Sebungkus es teh ada di genggamanku yang tengah duduk di depan kelas. Anak-anak yang lain sudah pulang, tapi tidak dengan aku dan Jaehyun serta anak-anak yang mendapat jatah piket hari ini. Jadwal piketku dengannya berada di hari yang sama, dan karena itulah aku masih berada di depan kelas meskipun jam pelajaran telah berakhir.
"Bagian piket lo udah gue selesaiin, tuh" Jaehyun mengatakan hal itu ketika ia keluar dari kelas. Ia melemparkan tas milikku, yang aku tangkap dengan baik.
"Kalo entar malem nggak dateng ke rumah gue, siap-siap aja-" Ia menekan ibu jarinya ke lehernya sendiri, membuat gestur seolah akan memotong. Yah, dia sedang bermain-main untuk mengancamku.
"Doain aja gue nggak ketiduran" aku menjawab, mencoba menggodanya balik.
"Eei, wajib dateng pokoknya" Jaehyun menakankan hal itu, memaksa aku untuk mengiyakannya. Dan tepat ketika aku mengangguk dia merampas es teh yang aku bawa, lalu meminumnya sampai habis. Aku yang malas menanggapi tingkah menyebalkannya itu hanya diam saja.
Beberapa anak lain yang selesai piket juga keluar, sibuk menggedong tas mereka masing-masing sambil saling berpamitan. "Jae, Dit gue duluan ya." Kata salah satu diantara mereka.
"Btw cewek lo udah dateng tuh, Jae" Yang lain melanjutkan, setelah itu aku melihat sosok Tasya berada di ujung koridor kelas kami. Tampaknya tengah menunggu Jaehyun untuk pulang bersama.
Kami berdua menghampiri Tasya dengan langkah biasa, sosoknya yang menangkap kehadiranku terlihat canggung. Dia menarik sudut-sudut bibirnya, mencoba menunjukkan sisi ramah yang biasanya ditujukan untuk orang asing.
"Sore kak Dita" dia menyapaku singkat, lalu kembali beralih kepada sosok Jaehyun. "Kak, hari ini aku pulang sendiri aja, ya? Kebetulan Papa ada niatan mau ngejemput."
Mendengarnya Jaehyun mengangguk sambil tersenyum, terlihat jika hubungan asmara keduanya begitu santai. Jaehyun dan Tasya sama-sama memiliki sikap yang tenang, membuat pasangan itu terlihat manis.
Aku melirik ke arah Jaehyun ketika tangan sahabatku itu bergerak untuk menepuk pucuk kepala Tasya. Tasya tersenyum, lalu melambai kepada kami berdua. Ia memilih pergi lebih dulu, seolah sengaja membiarkan aku dan Jaehyun menikmati waktu berdua kami sebagai teman dekat.
Detik itu aku menyadari apa yang membuat Jaehyun menyukai sosok Tasya, selain sikapnya yang ramah perempuan itu tahu cara menempatkan dirinya. Dia tahu hubungan aku dan Jaehyun, dan mentoleransi kedekatan kami seolah tidak ingin mengekang sosok Jaehyun.
Aku mendengus, meskipun Tasya seolah mengambil perhatian yang Jaehyun berikan untukku entah mengapa aku merasa bingung dengan peranku sendiri dalam cerita ini. Perempuan itu baik, dia tidak seperti tokoh antagonis di novel romansa yang merebut si pemeran utama pria. Namun sebaliknya, ini kisahku tapi aku merasa menjadi antagonis di ceritaku sendiri.
Aku menyukai sahabatku yang telah memiliki kekasih, buruknya beberapa kali pikiran untuk merusak hubungan mereka datang padaku. Dan itu kembali datang sore ini, ketika Jaehyun dengan santai menggandeng tanganku menuju tempat parkir tanpa tahu jika sedang mati-matian untuk menahan jantungku yang berdebar terlalu keras karenanya.
Niat buruk itu seolah datang dan pergi, seolah tengah menggodaku untuk menjadi antagonis demi memiliki Jaehyun untuk diriku sendiri.
.
.
.
Tbc
Menurut kalian kalo gua bikin Dita jadi pelakor, cocok ga ya? 🤔
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] BF ▪Jaehyun▪
Fanfiction"Ta, inget janji lo, Senyum lo cuma buat gue. Nggak buat yang lain"-Jaehyun . . _ Highest Rank: #1-jjh [06.03.2022] #4-wendy [27.04.2022]