POV ARJUNA
Kutinggalkan mereka berdua di tepi pantai dengan hati hancur. Aku sungguh tak pernah mengira, Shinta akan selicik itu. Hanya karena ingin merubah nasibnya dia tega mempermainkan hati semua orang yang menyayanginya.
Mama terlihat cemas saat melihatku dalam kondisi yang cukup terpukul.
Setelah makan malam bersama, kami duduk berdua di ruang keluarga. Menduduki sebuah sofa panjang bermotif batik warna ungu, sofa kesayangan almarhum papa. Kami menonton acara live music yang sedang tayang di televisi. Kendati aku hanya menontonnya tanpa minat.
Mama mendekatiku, kedua tangan beliau menggenggam tangan kananku erat."Ada apa Jun. Sejak kepulanganmu dari perjalanan bisnis, kau terlihat murung." Tanya beliau lembut.
"Gak da apa-apa ma." Jawabku lesu.
"Namanya bisnis, pasti ada kalanya datang kendala. Pasang surut adalah hal yang biasa. Gak selalu semua berjalan lancar dan bla....bla....bla..."
Mama menasihatiku panjang lebar tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Aku hanya mengangguk dan tersenyum pada beliau. Aku tak mau membebani hatinya dengan semua masalahku. Kupeluk wanita yang paling kusayang itu dengan erat. Tangannya mengelus punggungku dengan lembut.
"Bagaimana acara persiapan pertunanganmu besok Minggu?? Apakah sudah selesai semua??" Tanya mama mengingatkanku pada hal yang sudah lama aku nanti-nanti, namun malah saat ini hampir terlupakan olehku.
"Sudah ma.. semua sudah beres." Jawabku. Dan mamapun tersenyum.
"Jangan lupa kau undang juga Shinta, Abiem dan Dyan, mama rasa mereka harus datang ke acara bahagiamu. Apalagi Abiem supaya dia bisa lebih mengenal istri baru papanya." Kata mama lembut.
"Mereka tak layak datang, Ma!!" kataku dengan nada sinis
"Apa maksudmu, Jun??" Tanya mama agak bingung.
"Bukankah sejak awal Shinta memang berniat memisahkan aku dan Eliza, bahkan dia menggunakan Abiem untuk membuat hubunganku dan Eliza makin menjauh."
"Apa maksudmu??" Tanya Mama Nayla kebingungan
"Bukankah Shinta adalah biang kerok yang membuat perjodohan paksa itu, Ma??" Tanyaku dengan nada agak meninggi
"Dia hanya wanita licik yang haus harta yang tega melakukan segala cara agar semua keinginannya terpenuhi." Aku sungguh masih sangat emosi jika membicarakan segala hal yang menyangkut tentang Shinta.
Mama Nayla sangat terkejut. Ditutupnya mulutnya dengan kedua tangannya.
"Bagaimana kau bisa berpikir demikian??" Tanya Mama, shock.
"Shinta sendiri yang mengakuinya didepanku tadi sore. Mama tak perlu menutup-nutupinya lagi." Ucapku
"Itu semua bohong, Jun. Kamu jangan percaya!!" Shinta itu berbohong!!" Teriak Mama histeris.
"Mama tak perlu membelanya lagi. Dia sudah mengakuinya padaku. Termasuk mengaku telah menggunakan Abiem untuk mempermainkan perasaanku sebagai seorang ayah. Agar dia bisa kembali memisahkan aku dengan Eliza." Ucapku lagi.
"BOHONG, JUN SEMUA YANG DIKATAKANNYA ADALAH BOHONG...!!!"
"MAMALAH YANG MEMAKSANYA UNTUK BERSEDIA MENIKAH DENGANMU. BERULANGKALI DIA MENOLAK DENGAN ALASAN KAU SUDAH PUNYA WANITA YANG SANGAT KAU CINTAI, BERULANGKALI PULA DIA MENOLAK DENGAN ALASAN BAHWA KALIAN TAK SEDERAJAT. TAPI MAMA TAK PEDULI, JUN. MAMA TAK MAU KEHILANGAN CALON MENANTU SEPERTI DIA. MAMA MENGGUNAKAN ALASAN SAKIT JANTUNG AYAHMU, AGAR DIA BERSEDIA MENIKAH DENGANMU."
Mama mulai menangis tersedu"Dia gadis yang cerdas, sopan, lembut dan shalehah. Mama tak pernah memikirkan tentang status sosial calon pendampingmu. Dimata mama, Shinta adalah wanita yang paling tepat untukmu. Mama juga tahu diam-diam dia menyukaimu. Mama sering memergokinya melihatmu dari kejauhan."
"Andaikan yang kau katakan memang benar, jika Shinta itu gila harta, tak mungkin dia menyembunyikan keberadaan Abiem sebagai cucu tunggal dari keluarga Dharmawangsa."
"Tapi gadis bodoh itu tak pernah menuntut apa-apa dari kita, Jun. Bahkan satu senpun dia tak pernah meminta dari kita, kendati dia hanyalah seorang ibu tunggal yang hidup sederhana. Sementara mantan suaminya adalah seorang pengusaha yang sangat kaya raya. Dia tak pernah memanfaatkan kekayaanmu bukan??" Jelas Mama Nayla ke Juna dengan derai air mata.
"Tapi bagaimana Shinta bisa datang menginap disini bersama Abiem saat aku sedang di luar negeri jika dia memang tak punya maksud apa-apa??" Tanya Juna curiga.
"Mamalah yang memintanya untuk menemani mama, karena mama kesepian. Awalnya dia menolak karena takut kamu marah. Tapi mama membujuknya untuk menginap dan kembali pulang sebelum kamu datang. Dan tak tahunya kamu datang lebih awal."
"Bagaimana mama tahu kalau Abiem cucu mama??" Tanyaku.
"Mama ini mama kamu, Jun!! Mamalah yang membesarkan kamu sendiri dengan tangan mama. Hanya sekali lihat saja mama sudah tahu kalau Abiem putramu, tadinya Shinta mengelak dan mengakuinya hanya sebagai keponakan. Tapi Abiem adalah duplikatmu sepenuhnya. Dan kaupun tak meragukannya kan???" Jawab Mama Nayla lagi.
Aku benar-benar dibuat shock dengan semua penjelasan Mama. Aku yang tak tahu apapun soal Shinta.
Lalu sebenarnya apa alasan dibalik kebohonganmu, Shin??
APA ALASANMU??? Kepalaku semakin berdenyut nyeri.
Manakah yang harus kupercayai. Kata-kata Mama ataukah pengakuan Shinta. Malam ini aku sungguh tak bisa tidur. Seharusnya aku bahagia menjelang pesta pertunanganku, namun Kelebatan kejadian tadi sore meninggalkan bekas luka dihatiku. AKU SANGAT GELISAH.
_____
Pagi ini ku umumkan pesta pertunanganku kepada seluruh karyawan. Tak lupa aku mengundang mereka semua untuk turut serta hadir dipestaku. Namun entah kenapa diantara semua staf yang memberiku ucapan selamat, aku tak melihat sosok itu. Ada banyak hal yang ingin kutanyakan padanya. Ada tanda tanya besar dihatiku.
Kuminta Pak Ronal untuk memanggil Shinta menghadapku. Namun bukannya bergegas pergi, Pak Ronal malah kebingungan.
"Maksud Bapak.... Mbak Shinta bagian keuangan, kan??" Tanya Ronal dengan wajah bingung.
"Iya..."
"Mbak Shinta Larasati kan..??" Tanyanya lagi membuatku mulai kesal.
"Iyyya.." Jawabku bete.
"Yang orangnya berhijab, tinggi, cantik, putih dan kalem itu kan pak??"
"Iyyyyyaaaa." Jawabku mulai kehilangan kesabaran.
"Kamu disuruh kok kebanyakan tanya. Cepat keluar, PANGGILKAN DIA SEGERA!!" Suruhku dengan penuh emosi.
Bukannya keluar, Ronal malah menggaruk garuk kepalanya kebingungan.
"RONAAAALLL.. KAMUU KOK MASIH DISINI.. ?? BURUAN CEPAT.. PANGGILKAAN..!!! APA KAMU MAU SAYA PECAT SAAT INI JUGA!!!" Ancamku yang mampu membuat wajah pria didepanku jadi ketakutan.
"Tapi Pak juna. Mbak Shintanyakan sudah dimutasi ke Semarang."
Auto mataku melotot, Sebenarnya apa yang terjadi selama kepergianku yang hanya 5 hari. Kupanggil Leo, yang bertanggung jawab atas semua keputusan di perusahaan selama aku tinggalkan.
Ternyata Shinta sendirilah yang mengajukan diri. Rupanya sejak semula dia memang sengaja hendak pergi menjauh dariku. Rupanya sejak semula dia memang berniat menyingkirkan aku dari kehidupannya dan putra kami.
SEBENARNYA APA NIATNYA. AKU HARUS SEGERA MENEMUINYA... BENAARRRR... AKU AKAN MENEMUINYA DAN MINTA PENJELASAN PADANYA...SEGERA!!
KAMU SEDANG MEMBACA
BOSKU MANTAN SUAMIKU
RomansKukira takdir kami telah terputus sejak 5 tahun lalu. Saat dia menceraikan aku dan mengusir aku dari rumahnya. Namun aku salah.... Kami dipertemukan kembali dengan takdir yang baru, sebagai atasan dan bawahan. Sifat arogan dan kasarnya padaku semak...