6. Menjumpa Revanya

2.5K 354 56
                                    

Assalamu'alaikum, pembaca. 

Gak paham sama aku yang udah balik lagi. Hehehe. Selamat membaca. Jangan lupa vomennya💛

_

_

Pagi tadi, Bobo sampai di Jakarta. Perempuan itu tidak datang bersama suaminya karena ada beberapa pekerjaan yang harus diurus. Hingga akhirnya, setelah pekerjaan-pekerjaannya selesai, Bobo langsung ke Jakarta. Sesampainya di sana, perempuan berpipi chubby itu langsung menuju rumah Onti Karin, adik Buk Minah. Di sana, dia ingin beristirahat sejenak dan melepas rindu.

Bicara mengenai Onti Karin, nyaris tidak ada manusia di penjuru negeri yang tidak tahu namanya. Perempuan yang telah terjun di dunia peran dan tarik suara sejak belia itu sampai sekarang masih sangat eksis. Tidak hanya prestasi yang dikenal masyarakat, tetapi juga banyak sekali kontroversi. Mulai dari kasus pertengkaran sesama artis hingga perceraian dengan mantan suami.

Di antara banyaknya label negatif yang disandang Onti Karin, bagi Bobo perempuan berusia tiga puluh delapan tahun itu tetap manusia yang baik hati. Meski sering terlihat galak dan berbicara dengan sangat tajam, tetapi dia nyaris tidak pernah memperlakukan Bobo seperti itu. Bagi Bobo, Onti Karin sudah seperti kakak sekaligus ibu sendiri.

"Bukannya Onti mau nakut-nakutin, Bo. Cuma kalau menurut pengalaman Onti, banyak orang-orang kaya yang sebenarnya bobrok, cuman pintar nutupin kebusukannya," ujar Onto Karin sambil duduk di tepi kolam bersama keponakannya. Perempuan berambut ombre ungu itu menyodorkan segelas lemon ke Bobo. Sementara itu, Bobo masih belum membalas ucapan Onti Karin. Dia diam sambil sesekali memetik gitar di tangannya.

"Kamu lupa sama ucapan Onti bahwa apa yang kamu lihat belum tentu yang sebenarnya terjadi? Apa yang kamu dengar juga belum tentu yang sebenarnya, tapi tidak menutup kemungkinan kalau semua itu benar." Kini Bobo menatap Onti Karin dengan sangat lekat.

"Onti sudah punya dua anak dari lelaki berbeda. Di awal mereka semua janji akan cinta sama Onti. Tapi nyatanya, semuanya hanya omong kosong." Onti Karin sangat menyayangi Bobo. Perempuan itu tidak ingin keponakannya merasakan pahitnya sakit hati yang pernah dia alami.

"Onti Karin tahukan prinsipku, terhadap musuh aku akan hati-hati sebanyak satu kali, sedang terhadap teman, aku akan hati-hati sebanyak seribu kali. Xavier bukan musuh, tapi temanku." Mendengar ucapan Bobo, Onti Karin tersenyum cukup lebar. Kemudian ia kembali meminum minumannya.

"Sejak awal, aku gak pernah memberikan hatiku pada siapapun. Dengan begitu, aku tidak akan merasakan sakit hati. Onti tahu kan kalau aku manusia yang sama skeptisnya denganmu?" Perempuan berkaus putih dengan celana di atas lutut itu mengangguk-angguk paham.

"Lalu, kenapa mau membantu Xavier kalau kamu gak percaya sama ucapan dia?" Mendengar pertanyaan Onti Karin, Bobo tak langsung menjawab. Perempuan berambut cokelat itu sejenak berpikir.

"Karena bagaimanapun juga aku istrinya. Sah di mata hukum dan agama. Aku memang gak akan lupa sama rasa sakit yang dia beri dulu, tapi aku juga gak bakalan lupa dengan statusku sekarang. Kodrat seorang istri, tetap harus berbakti dengan suami." Perempuan berambut ungu itu menggelengkan kepala. Dia baru sadar bahwa cara pikir Bobo lebih rumit dari yang dia bayangkan.

"Jadi, kamu mau balas dendam sama Xavier?" Onti Karin bertanya dengan sangat hati-hati.

"Enggak perlu. Orang Jawa bilang, kalau manusia menanam duri, maka yang akan tumbuh tetaplah duri. Bukannya aku ingin melihat Xavier menderita, hanya saja hukum alam telah berkata bahwa suatu saat, dia akan merasakan apa yang kurasakan dulu. Cepat atau lambat, proses itu akan dia lewati." Onti Karin mengangguk-angguk paham.

"Kamu cinta sama Xavier?" tanya Onti Karin dengan penuh kehati-hatian.

"Sangat, Ti. Tapi seberapapun aku cinta sama dia, aku gak mau nerima hatinya. Aku pun gak akan memberikan hatiku." Usai mendengar penuturan Bobo, Onti Karina mengerutkan kening. Perempuan itu sedikit bingung dengan jalan pemikiran keponakannya.

The Romance of Love and HateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang