RAHASIA YANG TAK INGIN KUUNGKAP

66.2K 4.3K 45
                                    

Lagi-lagi hari ini Juna memanggilku ke kantornya. Tapi karena aku lagi gak mood nglihat tampang dia, aku memilih mangkir aja. Sengaja nomernya aku blokir. Aku memilih mengambil alih tugas luar untuk bertemu beberapa klien.

Saat nyampe dilantai satu terdengar suaranya menggema keseluruh gedung lewat pengeras suara.

Panggilan untuk Shinta Larasati
Bagian keuangan
Harap segera datang ke kantor saya... SEGERA.

Udah gila tuh orang. Dia pingin seluruh gedung tahu, kalau dia mencariku!! Bodo amat. Mbak- mbak resepsionis yang mengenaliku, langsung saling berbisik sambil menatapku dengan curiga. Aku serasa bagai buronan yang dicari pihak berwajib. Tanpa mempedulikan tatapan sinis orang-orang, aku langsung ngacir keluar.

Pak Ronal, Pak Leo, Amel dan
masih banyak lagi yang menghubungiku, menyuruhku balik ke kantor. Tapi aku sungguh tak meresponnya.

Rossy mengirim pesan padaku saat aku sedang meeting dengan klien. Menanyakan keberadaanku saat ini. Kukirim aja lokasiku padanya. Dan saat meeting berakhir, aku sangat terkejut. Juna sudah ada disana. Berdiri dengan angkuhnya disamping mobilnya.

"Ayo, masuk!! Ada tempat yang harus segera kita kunjungi!!" Perintahnya sambil membukakan pintu depan mobilnya untukku.

Dengan ragu kupandangi mobil Juna.

"Kok bengong!!! Gak budek kan elu??" Tanyanya dengan wajah galak.

Walaupun ragu Akhirnya aku ikuti perintahnya namun aku memilih duduk dikursi belakang, bukannya duduk disampingnya.


"Emangnya gue sopir lu." Kesal Juna. Aku hanya terdiam

"Ngapain semalam gak mau terima tawaran guwe?" Tanyanya lagi tapi mulutku masih membisu.

Dan tiba-tiba Juna dengan sengaja mengerem mobilnya dengan mendadak, membuat jidatku kepentok kursi depan.

"Aduuuuuuhhh.." ringisku menahan sakit.

"Ehh.. bisa ngomong juga ya lu, kirain bisu mendadak." Ejeknya sambil tertawa geli.

"Diam itu emas, siapa tahu kalo aku banyak diam bisa bakalan kaya, Pak!!" Jawabku ngasal.

Juna kembali terkekeh.

"Tukang ngayal lu!!!" ejeknya lagi.

Mataku memandang ke arah jalan. Dan aku baru menyadari satu hal. Kalau ini bukan jalan balik ke kantor, melainkan jalan balik rumahnya.

Jangan-jangan dia mau menggorokku dirumahnya, kemudian menguburku dipekarangan. Pekarangan rumahnya kan luas, jadi gak kan da yang tahu kalau ada mayat terkubur disana. Aku mulai merasa ngeri membayangkannya.

"Pak Juna, bisa turunkan saya disini. Saya bisa balik ke kantor sendiri. Gak usah diantar bapak!!!" Ujarku panik karena membayangkan Juna menghampiriku dengan menyeringai keji, membawa sebuah pisau dapur besar yang diacungkan ke arahku terlintas dipikiranku.

Tapi sayangnya dia tak menggubrisku dan hanya melirik ke arahku dengan senyum jahatnya.

"HABISLAH AKU..." Gumamku sedih

Sesampai dirumahnya, Juna bergegas turun meninggalkanku yang sebenarnya takut turun dan langsung memanggil mamanya.

"Ma....Ma.... Lihat siapa yang datang??
Juna berteriak begitu masuk ke rumahnya. Aku hanya mengekor dibelakangnya.

BOSKU MANTAN SUAMIKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang