Chapter 11

7.1K 575 54
                                    

Hari-hari berlalu seperti biasanya, Riel yang selalu minta merengek pada Alshee.

Dan juga kemanjaanya sedang menembus langit ke 7, dia akan minta gendong sama Alshee seharian, bahkan membolos pun dia rela.

Hubungan mereka membaik, tak ada pertengkaran. Riel akan melakukan semua yang Alshee perintahkan, memakai bikini, memakai baju ghotic, disuruh pakai bh sama CD pun dia akan lakukan.

Hari ini Riel akan berinisatif untuk mengajak Alshee kencan, karena sejak mereka pacaran, mereka tak pernah kencan.

Riel berjalan dengan tenang menuju kelas Alshee, hari ini ada pelajaran Bahasa Isyarat yang hanya beberapa murid saja yang mengikuti dan salah satunya adalah Alshee.

Saat ditanya, Alshee bilang dia mau menjadi Juru bahasa Isyarat untuk orang yang kekurangan seperti Papanya. Alby.

"He singing, she's-she's the lady. And i am just the boy, he singing she's-she's the lady, and i am just the line without hook baby i am wreck when i whitout you, i need you here to stay~ broke all my bone that day i found you, crying at the lake~"

Dengan riangnya Riel menyanyikan lagu berjudul line without hook kesukaannya, untuk suaranya bagus ya. Sempet jelek apa gak malu tuh.

Sesampainya Riel di sekitar kelas Alshee, dia mengintip dari jendela kelas terlebih dahulu. "Itu Alshee" Gumamnya senang saat melihat kekasihnya yang sedang fokus pada materi di depannya.

5 menit lagi bel pulang berdering untuk kelas tambahan, jadi Riel tak perlu menunggu lama. Dia berjongkok lalu bersender di dinding kelas.

Dia sedang berfikir akan mengajak Alshee kemana, taman bermain sudah biasa, rumah hantu? Ah jangan nanti Riel ngompol, museum? Jangan nanti Riel keinget masa lalu.

"Terus mau kemana dong?" Gumamnya lesu. Riel menulis hal abstrak menggunakan jarinya di lantai.

Otak gantengnya sedang bekerja cepat memikirkan temoat kencan yang bagus.

"Masa iya dia kubawa ke tempat gigolo...nanti yang ada dia nyewa 1 buat dijadiin sugar baby.." Riel paham sekali dengan jalan pikiran Alshee.

Akan bahaya jika dia kepincut salah satu gigolo karena kerjaan mereka cuma melayani napsu klien mereka saja. Riel gamau Alshee nyentuh pantat lain selain punyanya dia.

Ding, ding, dong. Jam tambahan sudah selesai.

Riel tersenyum lebar lalu berdiri, dia menunggu dengan tak sabaran. Tak lama Alshee berjalan keluar kelas dan Riel langsung menerjangnya dengan pelukan.

"Alshee~" panggilnya mesra, mengusak wajah tampannya di ceruk leher Alshee. Gadis itu tertawa pelan dan membalas pelukan Riel.

"Shee gue duluan ya"

Alshee menoleh begitu Hendrick pamit padanya "Iya Drick, makasih buat yang tadi ya" Ucap Alshee santai, tapi terdengar menyebalkan di telinga Riel.

Dia langsung melepas pelukannya dan menatap kesal Alshee "Kamu kok akrab sama dia" Gerutu Riel cemburu.

"Kenapa? Dia kan temen aku"

Riel semakin cemberut "Tapi diakan-"

Eh? Yang di dorong Hendrick mimpi atau bukan ya? Aku jadi gatau bedain mimpi sama kenyataan-pikir Riel.

"Tapi apa?"

Riel menggeleng pelan "Bukan apa-apa. Alshee kita kencan yuk, tapi aku gatau kita harus kemana, aku bingung. Apa kamu ada saran?"

Alshee berfikir sejenak "Ke kuburan aja gimana?"

Riel melongo "Mau ngapai? Makan kembang?" sewotnya.

Alshee menggeleng "Mau mengingat kematian" Celetuknya santai. Riel shock teman-teman, ada apa dengan kekasih bejatnya ini.

Tumben ingat sama kematian, kirain gapercaya sama kematian dia.

Melihat ekspresi Riel membuat gadis 17 tahun itu tertawa gemas.

"Bercanda sayang, kita ke rumah aku aja gimana? Kamu uda jarang main sejak kita SMA" ucap Alshee lembut seraya merapikan rambut Riel yang mirip Manu rios itu.

Riel mengangguk, yang penting sama Alshee kemana aja dia mau. Hehe kecuali ke kuburan, terlalu menyeramkan untuk dibayangkan sekarang.

"Terus kita ngapai di rumah kamu?" Tanya Riel lagi, uda macam wartawan nanyak mulu.

"Kita buat anak"

"HAH!?"

"Hahaha canda sayangku"

Ada sedikit rasa kecewa di hati Riel, tapi ini memang bukan waktu yang benar untuk nyetak anak. "Shee, kita foto yuk" Ajak Riel seraya mengambil ponselnya.

Alshee ikut-ikut aja, akhirnya sepasang kekasih absurd itu melakukan foto bersama dengan mesranya, tak tanggung-tanggung dengan beraninya Riel mencium pipi Alshee.

Klik.

"Eheh bagus" Ucapnya senang sambil melihat hasil foto, sedangkan Alshee terpaku sambil memegang pipinya. Dada dan wajahnya menghangat seketika, dan juga merona malu.

Bagus, untuk tambahan koleksi di kamar. Yang kurang hanya foto telanjang Alshee yang baru-Batin Riel senang.

Baru kali ini Riel nyium aku, apa dia uda mulai suka sama aku ya?-Batin Alshee.

Sebenarnya, Riel itu cinta sama kamu Alshee. Bukan hanya cinta, dia terobsesi untuk milikin setiap inci tubuh kamu. Cuma dia main pelan, gamau gegabah karena takut kamu pergi.














































Tbc..

My Pet Boyfriend [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang