Sebenarnya bagi yang uda baca After married Epilogue, pasti tau apa yang sedang terjadi. Jangan nyesek ya kalau disini kalian lihat Damian hidup lagi, kan disini dia belum mati.
Author pov.
Riel mengusap pelan wajahnya, banyak yang terjadi belakangan ini dam membuat kepalanya sangat pusing.
Penyakit Daddynya yang baru diketahui setelah 21 tahun sejak dia kecelakaan, hubungan Riel dan Alshee yang merenggang karena kejadian 3 hari yang lalu.
Sebenarnya Alshee sudah memintanya untuk bertemu, karena ada hal yang harus Alshee katakan.
"Dateng aja deh, 2 hari lagi Daddy di operasi dan aku pasti gak bakal sempat" gumam Riel seraya beranjak.
Dia berjalan mendekati lemari pakaiannya, ada sesuatu yang ingin dia berikan pada Alshee. Semoga Alshee suka.
Riel mengenakan kemeja putih dengan dalaman kaus hitam. Dia berjalan keluar kamar dan melewati ruang keluarga.
Ada mommy, daddy dan Edgar yang sedang menonton tv. Daddynya yang mulai kurus dengan rambut yang mulai habis, tengah tiduran di pangkuan sang mommy.
"Queen, aku cinta banget sama kamu"
Riel kepingin seperti Daddy dan Mommynya, jarang bertengkar, hubungan mereka harmonis dan tentu saja saling cinta.
Riel gatau, kalau di masa SMA hubungan keduanya itu toxic banget.
"Mom, Riel ketemuan sama Alshee dulu ya" pamit Riel sambil mencium pipi mommynya.
"Iya sayang, hati-hati bawa mobilnya" Riel memandangi wajah mommynya dengan lekat, nampak sedikit lebih cerah dari biasanya.
Pertanda apa ini.
"Dad, istirahatlah"
"Iya, ini kan lagi bobok sama Mommy"
"Riel pergi ya"
"Yo, titi dj ya"
Riel menaikan sebelah alisnya "Titi dj bukannya artis ya?" tanya Riel.
Damian terkekeh pelan "Titi dj maksudnya hati-hati dijalan, kuper banget kamu bang" ejek Damian.
Riel mendecih sebal kemudian berjalan keluar rumah, dia harus segera memperbaiki hubungannya dengan Alshee secepat mungkin.
"Kangen Alshee" rengek Riel pelan, dia benar-benar kangen sama Alshee.
Semenjak Alshee pindah ke Apartemen, Riel kesepian dan tak bisa menyelinap ke balkon kamar Alshee lagi buat ambil foto. Sedih Riel.
****
Alshee duduk dengan tenang di kursi taman, dia sudah menyelesaikan urusannya dengan stalker gila Riel.
Seorang gadis yang terobsesi pada Riel, sehingga mengedit foto se real itu. Anjing banget.
"Alshee"
Alshee segera menegakan tubuhnya setelah mendengar suara yang selama ini dia rindukan "Riel" panggilnya dengan senyum manis di wajahnya.
Riel nampak gugup, dia duduk di sebelah Alshee dengan perlahan.
"Ada apa?" Riel berusaha membuka percakapan.
Alshee duduk menghadap Riel, dia memandang lekat wajah Riel. Wajahnya sedikit berbeda sejak mereka bertemu beberapa hari yang lalu.
Alshee menyentuh pipi Riel perlahan "Kamu gak tidur berapa hari?" tanya Alshee lembut.
Riel tersentak, bagaimana Alshee tau jika Riel tak tidur "Eumm...2 hari.." cicit Riel.
"Kenapa gak tidur?" tanya Alshee lagi, dia mengelus kepala Riel dengan lembut. Dia benar-benar rindu pada Riel.
Riel tak menjawab, dia mengambil tangan Alshee dan menjauhkannya dari kepala Riel "Katakan saja apa maksudmu memanggilku" tanya Riel datar.
Dia bukannya marah, cuma dia belum move on, jadi ya dia gamau lama-lama, jantungnya gak baik karena detakannya sangat cepat.
"Oh itu, ini lihat" Alshee menunjukan foto cetak dari foto yang stalker itu berikan.
Riel melotot tak percaya "Aku gak ada lakuin itu! Serius deh"
Alshee tersenyum kecil, dia suka lihat wajah panik Riel. Riel memegang lengan Alshee dan menggoyangkannya.
"Seriussss, aku gak pernah ciuman sama cewek lainnnnn" rengek Riel.
"Yaudah, itu cuma editan. Itu alasan kenapa semua bisa terjadi, sekarang sudah selesai dan aku minta maaf kalau uda ganggu waktu kamu. Sekarang kamu bebas, masalah kita uda selesai"
Alshee berdiri, Riel segera berdiri mengikutinya, Alshee mengulurkan tangannya "Maaf ya Riel, maaf untuk semua yang uda aku lakuin ke kamu. Kamu pasti bisa dapat cewek yang lebih baik lagi-"
Chuup!
Riel menangkup wajah Alshee dan segera mencium bibirnya. Alshee shock, matanya mengerjap pelan.
Dia masih diam bahkan ketika Riel menggerakan bibirnya dan menghisap bibir Alshee. Tatapan matanya menunjukan gejolak perasaan yang aneh.
Setelah beberapa detik, Riel melepaskan ciuman mereka, untaian saliva terbentuk diantara bibir mereka. Napas keduanya terengah-engah "Kamu terus yang ngomong, aku juga mau ngomong" gerutu Riel sembari menyeka saliva di sudut bibir Alshee.
"Ha?"
Riel menangkup wajah Alshee "Aku gamau yang lain, aku cuma mau sama kamu. Mungkin kita belum bisa balikan tapi kamu harus tau," Riel memberikan sesuatu pada Alshee.
Dia memakaikan kalung emas dengan bandul huruf berbentuk QD.
"QD?"
"Qariel Damienzee, aku harus ada di dekat jantung kamu. Karena aku harus menjadi sumber kenapa jantung kamu berdetak cepat" ujar Riel malu.
Dia gapandai ngegombal, wajahnya bersemu merah "Aw..manis banget sih!"
Alshee gemas, dia menangkup wajah Riel dan mencium bibirnya. Mereka berlarut dalam euphoria kebahagiaan.
Tbc.
Btw 2 chapter lagi ending.