25. Marahnya Perempuan

1.7K 309 132
                                    

Bismillahirrahmaanirrahiim. Jangan lupa sholat dulu. Baru nanti kalau ada waktu longgar baca ceritaku. Makasih. Jangan lupa vomment juga 

_

_

Sebelum azan subuh berkumandang, sempat terdengar suara isak dari mulut Bobo. Ia merasa frustasi ketika Iva terus muncul di mimpi. Ditambah lagi, Xavier sakit. Jadi mau tak mau, Bobo harus berjaga selayaknya merawat bayi besar. Beruntung, meski belum sepenuhnya sembuh, paking tidak suaminya sudah kuat salat. Kemudian melantunkan ayat suci Al-Quran dengan merdu.

"Aamanar rasuulu bimaa ungzila ilaihi mirrabbihii wal mu'minuum. Kullun aama billaahi wa malaaikatihii wakutubuhii wa rululihi. Laa nufarriquu baina iahadim mirrusulih. Wa qaaluu sami'na wa atho'naa ghufraa naka rabbanaa wa ilaikal mashiir."

(Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), "Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya." Dan mereka berkata, "Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami Ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali).

Perempuan bermukena putih itu mengusap wajahnya yang sembam. Kemudian memejamkan mata. Ia kembali memeluk Xavier dengan erat. Bobo merasa, berada di dekat suaminya sambil mendengarkan lantunan ayat suci Al-Quran mampu menenangkan hati dan pikiran. Membuatnya enggan beranjak pergi.

"Laa yukallifullahu nafsan illaa wus'ahaa. Lahaa maa kasabat wa'alaihaa maktasabat. Rabbanaa laa tuakhidnaa innasiinaa au akhtaknaa. Rabbanaa wa laa tahmil'alainaa ishrangkamaa hamaltahuu 'alalladziina mingqablinaa. Rabbanaa wa laa tuhammilnaa maa laa taqatalanaa bih. Wa'wu 'anhaa. Waghfirlanaa. Warhamnaa. Anta maulaanaa fanshurnaa 'alal quumil kaafiriin."

(Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.)

Xavier menatap wajah istrinya. Jujur ia merasa bersalah. Selama ini, Bobo berusaha keras bersikap pengertian. Akan tetapi, Xavier malah terus menguji kesabaran istrinya.

"Aku sudah merekrut CEO di perusahaan-perusahaan kakek. Jadi kedepannya, pekerjaanku tidak akan sebanyak kemarin." Bobo tak menjawab. Dengan mata masih tertutup ia mengeratkan pelukan. 

"Kenapa kamu gak bilang kalau sering banget mimpi buruk?" Kali ini, Bobo menggelengkan kepala. Wanita itu malah menempelkan punggung tangannya ke kening Xavier. Masih terasa panas. Suaminya belum sembuh.

"Kamu mending istirahat. Biar aku masakin sesuatu. Terus minum obat lagi. Aku udah biasa kayak gini. Nangis, terus beberapa menit kemudian normal. Biasalah orang hamil kadang suka emosional." Bobo berkata jujur. Dia memang sering tiba-tuba menangis, tetapi itu tak berlangsung lama. Ketika suasana hatinya membaik, ia akan baik-baik saja.

"Kenapa kamu gak bilang kalau sering mimpi buruk kayak gini?" Xavier mempertegas pertanyaannya.

"Aku wanita terhormat yang tidak boleh mengemis cinta. Aku perempuan kaya yang bisa hidup tanpa meminta pada laki-laki. Aku Bobo, dan aku manusia kuat. Dah lah, Bobo mulai ngelantur." Xavier tertawa mendengar ucapan Bobo yang sudah melantur itu.

"Pada kenyataannya, aku belum bisa seperti itu. Aku masih pada taraf ingin dilihat seolah-olah demikian. Kuat, kaya, dan terhormat." Lelaki berbaju koko itu mengangguk-angguk paham.

The Romance of Love and HateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang