Assalamu'alaikum timin-timin. Apakah kalian pernah mendengar 16 tipe kepribadian dalam MBTI? Pasti beberapa dari kalian suda. Kalau ada yang belum, mari kuperkenalkan. Siapa tahu kalian berminat mempelajari self development.
_
_
_
Hanya ada seorang perempuan di rooftop. Tak ada yang dikerjakan selain melihat film lewat proyektor sambil memakan camilan. Untuk beberapa hari ke depan, ia akan bersikap masa bodoh dengan dunia. Tak peduli dengan masalah apapun. Entah itu besar atau kecil. Dia akan bersikap egosentris dan menarik diri dari peradaban abad 21. Lalu berada di zona paliang nyaman tanpa menerima gangguan dari siapapun.
"Hahahaha, parah-parah. Lucu banget. Hahaha." Mungkin jika ada orang selain Bobo di sini, mereka akan merinding seketika. Bagaimana tidak. Yang ia tonton adalah film horor. Lalu setiap ada penampakan atau adegan sadis, bukannya takut ia malah tertawa terbahak-bahak. Perempuan berkaus putih itu sama sekali tidak takut.
Bobo menghembuskan nafas panjang. Ia tengok kembali sekitar. Raja malam telah bertengger tenang. Lalu angin bertiup sepoi. Menggoyang-goyangkan tirai putih dan birunya kolam renang.
Tiba-tiba, terdengar suara burung samar-samar. Pelan-pelan suaranya semakin jelas. Semakin dekat, semakin nyata.
"Burung kakak tua, hinggap di jendela. Bobo sudah tua, giginya tinggal dua. Ahahahaha." Suara burung terdengar sangat lucu dan menggemaskan. Entah mengapa Bobo ikut tertawa. Bagaimana bisa burung itu bernyanyi demikian? Padahal dia belum pernah bertemu Bobo sama sekali.
"Bangun tidur ku terus mandi. Tidak lupa menggosok gigi. Habis mandi kutolong ibu, membersihkan tempat tidurku. Bantal guling Bobo ngompol cur...." Untuk lagu yang terakhir, Bobo tidak suka. Itu tidak benar. Setelah balita dia tidak pernah ngompol. Setidaknya, ia tak pernah mengakui itu.
"Heh, burung siapa kamu?" Perempuan berkaus puti itu berjalan menghampiri burung Nuri di bibir rooftop. Kemudian mengelus-elus bulunya.
"Bantal guling Bobo ngompol cur.... Aaahahaha. Aaahahaha." Kalimat itu kembali diulang. Kemudian diiringi tawa dari si burung Nuri. Membuat Bobo spontan kembali tertawa.
"Heh, kamu bisa nyanyi apa lagi selain ini? Yang bagus gitu nyanyinya. Jawa coba."
"Sugih tanpa bondo, digdaya tanpa aji. Trimah, mawi pasrah. Sepi pamrih, tebih ajrih." Bobo beberapa kali tepuk tangan. Burung Nuri itu bernyanyi dengan menirukan suara Sujiwo Tejo, Sugih tanpo Bondo.
"Lainnya-lainnya. Emm, coba bahasa Arab." Burung nuri itu tampak berpikir. Kemudian mulai bernyanyi.
"Huwan nuuru yahdil haakirinia dhiyaauhu (Dialah Nabi SAW, pelita cahaya yang memberi petunjuk orang-orang yang dibinbing). Wa fiil hasyri dhillul mursaliina liwaauhu (Di pada Mahsyar panjinya sebagai pemberi naungan). Talaqqaa minal ghaibil mujarradi hikmatan (Sampailah kepadanya hikmah tanpa perantara apapun). Bihaa amtharat fil khaafiqoini samaa-uhu. Bihaa amtharat fil khaafiqoini samaa-uhu (Dengan hikmah itu hujanlah langit (dengan rahmat) di segala penjuru barat dan timur)."
Burung Nuri bercorak merah hijau itu bernyanyi dengan sangat merdu. Sampai-sampai hati Bobo tersentuh. Perempuan itu mulai berkaca-kaca. Hingga tiba-tiba, suara suaminya terdengar samar-samar melanjutkan shalawat.
"Wa masyhuudu ahlil haqqi minhu lathoo-ifun (Para saksi dari para ahli makrifah yang dalam kebenaran, menyaksikan dari beliau kasih sayang dan kelembutan-kelembutan). Tukhobbiru annal majda wasysya, wasyaa-uhu (Dikabarkan sungguh apa yang terjadi adalah dengan keinginanmu). Falillaahi maa lil'aiani min masyhadijtilaa (Padaku penglihatan apa-apa yang kusaksikan sangatlah berpijar luhur). Ya'izzu 'ala ahlil hijaabijtilaa-uhu. Ya'izzu 'ala ahlil hijaabijtilaa-uhu (Menundukkan para pemilik kemudliaan yang masih tertutup penglihatannya dari pandangan keluhuran ini)."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Romance of Love and Hate
روحانياتHumaira Fatiha (Bobo) telah mengerahkan segenap tenaga untuk meninggalkan Xavier Ghazali dua tahun lalu. Ia memulai hidup sebagai mahasiswi biasa program magister dan membuka bisnis di bidang kuliner. Akan tetapi, seolah langit tidak berpihak padan...