11. Secerdas Bobo

2K 324 105
                                    

Assalamu'alaikum, rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Aku up lagi nih buat ngehibur Senin kalian yang kelihatannya cukup berat. Hehehe. Jangan lupa vomment yups. Makasih.

_

_

Di malam yang cukup kelam ini, masih ada bintang bersinar di ufuk timur, masih ada sabit yang bertengger di langit, masih ada ombak mendayu, dan masih ada kapal yang mengambang. Tepat di atas sofa kapal tersebut, seorang lelaki tertidur dengan tenang. Meski malam belum terlampau buta, tetapi sepertinya memang dia sudah malas membuka mata. Tak heran jika dia berlaku demikian. Pasalnya memang seharian ini, ada banyak hal yang dialami. Mulai dari wawancara, mencari istrinya, lalu resepsi.

Di antara tenangnya malam dan semilir angin itu, terdengar langkah berderap pasti. Tak lama setelah itu seorang perempuan yang kini mengenakan kaus putih bergambar Spongebob dan Patrick muncul. Perempuan itu membawa kotak putih dengan kedua lengan bawahnya sambil berjalan menghampiri suaminya. Kemudian meletakkan kotak putih itu di sofa.

"Xav, bangun!" panggil Bobo sambil menepuk-nepuk bahu suaminya.

"Hmm?" tanya Xavier sedikit kaget. Lelaki itu menatap Bobo penuh tawa.

"Buka bajumu!" pinta perempuan berkaus putih itu. Sementara itu, Xavier tak langsung menuruti. Lelaki itu mengerutkan kening. Dia masih beingung.

"Tuh kan pikirannya ke mana-mana. Buka bajumu biar aku jahit lukamu." Kini, Xavier lebih kaget lagi. Pasalnya selama ini dia belum pernah melihat Bobo menjahit luka atau bahkan sekadar hal-hal ringan seperti membersihkan luka lecet.

"Kamu emang bisa?" tanya lelaki berwajah pucat itu sedikit ragu.

"Bisalah, baru aja aku lihat di Youtube. Tinggal masukin jarum terus tusuk ke kulit, jahit. Selesai. Hehehe." Seketika itu juga Xavier menelan ludahnya. Lelaki itu benar-benar tak bisa menebak apa yang akan dilakukan istrinya.

"Gak papa, Bo. Gak usah dijahit paling juga sembuh sendiri."

"Eh jangan. Nanti malah lama sembuhnya. Buka bajunya." Bobo masih berusaha membujuk suaminya.

"Enggak, Bo. Gak mau." Xavier menyilangkan tangannya. Lelaki itu kali ini benar-benar tak mau tubuhnya menjadi kelinci percobaan.

"BUKAAAAK!"

"Gak mau."

"B-U-K-A-K. BUKAK!" Ujar Bobo pada suaminya. Sementara itu, lelaki berkemeja putih itu masih menggelengkan kepala. Dia benar-benar terlihat seperti anak kecil.

"Yaudah, kalu gitu kita balik. Biar lukamu dijahit sama dokter." Lelaki berkemeja putih itu melihat istrinya yang kini sudah marah. Perempuan itu benar-benar menakutkan. Apalagi kini tangannya sudah memakai hanscoen.

Akhirnya, mau tidak mau lelaki itu membuka kemejanya. Kemudian Bobo mulai membuka kasa yang menutipi luka. Lalu Xavier, lelaki itu sudah memegang baju istrinya sambil menutup mata kuat-kuat.

"AAAAA!" teriak Xavier tiba-tiba. Membuat Bobo benar-benar kaget.

"Hih, belum mulai ini. Kamu jangan over thinking!" ujar Bobo pada suaminya. Perlahan-lahan, lelaki berparas tampan itu menarik nafas, kemudian menghembuskannya pelan-pelan.

"Oke aku siap."

Bobo mulai mengusap luka suaminya dengan betadin, kemudian melakukan anestesi di tepi luka itu.

"Xav, aku udah pernah ngelakuin ini sebelumnya. Kamu percaya sama aku," ujar perempuan berambut cukup panjang itu.

"Di mana?" tanya Xavier masih sambil mengerutkan keningnya.

The Romance of Love and HateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang