Chapter 21

3.4K 301 24
                                    

Riel terduduk lesu di kursi sebelah ranjang rumah sakit, Alshee masih belum sadarkan diri dari tidurnya. Kata Dokter Tedi luka Alshee harus dijahit.

Dan yah, 8 jahitan terbentuk di kepala belakang Alshee, dan semua itu karema ulah bodoh Riel.

"Hiks..Alshee..maafin aku.." isak Riel yang kembali menghapus air matanya. Dia tak mau jika Alshee menjadi milik orang.

Mimpi Riel tak boleh jadi nyata "Alshee.." panggilnya lagi. Dia benar-benar mengutuk Edgar yang sudah memberikannya ide buruk seperti itu.

Riel tak akan mendengarkan saran Edgar lagi, sarannya menyesatkan.

Terlalu asik meracau dan menangis, membuat Riel tak sadar jika Alshee sudah membuka matanya. Gadis itu meringis pelan "Eh? Alshee uda sadar!?"

Alshee menoleh, tatapan matanya memicing begitu melihat Riel "Kamu ngapain ada disini?" tanya Alshee datar.

Riel melengkungkan bibirnya ke bawah "Alshee kok gitu..." cicitnya sedih. Alshee mendengus pelan, dia beranjak turun dari kasue dan mencabut paksa infus ditangannya.

"Alshee mau kemana? Alshee jangan jalan dulu kata Dokter" Riel khawatir, tapi Alshee tetaplah Alshee, dia benci rumah sakit "Aku mau pulang, anterin cepat" perintahnya.

Riel mengangguk patuh lalu berdiri, dia berjalan mendekati Alshee "Alshee, ingat aku gak?" pertanyaan lugu itu terdengar, Alshee mengerutkan dahinya.

"Ngomong apaan sih, ya ingatlah" ketus Alshee kesal.

Riel terpaku "Serius? Gak bohong kan?"

Alshee memutar malas kedua matanya "Ngomong lagi. Ku tusuk pantatmu" ancam Alshee tak main-main.

"Boleh, mau tusuk pake apa?"

Alshee mengusap pelan wajahnya dan menatap kesal pada Riel yang hanya menunjukan wajah polosnya "Riel, aku pusing. Bisa diam tidak?" Alshee benar-benar pusing saat ini.

Riel memiringkan sedikit kepalanya, kemudian mengangguk patuh "Okey" jawabnya.

Alshee mengangguk puas dan mereka kembali berjalan menuju pintu keluar. Biaya rumah sakit sudah Riel bayar duluan, dia kaya kok jadi santuy aja.

"Tunggu dulu..." nampaknya ada sesuatu yang Riel lewatkan, sebentar otak cerdasnya sedang bekerja saat ini.

Jika Alshee mengingatnya, berarti Alshee tak akan bertunangan dengan Nawi? Senyum lebar penuh kebahagiaan langsung terulas.

Dia menerjang Alshee dengan pelukan tiba-tiba "Alshee, Alshee aku seneng banget ya ampun. Pokoknya kamu cuma milik aku, gak ada yang boleh milikin kamu selain aku!"

Alshee mendesah pelan, bisa gak sih pacarnya ini sedikit normal untuk sehari "Lepas deh, kamu bau banget. Asem pasti belum mandi" Riel mengerucutkan bibirnya.

Dia mengendus area keteknya, benar sih asem "Ehehe..iya kali ya." cengirnya.

"Ke rumah kamu dulu aja, mandi."

"Ngokey"

Dan tujuan mereka berubah haluan menjadi rumah Riel, bukan apartemen Alshee.

*****

Edgar mendapatkan 4 pukulan telak di kepalanya dari Riel "Bego! Kasih saran yang genahan sikit!" ucap Riel kesal.

Edgar yang tak tau apa-apa hanya terpelongo "Apaan sih bang!?" sungutnya heran.

"Kamu bego"

Edgar melotot "Lah, abang lebih bego!"

Riel menggeleng tak terima "Bukan, intinya ke begokan kita nurunnya dari daddy. Berarti Daddy yang bego" cetus Riel.

My Pet Boyfriend [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang