Chapter 4

14.3K 757 24
                                    

Author Pov.

Keduanya membolos di gudang sampai jam pulang sekolah, dan saat ini mereka sedang berada di kantin. Dengan Riel yang duduk di sebelah Alshee.

Teman-teman Riel duduk di kursi depan mereka "Jadi, tadi lo berdua bolos kemana?" Tanya Haical.

Remaja tampan yang memiliki kekasih bar-bara bernama Carina, Haical cengek dan saaaaaaangat manja. Untung saja Carina sabar.

Riel yang tengah membaca buku sambil mengunyah mendongak "Kenapa mau tau?" Tanya nya datar. Kemudian kembali menerima suapa yang Alshee berikan.

Haical mendengus "Nyebelin lo" Gumamnya sebal.

"Lagian, tumbenan lo bolos Qar" Celetuk Devion, pacar Thalia. Penderita tuna rungu yang memakai alat bantu pendengaran.

Riel tak menjawab dan meneruskan makan serta bacaannya, "Bentar ya Riel, gue mau ke toilet." Ujar Alshee seraya berdiri, sebelumnya dia menyeka 2 butir nasi di sudut bibir Riel kemudian memakannya.

Riel menahan tangannya "Ikut gue.." Ucapnya melas.

"Tapi lo kan lagi makan " Ucap Alshee tenang dan lembut lalu melepas genggaman Riel. Setelahnya pergi menuju toilet sekolah.

Riel masih memandang punggung sempit yang terhalang rambut itu. "Lo beneran suka sama Alshee ato enggak?" Celetuk Devion penasaran, jujur dari pandangannya Riel pada Alshee, dia tak melihat adanya binar cinta.

Riel hanya diam dan melanjutkan makannya sendiri, dengan ekspresi lesunya. Benar sih, Riel masih makan, laper juga dia lagian.

"Percuma lo tanya, gabakal dijawab" Gumam Haical.

Haical dan Devion sama seperti Riel, mereka manja dan lemah. Beruntung memiliki kekasih seperti Carina dan Thalia. Preman cantik SMA Cendana ini.

Tapi, mau dilindungi bagaimana pun. Tetap saja ada celah bagi para pembully yang membenci mereka untuk balas dendam. Seperti saat ini, ke 7 remaja yang berseragam tak rapi namun sialnya tampan seperti boyband BTS.

Salah seorang berambut pirang terang, memakai 3 piercing di kedua telinganya. Berjalan ke samping Haical dan merangkulnya "Yo Ical, gimana kabar lo yang katanya uda gak perjaka lagi?" Sapa Zidan.

Wajahnya tampan namun sayang attitudenya sangat jauh sampai menembus dasar bumi. Haical menegang, pegangannya pada buku paket perlahan mengerat.

"Waduh, muke lo biasa aja dong. Kayak kebelet boker lo" Celetuk Lim. Dia berjalan mendekati Devion yang nampak tak perduli itu.

"Ini lagi, tuli lo bisa denger gue gak? Oh gak bisa ya" Cerocos Andri seraya menarik alat bantu dengar Devion dan menjauhkannya.

Devion berdecak kemudian berdiri, sial dia tak bisa menggapainya karena tubuhnya hanya setinggi 170 sedangkan Lim 186 cm.

"Berapa tubuh lo dibayar Cal, lo disewa tante-tante kan? Pasti burung lo uda nyusut. Kasian deh" Ejek Zidan seraya menepuk pipi Haical, membuat remaja itu semakin terpuruk dan tak bisa menahan air matanya lagi.

"Hiks..Carina..hiks..tolong Ical.." Isak Haical takut. Dia meremat sampul buku di tangannya sampai mengkerut.

Tap

Riel terdiam "Yo Riel, apa kabar lo" Sapa Hendrick santai seraya duduk di sebelah Riel. Riel menunduk dan tak menjawab, membuat Hendrick mendecih lalu menarik rambut hitam Riel sampai membuat remaja itu mendongak.

"Pecundang, lo itu. Gak pantes bersanding di sebelah Alshee, lo ingat ini ya. Alshee bakalan jadi milik gue" Bisik Hendrick lembut namun terdengar dingin.

Setelah itu Hendrick menghempaskan jambakannya dan menabrak bahu Riel dengan sengaja sampai membuat remaja itu jatuh terduduk ke lantai.

Sengatan perih nan menyakitkan langsung terasa saat dia jatuh. "Shh.." Ringisan itu terdengar, gerombolan banci tampan tadi berlalu dengan tawa mengejek yang terdengar menyebalkan.

"A..aw..sakit.." Rintih Riel seraya membungkuk sedikit, pantatnya bener-bener sakit dan berdenyut.

"El, lo gak papa?" Tanya Devion yang tak berhasil mengambil alat bantu dengarnya. Riel menggeleng sebagai jawaban, kakinya mati rasa dan dia tak bisa bangun.

"Sakit..hiks..Shee...sakit.." Isaknya.

Riel mengutuk diri dan keadaan, kenapa Riel harus berurusan dengan Alshee dan membuat penggemar gilanya itu semakin membullynya. Jika bukan karena ingin menghapus foto di ponsel Alshee, Riel tak mau melakukan apa yang Alshee minta.

"Menyebalkan..hiks.."

Riel sangat membenci Alshee, hidupnya tak lagi damai.






























Tbc..

My Pet Boyfriend [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang