part 7

148 6 0
                                    

"Kenapa kamu langsung mengambil tindakan terhadap putra-ku? Aku bisa mencari solusi lain, jadi kau tak perlu berlagak seperti pahlawan. Aku tau niat busuk mu itu!

Kamu mungkin bisa menipu banyak orang tapi tidak denganku, aku tau kamu, seberapa bejatnya kau dengan tipu muslihatmu itu. Berlagak bagaikan pahlawan, dan mengambil kesempatan atas Budi jasa mu itu dengan apa yang kau mau. Ck! Aku tidak akan tertipu Nabila."

Nabila tidak berani memandang Al dengan amarah yang mencapai ubun-ubun. Bukannya ia mau bertindak semaunya tapi mengingat kondisi Haeqal yang tidak memungkinkan, oleh sebab itulah Nabila berani mengambil resiko.

Sebelumnya Mama Al menelpon Nabila dan memberitahukan bahwa Haeqal muntah-muntah dan nafasnya  tidak teratur, membuat Nabila dilanda rasa khawatir, karna sebelumnya Haeqal memang sempat demam tinggi hingga daya tahan tubuhnya melemah, namun Nabila tidak pernah berfikir kalau akan berlanjut dengan gejala-gejala lain.

Setelah dibawa ke rumah sakit dan ditangani oleh Dr. Eza yang tak lain adalah sepupunya Al sendiri. Ia menjelaskan bahwa Haeqal alergi terhadap susu sapi atau susu formula, tidak ada yang tau mengenai perihal tersebut mengingat dulu sewaktu diberikan susu formula tidak ada reaksi apa-apa. Namun reaksinya malah muncul ketika Haeqal beranjak usia 8 bulan.

Dr. Eza menjelaskan bahwa Haeqal mengalami alergi, karena reaksi sistem pertahanan tubuh terhadap faktor fraksi protein yang terkandung dalam susu ini berbeda dengan intoleransi laktosa. 54% reaksi alergi disebabkan oleh antibodi IgE terhadap fraksi protein dalam susu.

"Menurut analisa kami, Haeqal memiliki alergi terhadap susu sapi. Hal ini ditandai dengan adanya hambatan pada saluran pencernaan, pernapasan dan juga iritasi kulit. Umumnya si anak akan mengalami sakit perut, mual, muntah juga sesak nafas juga disertai ruam pada kulit si anak."

"Tapi sebelumnya Haeqal tidak apa-apa ketika diberikan susu formula, bahkan kami memberikan susu formula terbaik untuk nya," jelas Mama pada Eza.

"Ada sebagian anak ketika berusia 1 tahun baru menunjukkan reaksi alergi terhadap suatu hal, jadi bukannya tak mungkin bagi Haeqal yang menunjukkan reaksi alerginya di usia 8 bulan. Alergi juga bisa disebabkan oleh faktor genetik."

"Setahu ku, baik keluarga Nabila maupun keluarga kami tidak ada yang memiliki alergi terhadap susu sapi," ujar Mama.

"Bisa jadi Haeqal menunjukkan reaksi yang berbeda, karena tidak semuanya itu ditentukan oleh faktor genetik. Saran saya untuk mencarikan Haeqal stok ASI untuk kelancaran juga kecerdasan si kecil nantinya."

ASI mengambil peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan si kecil juga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan virus dan bakteri. Asam lemak yang terkandung dalam ASI juga dapat membuat si bayi cerdas, pertumbuhan terkontrol, karna adanya Leptin yang membuat si bayi cepat merasa kenyang dan masih banyak lagi fungsi ASI eksklusif.

"Kamu tahu sendiri kan, bagaimana sifat Al, ia tidak akan sembarangan untuk anaknya, apalagi stok ASI yang ada di Bank ASI itu tidak jelas asal-usulnya.

Walaupun pengetahuan agama kami minim, tapi kami sangat berpegang teguh dengan kehalalan juga kebersihan setiap makanan yang masuk ke mulut kami.

Bank ASI tidak bisa menjamin kehalalan juga kesucian sepenuhnya apa yang dimakan oleh si penyumbang ASI. Bukannya kami seudzan, kami hanya mewaspadai saja. Karna setiap makanan haram yang masuk kedalam mulut si anak akan berefek pada perangainya kelak."

Jelas Mama Al tidak setuju dengan memberikan Haeqal ASI dari Bank ASI, karna ketidakjelasan asal-usul si pemberi. Ia tidak mau nantinya Haeqal menjadi anak yang bebal, oleh sebab itulah kenapa Mama Al bersikeras. Ia sering pergi ke majelis pengajian, dan baru saja kemarin seorang Teungku atau mungkin untuk daerah lain menyebutnya Ustadz memberikan ceramah tentang makanan haram dan efeknya terhadap kita, mana mungkin ia bisa lupa begitu saja karena itu jelas di tulis dalam kitab Ta'lim Muta'alim.

"Kenapa tidak Nabila saja?" Usul Dr. Eza.

Bagaimana mungkin ia menyuruh Nabila untuk menyusui sementara ia sendiri belum pernah melahirkan. Nabila dan Mama masih dibuat bingung dengan pernyataan Dr. Eza, sekalipun bisa, mana mungkin ia menyetujui hal konyol itu mengingat Al yang sangat anti padanya.

"Bagaimana mungkin?" tanya Mama, Dr. Eza seolah mengerti apa yang kami pikirkan hingga ia pun menjelaskan sistem induced lactating yang tak banyak diketahui namun memiliki prospek yang cerah dan tingkat keberhasilan yang menjamin.

Induced lactating adalah sebuah proses mengeluarkan ASI tanpa mengalami proses kehamilan. Namun untuk melakukan induced lactating itu harus melewati prosedur sebagai berikut, guna untuk mencegah adanya Human traffiking. Yang pertama yaitu datang bersama suami yang sah yang disertai dengan lampiran buku nikah. Kedua, si perempuan harus sehat karna nantinya akan diberikan hormon serta obat-obatan yang menunjang keberhasilan induced lactating. Si ibu akan diberikan hormon lactagok, untuk meningkatkan pengeluaran ASI. Setelah ASI keluar, maka akan diberi alat suplementer atau yang disebut dengan Suplementary Nursing system supaya si bayi menyusu pada payudara ibu plus menggunakan alat.

Perempuan tanpa hamil bisa menyusui, dikarenakan hormon yang mendukung produksi ASI adalah hormon prolactin dan oksitosin. Apalagi hormon oksitosin atau yang dikenal dengan love hormon berperan penting untuk meningkatkan ASI.

"Bagaimana, Nabila?" Tanya Dr. Eza.

Nabila ragu untuk mengiyakan permintaan dokter Eza, Mama juga terlihat tidak setuju. Pasti ia akan kerepotan nantinya kalau harus menyusui Haeqal sementara ia masih kuliah.

"Apa tidak ada cara lain, Mas?"

"Sebenarnya bisa saja memakai susu kedelai, tapi apa tidak sebaiknya mencoba. Hal tersebut juga sekaligus untuk membangun hubungan kamu dengan Haeqal nantinya?"

"Tapi, rasanya gak mungkin Mas, dengan kesibukan Nabila sebagai mahasiswa."

"Kamu bisa memompanya sebelum berangkat kuliah, lalu memasukkannya kedalam freezer untuk stok satu hari.

Namun, ASI eksklusif itu sangat berguna untuk Haeqal. Sebagus apapun susu formula tidak ada yang bisa menandingi kehebatan air susu ibu," jelas Dr. Eza.

"Nak, Maukah kamu mencobanya? Mama lebih percaya sama kamu ketimbang harus mengambil ASI dari Bank ASI yang meragukan kejelasannya," pinta Nama pada Nabila.

Kalau sudah begini Nabila semakin ragu untuk mengatakan tidak, apalagi Mama yang sudah sangat baik selama ini membantu Nabila untuk mengurus Haeqal yang seharusnya menjadi tanggung jawab Nabila.

"Baiklah kalau begitu Nabila mau."

Tidak lama setelahnya Al masuk dan langsung menarik tangan Nabila dengan keras membawanya keluar. Dr. Eza dan Mama Al saling berpandangan, mereka merasa tidak enak pada Nabila atas permintaan mereka barusan, walaupun ini demi kebaikan Haeqal juga, apalagi setelah melihat reaksi Al pada Nabila yang sangat kontra.

"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Mama panik.

TBC.

Dear, NabilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang