Chapter 17

3.3K 256 39
                                    

Damian Pov.

Aku tidak tau jika anakku sendiri bisa memiliki kelebihan yang dulu aku miliki, dan lebih bodohnya dia tidak tau cara menghentikan mimpi itu agar tidak jadi nyata.

Sekarang dia seperti orang depresi, pesawat yang kekasihnya tumpangi kecelakaan, dan dia sendiri tidak sadar pada tanda di sekitarnya.

Alhasil saat ini dia hanya mampu menangis seharian di kamarnya sampai tertidur. Aku tak peduli juga sebenarnya, tapi Queenze sedih melihat keadaan Riel.

Aku tak suka melihat Queenze sedih, sebisa mungkin aku membuatnya bahagia. Tapi bocah itu malah membuat istriku sedih.

***

Saat ini aku ada di dalam kamar Riel, duduk bersandar di sofa kamarnya, memandangi tindakannya yang hanya menangis dan menangis. Seperti anak kecil saja.

Aku menumpukan kepalaku pada tangan kananku "Apa kau mau seperti ini saja? sudah 6 hari dan kau masih menangis" celetukku datar.

Kulihat dia menegang dan sedikit melirikku, wajahnya kacau dengan air matanya yang basah dimana-mana. "Hiks...Daddy...Riel harus gimana..hiks..Alshee.." lirihnya.

Aku menghela napas panjang, kasihan juga. Aku berdiri dan berjalan mendekati ranjangnya "Bangunlah Riel, bersihkan dirimu. Mandi, turun lalu makan. Kasihan Mommy khawatir sama kamu" ucapku tenang.

Riel nampak menyuruk, dia tau dia sudah membuat Mommynya sedih "Baik Dad..hiks..Riel mandi dulu...hiks.." lirihnya seraya menghapus air matanya.

Aku mengangguk, mengelus kepalanya sebentar "Percayalah, Alshee adalah gadis yang kuat. Dia pasti selamat" ucapku lembut, Alshee memang gadis yang kuat.

Berbeda dengan Queenzeku yang lemah lembut, Alshee ini sedikit garang. Dia bahkan bisa menggendong Riel di tubuhnya, luar biasa kan.

"Daddy keluar dulu, semangatlah Riel, dia pasti selamat" hanya itu yang bisa aku katakan padanya.

Setelahnya aku berjalan keluar kamar, bertepatan dengan Queenze yang berlalu lewat "Queen" panggilku lembut.

Queenze berhenti melangkah tapi dia tak berbalik, ada apa dengan istri cantikku ini. Aku mendekatinya dan memandangnya lekat "Kamu kenapa?" tanyaku hati-hati.

Raut wajahnya datar dan dingin, aku jadi takut "Kamu selingkuh ya?"

Apa? Aku selingkuh!? Lihat perempuan lain aja aku gak selera apalagi selingkuh "Enggak sayang, mana mungkin aku selingkuh. Kamu juga sama aku terus kan di kantor, mana mungkin aku selingkuh" aku berusaha untuk tenang.

Padahal kenyataannya aku serasa ingin menangis, Queen dingin sekali seperti ini. Lihat sekarang dia tak menjawab dan terus berjalan meninggalkanku.

"Hiks...Queen gapercaya sama Dami..." ucapku sedikit merengek seraya mengikutinya, nangis? Iya aku nangis.

Maaf saja ini sudah kebiasaan dari dulu. Banyak yang muak dengan kebiasaanku ini tapi tidak untuk Queenze ku, dia selalu menerima tangisan gilaku tanpa emosi yang besar.

"Queeeeeeeeen" aku mengejarnya, aku harus membujuknya kembali.

Damian Pov end.

Author Pov.

Riel berdiri di depan kaca wastafel kamar mandi, wajahnya kacau sekali dengan hidung yang memerah, mata yang memerah dan sembab, wajah yang membengkak.

"Hiks....Alshee..." Riel kembali meremat rambutnya, ini semua bukan mimpi. Ini semua kenyataan buruk yang Riel amat benci.

Kenapa ini semua harus terjadi "Kamu..ninggalin aku.." lirihnya seraya merosot ke lantai dengan tangan yang masih berpegangan pada pinggiran wastafel.

"Hiks..kamu pergi..ninggalin aku...hiks...Alshee..kamu tega.." Riel memukul-mukul dada nya yang sangat terasa sesak dan sakit.

Napasnya sulit sekali diatur, rasanya dia tak bisa bernapas.

"Haaahhh...Alshee..." Riel merasa dadanya sangat sesak, kepalanya berkunang-kunang. Dia segera berdiri dan keluar dari kamar mandi.

Menjatuhkan kembali tubuhnya ke kasur dan memejamkan matanya, dia ingin istirahat dari kenyataan pahit ini. Dia mau kembali hidup di dalam mimpinya.

Hidup di dalam mimpi masih lebih menyenangkan, Alshee masih hidup disana, keluarganya baik-baik saja dan hubungan mereka juga harmonis.

"Aku...lebih senang hidup di dalam mimpi indah.." lirih Riel sebelum akhirnya masuk ke mimpi yang dia harapkan.

Semoga saja Alshee ada di mimpinya kali ini.





































Tbc..

Jadi guys itu bukan mimpi:).

My Pet Boyfriend [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang