Untuk yang ke sepuluh kalinya aku mengumpati Jaehyun yang datang terlambat ke kafe dimana aku menunggunya untuk mengerjakan tugas bersama.
Panggilan telponku diabaikannya, membuatku lagi-lagi harus mengerenyit jengkel. Ini sudah hampir tiga puluh menit, dan ia sama sekali belum menampakkan batang hidungnya.
Pandanganku semula mengarah pada buku-buku yang aku bawa kini beralih pada pintu kafe yang loncengnya berdenting cukup nyaring.
Dia datang!
"Jae-"
Suaraku tersendat begitu melihat sosok lain dibalik tubuh tegap Jaehyun. Perempuan yang tampak asing namun sekaligus familiar di ingatanku.
"Ta!" Jaehyun melambai, aku membalasnya dengan senyum samar, tak enak juga jika aku harus marah-marah pada Jaehyun yang datang terlambat di depan perempuan itu.
Mereka berdua menghampiriku yang semula duduk sendirian. Kursi kafe yang semula hanya ada dua, untukku dan Jaehyun kemudian ditambah satu. Dan yang lebih menakjubkan Jaehyun lain yang memintanya langsung pada pelayan kafe itu.
Sesuatu yang tidak pernah ia lakukan untukku.
"Halo, Dita ya?" Tanya perempuan itu ramah. Aku mengangguk. kemudian menerima uluran tangannya yang mengajakku bersalaman.
"Aku Tasya, dari kelas Sepuluh IPS 1" Katanya memperkenalkan diri.
"Oh, salam kenal Tasya" balasku setengah tak minat. Aku melirik Jaehyun, dan melihat kalau cowok itu sibuk mengeluarkan buku-bukunya.
dari bawah meja, aku menendang kaki Jaehyun. Membuat cowok itu tersentak kemudian mentapku sambil meringis.
Aku memberi kode dengan mengarahkan daguku pada Tasya yang kini sibuk membuka Handphonenya.
"Ini Tasya, dia anggota baru Band sekolah, gantiin Johnny buat pegang Bass karena Johnny udah kelas duabelas, jadi dia mau fokus ke UN-nya" jelas Jaehyun. Tasya yang mendengar namanya disebut mengangkat wajahnya yang semula fokus pada handphonenya.
Aku cuma ber'oh' ria.
Malas untuk bertanya lebih lanjut, walaupun ada berpuluh-puluh pertanyaan mengenai alasan Jaehyun yang mengajaknya kesini.Tapi tidak, rasanya itu akan membuat perempuan dihadapanku itu merasa tidak enak dan malah membuat suasana kami menjadi canggung.
Aku memilih menutup mulut, kemudian mulai mengerjakan tugas Ekonomi yang memang menjadi alasan mengapa aku datang kesini untuk bertemu Jaehyun.
.
"Sya, lo mau langsung pulang, kan?. Gue anter ya" Tawar Jaehyun yang membuat aku menegernyit, sekaligus membuat Tasya melirikku seakan merasa tidak enak.
"Rumahku kan beda arah sama rumah Kakak." katanya,
"Nggak apa-apa, yuk" Ajaknya, Jaehyun sejenak menoleh kearahku. "Pulang naik taksi nggak apa-apa ya, Ta?" kata Jaehyun.
Aku hanya diam, ia merogoh kantongnya kemudian mengeluarkan dompet yang ia bawa kemudian mengulurkan uang miliknya padaku. "buat ongkos taksi"
Aku melotot, lalu dengan sebal aku abaikan uluran tangan Jaehyun yang memberiku uang. "nggak usah" jawabku ketus.
Kemudian aku pamit kepada keduannya, lalu pergi dari sana.
Yah, memang harus ku akui jika aku sedikit sakit hati ketika Jaehyun dengan 'baik hati'nya memberiku uang ongkos karena tidak bisa mengantarku.
Tapi rasanya itu tidak tepat, dan saat itu untuk pertama kalinya aku merasakan perasaan terhina karena kebaikan seseorang.
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] BF ▪Jaehyun▪
Fanfiction"Ta, inget janji lo, Senyum lo cuma buat gue. Nggak buat yang lain"-Jaehyun . . _ Highest Rank: #1-jjh [06.03.2022] #4-wendy [27.04.2022]