaket bagian pinggang yang ia pakai.
"Lo belum pegangan." Dia menjawab dengan santai tanpa melihatku,
Aku menurut, lalu degan sedikit kuat meremas jaket yang dipakai Jaehyun sebagai pengangan. Ini memang hal yang biasa aku dan dia lakukan, tapi setelah beberapa hari ini aku merasakan beberapa perasaan asing ketika berada di dekat teman baikku ini.
Ia menggerakkan kepalanya kebelakang untuk melihatku setelah itu, seolah ada hal lain yang ingin dia katakan padaku. "Eh, Dit. Lo bukannya bisa merangkai buket bunga ya?" dia bertanya.
Aku menjawab pertanyaan itu dengan anggukan kepala. Memang ketika sekolah menengah pertama aku pernah mengikuti ekstrakulikuker keterampilan, dan beberapa kali belajar membuat buket bunga.
"Boleh ajarin gue, nggak?"
Aku sejenak terkejut, Jaehyun yang selama ini sama sekali tidak terlihat tertarik dengan hal-hal semacam itu memintaku mengajarinya.
"Boleh," aku menjawab tanpa pikir panjang. Setelahnya aku melihat sudut matanya berkerut. Sepertinya dia senang aku setuju mengajarinya.
Kami berangkat setelah itu, aku juga diam-diam tersenyum melihat Jaehyun senang karena aku, tanpa tahu apa yang akan dia lakukan dengan buket bunga itu setelahnya akan membuat hubungan kami berubah total.
.
.
.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] BF ▪Jaehyun▪
ספרות חובבים"Ta, inget janji lo, Senyum lo cuma buat gue. Nggak buat yang lain"-Jaehyun . . _ Highest Rank: #1-jjh [06.03.2022] #4-wendy [27.04.2022]