DEWA

44.6K 2.7K 41
                                    

Aku memilih tempat kost yang direkomendasikan Rossy. Rumah Kos berbentuk letter 'L' berlantai tiga. Bukan rumah kontrakan yang dulu, yang pernah aku datangi bersama Juna. Soalnya kali ini, hanya aku yang akan tinggal tanpa mengajak Abiem ataupun mbak Dyan.

"Ini kuncinya, Shin.." Kata Rossy sambil memberikan sebuah kunci kepadaku.

"Terimakasih, Ros." Jawabku

"Kau yakin menolak tinggal di apartemen yang Pak Juna tawarkan??" Tanya Rossy

"Iyaaa... Ross. Aku tak mau menerima pemberian darinya, karena pastinya ujung ujungnya akan menimbulkan salah paham dengan Eliza."

"Oohh.... Ya!!! Maukah kau merahasiakan tempat ini dari siapapun. Termasuk Juna."
Wajah Rossy memandangku bingung

"Kenapa??" Tanyanya.

"Pokoknya berpura-pura lah tak tahu menahu apapun soal masalahku atau kepindahanku disini." Pintaku

"Esok juga aku akan dipindah tugaskan ke bagian gudang."

Rossy sangat terkejut

"Ini pasti ada hubungannya dengan kemarahan Eliza saat itu, Shin." Ujarnya menyimpulkan

"Mungkin saja.." Kataku sedih

____

Pagi itu, Pak Leo mengenalkan aku pada kawan-kawan kerjaku yang baru digudang. Aku tersenyum hangat menyapa mereka.

"Kuharap kau betah disini, Shin!!" Ujar pak Leo menepuk pundakku lembut. Aku hanya tersenyum padanya sambil tak lupa mengucapkan terimakasih sebelum beliau pergi.

Hari ini gudang sibuk banget dengan banyaknya barang yang datang. Jumlah karyawan yang hanya berjumlah 8 orang, itupun termasuk aku, membuat kami kewalahan.

Karena tak tega akupun ikut membantu karyawan-karyawan yang lain, mengangkat barang sesuai kemampuanku. Dan tak jarang ikut membantu mengangkat barang yang berat bersama-sama. Kendati sebenarnya tugasku hanyalah ngawasin keluar masuknya barang di gudang.

"Mbak duduk disana aja. Gak usah ikut-ikutan  angkat-angkat barang. Ini tugas cowok mbak." Ujar Dewa.

Karyawan termuda dan paling ganteng di bagian gudang. Bahkan kegantengannya pun terkenal diseluruh gedung ini. Diam-diam Rossy juga naksir berat sama dia. Tapi sayangnya orangnya terlalu cuek. Dan aku baru ngeh jika ternyata sosok Dewa yang populer tuh orangnya ini.

Orangnya ganteng, kulitnya putih mulus dan berhidung mancung, sayangnya orangnya agak jutek. Mungkinkah orang yang sadar diri kalau dirinya dilahirkan ganteng sikapnya selalu jutek, pikirku dalam hati.

"Gak papa .. lagian aku juga bantu yang ringan-ringan aja kok." jawabku membantahnya.

"Gimana kalo pak Juna tahu mbak ikut bantu ngangkat-angkat barang. Bisa kena omel ntar kaminya." juteknya

"Apa hubungannya dengan Pak Juna??" Tanyaku kebingungan pada nya.

"Semua juga tahu mbak ini mantan istrinya Pak Juna." Katanya asal nyeplos

"Kalau mantannya kenapa??" Bantahku.

"Aku juga sama kayak kalian. Kalau salah ya diomelin. Gak da yang istimewa diantara kami. Lagian hubungan kami juga telah lama bubar." Kataku agak nyolot.

"Tapi... Mbak..." Dewa hendak membantahku lagi. Namun aku cegah.

"Sudah.... Sudah... Kalau kita debat terus, kapan kelarnya nih kerjaan." Kataku tegas

Memang benar jika kami terus adu mulut lantas yang mau ngerjain kerjaan kami siapa??? Gak kan kelar-kelar  kaaaannn. Dan akhirnya diapun pasrah.

------------

BOSKU MANTAN SUAMIKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang