POV JUNA
Hari ini Shinta izin tidak masuk kerja karena sedang mendaftarkan Abiem ke sekolah baru, ditemani mama sama mbak Dyan. Gak tahu tuh. Ngapain daftarin sekolah satu anak aja sampai keroyokan kayak gitu. Dan tiga-tiganya gak ada yang mau ngalah, gak ada yang mau ditinggal dirumah. Rasanya sekarang Abiemlah sang raja dirumah ini. Aku sudah lengser dan gak dianggep sama sekali.
Kantor rasanya sepi tanpa kehadiran Shinta. Gak ada yang bisa diganggu, gak da yang bisa diajak berantem. Aku hanya bisa memutar-mutarkan penaku diatas meja saking bosannya.
Terdengarlah suara pintu kantor diketuk, wajah Ronal langsung memyembul dari balik pintu yang terbuka. Dia datang untuk menyerahkan beberapa laporan yang harus kutandatangani.
"Maaf Pak Juna. Bolehkah saya tahu, hari ini mbak Shinta tidak masuk kerja kenapa yaa??" Tanya Ronal sambil menyerahkan beberapa berkas padaku.
"Emangnya dia gak ijin??" Tatapku sambil melotot ke arahnya.
Ronal langsung gelagapan.
"Oohh... Co...coba nanti saya tanya ke Rossy, mungkin dia ijinnya sa..sama Rossy." Jawab Ronal gugup. Dia hampir membalikkan badan hendak keluar, namun mengurungkan niatnya saat mendengar suaraku."Shinta lagi daftarin sekolah Abiem."
Jawabku sambil masih memainkan pena dengan jari-jariku."A....biemm?? Abiem itu siapa pak??" Tanya Ronal bingung
Aku langsung menghentikan gerakan jariku. Pena kuletakkan dengan agak membanting di atas meja. Mataku melotot ke arah Ronal. Tubuh Ronal tampak langsung membeku karena ketakutan dihadapanku.
"ABIEM....ABIMANYU PUTRA ARJUNA, putraku dengan Shinta." Jawabku dengan tatapan mata tajam kearahnya
Ronal langsung berpamitan tanpa banyak tanya lagi.
Ponselku berdering, kulirik tanpa semangat ke arah layarnya, disana terpampang wajah Eliza. Ternyata Eliza meneleponku untuk mengajak makan siang bersama. Aku sebenarnya malas, namun aku sekarang juga lagi bosan. Gak ada salahnya aku menerima undangan makan siang darinya.
Eliza sudah menungguku direstoran favorit tempat kami biasa makan.
"Hai... Jun...!!!" Sapanya hangat saat melihatku, tidak lupa dia mencium pipi kanan dan kiriku. Aku hanya diam saja tak meresponnya.
Dimeja sudah terhidang beberapa makanan favoritku. Namun entah kenapa aku tetap tak berselera makan.
"Ada perlu apa.... Tumben-tumbenan ngajak aku makan siang. Apa kamu gak malu ngajak makan siang orang lumpuh kayak aku??" Kataku masih jutek.
"Apa kamu masih marah sama aku, Jun?? Aku kan sudah minta maaf sama kamu." Kata Eliza dengan suara manja
"Kamu kira hanya dengan permintaan maaf saja bisa menyembuhkan luka hatiku akibat harga diriku yang kau injak-injak."
"Kau kira dengan kata maaf saja bisa membuatku memaafkanmu atas perselingkuhan yang kau lakukan dibelakangku." Kataku dengan nada meninggi, hingga beberapa orang yang sedang menikmati makan siang ditempat itu menoleh ke arah kami. Aku masih sangat marah pada Eliza.
Eliza terlihat sangat malu, mukanya memerah.
"Jangan keras-keras, Jun, bicaranya. Maluuu diliatin orang banyak." Kata Eliza dengan agak berbisik. Wajahnya terlihat semakin memerah.
"Bukankah kemarin saat aku datang ke rumahmu, kita sudah berdamai, Jun!!! Bukankah kau sudah bersedia menerimaku kembali??"katanya lagi dengan suara lebih tenang.
"Kapan aku mengatakan kita sudah balikan!!!" Jawabku kesal
Aku mencoba mengingat-ingat, kapan pernah ada kata balikan dariku untuk Eliza. Namun seingatku aku tak pernah mengatakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOSKU MANTAN SUAMIKU
RomanceKukira takdir kami telah terputus sejak 5 tahun lalu. Saat dia menceraikan aku dan mengusir aku dari rumahnya. Namun aku salah.... Kami dipertemukan kembali dengan takdir yang baru, sebagai atasan dan bawahan. Sifat arogan dan kasarnya padaku semak...