Chapter 2

18.9K 878 52
                                    

Jangan lupa voment~

Author Pov.

Langkah kaki ringan yang menarik perhatian banyak murid, siapa lagi kalau bukan Riel. Dia terkenal di penjuru sekolah, karena ketampanan dan kecerdasannya, cuma..ya gitu.

Dia polos dan mudah dimanfaatkan orang lain.

Riel berjalan dengan tenang di koridor sekolah dengan buku paket kecil di tangannya. Dia sedang menghafal rumus Mate-matika sebab hari ini ada ulangan.

Tap.

"Eung?" Riel menoleh, "Yo Riel, siap ulangan hari ini?" Tanya seorang remaja berpipi gembut dan berkaca-mata.

Rambutnya hitam pekat dan tingginya hanya sebatas leher Riel, namanya Xavier Adibarda "Oh, siap. Lo?" Tanya Riel singkat.

Xavier merengut dan menghela napas panjang sejenak "Gue gak siap, boleh nyontek?" Dengan memanfaatkan mata bulat indahnya dia merayu Riel.

Riel mendesah "Iya, tapi es krim jangan lupa" Xavier tersenyum senang disertai tepuk tangan ringannya, Xavier dan Riel adalah teman sejak 3 tahun yang lalu..

Perjalanan keduanya hening, karena Riel kembali fokus pada bacaannya sedangkan Xavier tengah menggoda siswi yang lewat di sekitarnya.

"Cmiw, cewek" Godanya pada seorang gadis bercepol satu. Langsung saja gadis itu memandangnya sinis "Diam lo cebol!" Ketusnya, gadis yang memiliki tinggi 170 cm itu dikenal akan kegalakannya.

Xavier mendecih "Gue cuma kurang ke atas, tapi gue gak cebol! Dasar tiang" Balas Xavier sewot, gadis itu mendecih dan menepuk 2 kali pucuk kepala Xavier.

"Gumus banget sih" Ucapnya mengejek kemudian berlalu pergi.

Xavier mencak-mencak sendiri di tempatnya "Sabar Vier, jangan marah. Nanti tambah boncel" Celetuk Riel tak acuh kemudian melanjutkan langkahnya.

"Lo bukannya belain gue malah nge-"

"Riel"

Keduany menoleh, padahal yang dipanggil itu si Riel tapi Xavier ikutan noleh. Gadis berambut pirang kecoklatan nampak berjalan bersama ke 3 temannya "Ah...si Tai kucing.." Gumam Riel kemudian menutup bukunya.

Dan mendekat, Alshee langsung mengelus kepala Riel "Mana Es krim gue?" Tanya Alshee tenang dan santai, Riel mendengus malas. Kemudian membuka tasnya dan mengambil bungkusan berisi ice krim pesanan Alshee.

"Haha, makasih ya" ujar Alshee santai.

Riel mengangguk singkat kemudian berjalan melewati Alshee dan temannya.

Ke 3 orang yang ada di dekat mereka pelanga-pelongo seperti orang bodoh. Habis mereka gatau harus begimana lagi dalam ber eskpresi.

"Yaudah jangan nakal, pulang sekolah ke gudang lagi yak." Pesan Alshee sebelum berjalan jauh.

Riel mengangguk patuh. Dia kan anak baik jadi dia bakalan nurut, cuma 1 kesalahannya yang membuat dia jadi nakal. Yaitu taruhan sama Alshee dan berakhir jadi babunya.
.
.
.
Gudang dan taman belakang menjadi tempat yang sesuai untuk Alshee dan teman-temannya. Pasalnya tak akan ada guru BK yang memergoki mereka disana.

"Oi, jadi sebenarnya lo cuma manfaatin Riel doang?" Celetuk Danira, gadis pendek berambut bob.

Alshee yang sedang memantau kegiatan Riel dari ponselnya hanya mengangguk. Sebenarnya bukan begitu juga konsepnya, dia hanya menjalankan apa yang menurut dia baik.

Riel terlalu polos, mau-mau saja ikut taruhan padahal dia gabisa berenang, alhasil kalah dan dia harus mengikuti semua keinginan Alshee selama 4 minggu.

"Lo masih suka liat pantat cowok ya?"

Alshee punya obsesi pada pantat cowok, bukan. Lebih tepatnya hanya senang saja.

Dan juga dia suka melihat wajah memerah dan basah milik Riel, basah dan merah ketika kelelahan akibat perbuatan Alshee tentunya.

Dan berakhir dengan Riel yang terbaring lemah di meja gudang, dengan keadaan basah. "Suka dong, apalagi pantat punya cowok gue itu bagus." Ujar Alshee santai.

Senyum lebarnya semakin terbentuk saat melihat Riel tengah berjalan menuju taman belakang.

"My babu Riel mau dateng, pembantu mending pergi sana" Ucap Alshee semangat, sedangkan ke 3 temannya mendengus kesal.

Begini saja mereka dicampakan "Iye nyonya, babumu ini pamit dulu." Ucap Leona kemudian berlalu pergi, diikuti Danira dan Zahira.

Alshee tak sabar, ingin melihat wajah basah milik Riel lagi.



























Tbc..

Revisi total☺

My Pet Boyfriend [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang