End

4.8K 329 17
                                    

Update tengah malem adalah jalan ninjaku. Btw kalau mau baca jelasnya, baca After marries Damian-Queenze chapter Damian-8 sampai epilogue.

Author Pov.

Riel...merasa hidupnya tak berguna, hancur tak bersisa saat mendengar kabar duka dari Dokter Tedi. Daddynya, Daddy aneh, bego dan manjanya.

Harus pergi dihari ini, tepat di hari ulang tahunnya.

"Dok..hiks..itu gak mungkin kan..Daddy..hiks..Daddy gak mungkin pergi kan?" lirih Riel pilu. Dia tak sanggup berdiri, benar-benar tak sanggup.

Riel terduduk di lantai, kakinya lemas. Dan saat ini dia harus mengabarkan hal memilukan ini pada Mommynya.

Dengan tangan bergetar, Riel mengetikan nomer Queenze. Dan segera menghubunginya.

"Halo abang"

"M-mommy.."

"Kenapa bang? Daddy belum dioperasi kan? Mommy uda mau kesana"

Dada Riel sesak sekali, bagaimana dia mengabari berita buruk ini.

"Daddy..hiks.."

"Daddy kamu kenapa?"

"Dia-"

"Damian?"

Riel terdiam, sambungan masih terhubung tapi yang terdengar seperti langkah larian. Dan juga samar-samar teriakan Edgar.

"MOMMY!? MOMMY JANGAN KESANA!!"

"Mom?" lirih Riel.

Firasat sial, dia mendapat firasat buruk akan terjadi setelah ini. Semakin yakin, saat mendengat klakson memekak telinga terdengar.

Disahut dengan teriakan Edgar. Dan juga benturan keras.

Brak!

Riel..mematung, siapa yang tertabrak? Siapa yang tertabrak!? Sambungan langsung mati, Riel tau. Jika saat ini hidupnya sudah hancur.

Dia tidak kehilangan Alshee, tapi dia kehilangan 2 malaikat kesayangannya. Dia kehilangan Daddy dan Mommynya di hari yang sama.

Dan itu, menjadi pukulan telak baginya. Dia kembali teringat ucapan Daddynya tadi saat ingin ke kamar mandi.

15 menit sebelum kematian Daddynya.

"Daddy sayang sama kamu, sayang sama Ed juga. Maaf kalau selama ini Daddy gabisa jadi Daddy yang kalian harapkan. Kalau Daddy sehat nanti, kita lamar Alshee ya"

"APANYA YANG LAMAR!!..hiks..Daddy bertahan aja gabisa..hiks..DADDY PERGI NINGGALIN KAMI! SEKARANG MOMMY JUGA!! KENAPA KALIAN EGOIS!!" Riel meraung.

Hatinya hancur, mungkin lebih hancur lagi hati Edgar, karena dia menyaksikan kecelakaan Mommynya langsung disana.

"Hiks..kenapa kalian tega..huaaaaaa kenapa kalian pergi sama-sama!! Kalian gak bisa saling meninggalkan..hiks..tapi kalian bisa ninggalin kami!!" Banyak yang memandangnya miris.

Teriakan histeris Riel sangat amat menyayat hati siapa saja yang mendengarnya.

Dunianya hancur, bahkan lebih hancur dari mimpi yang pernah dia alami dulu. Dia tak masalah kehilangan cintanya.

Tapi...tolong...jangan kehilangan orang tuanya. Itu lebih memilukan dari segala kehilangan yang ada.

*****

Edgar melangkah memasuki rumah, biasanya rumahnya ramai dengan teriakan Daddy dan abangnya. Tapi...ah sudahlah, setidaknya Edgar masih bersama Riel.

Kematian kedua orang tuanya, sangat menyakitkan. Om Geraldnya sedang mengurus segala keperluan untuk pemakaman.

"Abang?" kenapa senyap sekali.

Dia diberitahu jika Abangnya pulang ke rumah duluan. Tapi, tidak ada tanda-tanda kehidupan sama sekali.

Edgar melangkah menuju kamar sang abang. Dan langsung membuka pintu kamar Riel "Abang, Edgar laper-".

Terdiam. Edgar benar-benar terdiam. Wajahnya pucat, bibirnya bergetar dengan mata yang berkaca-kaca.

Tidak mungkin.."A-abang..hiks..ABAAAANG!!!" Edgar shock, jantungnya serasa di remas sampai hancur.

Tak cukupkah dengan kematian kedua orang tuanya, kenapa abangnya sampai harus ikut menyusul juga.

Riel menggantung, dengan wajah yang membiru, tetesan darah mengalir dari pergelangan tangannya.

Ada sepucuk surat di meja, bertuliskan. 'Maaf Edgar, abang minta maaf udah ninggalin kamu. Abang gak sanggup, kehilangan kali ini menyiksa batin abang. Abang harap, kamu bisa melanjutkan hidup kamu. Bilang sama Kak Alshee, kalau abang mencintainya, sangat mencintainya"

"ABANG BEGOK!! BODOH!! IDIOT!! ABANG JAHAT!!...hiks..KENAPA KALIAN SEMUA PERGI NINGGALIN AKU SENDIRI!! KENAPA!?...hiks..kalian keluarga paling buruk..hiks..kalian jahat.."

Edgar, bocah 8 tahun yang harus menjalani hidup penuh kesendirian karena kematian kedua orang tuanya.

****

Kuburan, adalah hal yang paling Alshee benci. Dia pernah mengajak Riel ke kuburan hanya untuk mengingat kematian.

Tapi...dia tak mengharapkan kematian Riel seperti ini.

Alshee pingsan, dia tak sanggup menghadapi kenyataan. Jika orang yang sangat dia cintai pergi.

Sangat tidak sanggup, berita ini mengguncang jiwanya. Mungkin setelah ini, Alshee akan menyusul Riel ke alam sana.

Dan ini, kebalikan dari mimpi Riel.

Jika di mimpi, Alshee lah yang mati karena bunuh diri. Maka di kenyataan, Riel lah yang melakukannya.

Cukup sudah, ini semua sudah cukup.



































"GABRIEL!!"

Remaja itu tersentak, dia mendongak dan menatap sang guru yang baru saja meneriakan namanya "Iya Buk?"

"Kamu suka sekali ya, melamun di kelas saya."

"Maaf Buk"

Namanya Gabriel Arvito, sapaannya Riel atau Vito. Dia kelas 11 menengah atas, memiliki kekasih yang bernama Rana.

Dan dia "Kenapa aku harus ingat masa-masa itu lagi" bisa mengingat dengan jelas kehidupan lamanya seperti apa.

Dia sering mendapat gambaran, tentang kehidupan lamanya. Saat dia masih menjadi Qariel Damienzee, pemuda tampan yang bunuh diri diusianya yang ke 21 tahun.

Bodoh sekali dia sampai melakukan hal itu. "Sudahlah, itu hanya masa lalu" gumamnya.

Yang penting, di kehidupan kedua ini, Riel tak akan melakukan tindakan bodoh itu lagi.

































MPB.

End✨.

Yosh, ini tuh cerita ter gajelas ku, yaudalah sing penting berhasil ending walau aneh.

Jadi, Gabriel adalah Riel di kehidupan keduanya. Iya dah, Reinkarnasi lagi, bosen bosen dah kalian.

Ku tak perduli~

Yang penting novelku kelar eheheheheh.

My Pet Boyfriend [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang