Bismillahirrahmaanirrahiiim. Selamat malam. Apa kabar? Jadi aku habis baca komen-komen. Terus banyak yang bilang cobaan Xavier Bobo berat banget. Sumpah aku gak nyadar bakal kayak gitu. Hehehe. Jadi aku memutuskan kedepannya cerita ini bakal lebih santai (niatnya, moga-moga gitu). Jadi cocok banget buat hiburan habis sekolah, kuliah, kerja, beres-beres rumah, tapi tetap ada nilai yang bisa diambil. Oke gitu aja makasih. Selamat membaca.
_
_
Surat dari Bobo
Assalamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Xavier Ghazali bin Bagus Subroto, suamiku yang aku cintai dari ujung rambut sampai upil-upilnya. Pak ustad bilang seorang istri tidak boleh pergi tandap izin suami. Oleh karena itu, lewat surat ini aku meminta izinmu untuk sejenak mengasingkan diri. Bukan ke Rengasdengklok, tetapi ke negeri antah barantah yang Bobo pun belum bisa memastikan. Jadi, kau harus memberi izin meski tahu dirimu tidak bisa hidup tanpa Bobo barang satu per sepuluh detik.
Tujuanku ke negeri nan jauh dan tak pasti itu jelas, tidak mengada-ngada yang tiada, apalagi meniadakan yang ada seperti janji kepala perserikatan buaya sebelum mencalonkan diri sebagai pemimpin. Aku ingin mencari Iva. Semua rasa bersalah yang terus bertumpuk dan menghantui harus keselesaikan dengan caraku sendiri. Jadi jangan ikut campur kecuali ketika aku menyebut namamu tiga kali.
Tidak akan ada hal buruk yang menimpa sebab Allah sendiri yang menjagaku. Jadi jangan over thinking, apalagi menangis saat tidur. Meski untuk sementara waktu kamu tidak bisa menghubungi istrimu tercinta, tetapi akan selalu kubisikkan namamu dalam doa-doaku. Jadi aku peringatkan sekali lagi, jangan gunakan kekayaanmu, kekuasaanmu, ataupun koneksimu untuk membantu aku. Jika kamu ingin membantu, pastikan aku tidak tahu.
Jangan lupa memberi tahu semua orang supaya mereka jangan terlalu khawatir. Meski perencanaanku tidak terlalu matang, paling tidak Allah selalu mendukungku.
Pesanku lagi padamu, Pangeran. Jangan lupa makan, salat yang rajin, sama usahain cebok sendiri. Jangan meminta Mishel atau perempuan manapun mencebokimu. Nanti aku cemburu.
Terima kasih atas pengertianmu.
Istrimu yang paling uhuy di antara penduduk bumi.
Xavier kembali tersenyum usai mengingat surat yang dia baca tiga hari lalu. Lelaki itu tak menyangka istrinya masih memiliki selera humor yang sangat rendah, tetapi cukup membuatnya bahagia.
Lelaki yang kini duduk di kursi audience itu menghembuskan nafas panjang. Ia ingin menuruti ucapan Bobo untuk tidak ikut campur. Akan tetapi, akan sangat sulit untuk melakukannya. Xavier merasa khawatir, past. Merasa rindu, tentu. Merasa sangat ingin menemui, sudah tidak perlu dipertanyakan. Pasalnya memang meski Bobo tergolong cukup mandiri, tetapi ia sedang hamil. Ada banyak kemungkinan yang bisa saja terjadi.
"Gimana menurutmu program mereka?" tanya Tara pada sahabatnya. Sementara itu, Xavier masih belum menanggapi. Lelaki itu sibuk dengan pikirannya.
"Xav!" panggil Tara kembali. Seketika itu juga lamunan Xavier pecah. Lelaki itu melihat Tara. Kemudian mengedarkan pandnag. Ia baru sadar bahwa sekarang berada di salah satu universitas terkemuka di Jakarta untuk menghadiri undangan sebagai salah satu investor puluhan kelompok mahasiswa kedokteran berbagai universitas yang ingin mengembangkan teknologi inovatif di bidang kesehatan.
"Hmm?' tanya Xavier pada Tara.
"Kamu sudah nentuin mau inves di mana?" Seketika itu juga Xavier menggeleng. Lelaki dengan dandanan casual ala mahasiswa itu tak terlalu memperhatikan presentasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Romance of Love and Hate
EspiritualHumaira Fatiha (Bobo) telah mengerahkan segenap tenaga untuk meninggalkan Xavier Ghazali dua tahun lalu. Ia memulai hidup sebagai mahasiswi biasa program magister dan membuka bisnis di bidang kuliner. Akan tetapi, seolah langit tidak berpihak padan...