part 11

137 7 0
                                    

Nabila

Ia hanya seorang remaja yang bercita-cita menjadi seorang dokter sekeren Song Hye Kyung, dalam drama Descended of the sun yang sering ditonton olehnya.

Wajar bila remaja seusianya menyukai hal yang berbau K-Pop, apalagi aktor dan aktris negeri ginseng memiliki ketampanan yang dapat memikat para gadis dari belahan bumi mana pun.

Tak heran jika dulu Nabila sering sekali up to date dengan drama keluaran terbaru negeri ginseng tersebut. Seperti halnya, DOTS yang sempat booming di masanya, sampai-sampai Nabila rela bergadang untuk menuntaskan rasa penasarannya pada sang dokter berparas cantik itu.

Ia juga sering mengajak Rauza untuk nonton bersamanya. Walaupun Rauza kerap kali menolak ajakan Nabila, ia bisa memakluminya lantaran kehidupan perkuliahan jauh berbeda dengan dunia SMA yang ia jalani.

"Bang Rama, Nabila punya koleksi drama Korea terbaru!" Serunya pada Ramadhan.

"Benarkah? Coba lihat!"

"Gak boleh! Abang harus ngasih tip dulu baru boleh lihat."

"Sejak kapan anak ini pintar memeras orang?"

"Normal bang! Berarti aku itu masih kenal uang."

"Baiklah, dasar bocah!"

Memang sudah kebiasaan Nabila tiap kali punya koleksi terbaru, maka ia akan menunjukkannya pada Rama. Karna menurut Nabila, hanya Rama yang se-frekuensi dengannya.

"Kakak kemana?"

"Keluar bang, kenapa?"

"Sama siapa?"

"Nabila gak tahu bang. Tadi dia keliatannya buru-buru makanya gak sempat Nabila tanyain."

Akhir-akhir ini Nabila memang sering melihat kakaknya pulang larut, mungkin ia mengerjakan tugas kampusnya. Ada satu hal yang membuat Nabila penasaran, kenapa setiap kali kakaknya pulang pasti ada bau aneh yang menempel pada bajunya. Entahlah, Nabila juga tidak tau itu bau apa yang jelas sangat menyengat.

Rama memilih untuk menemani Nabila menonton drakor sembari menunggu Rauza pulang, karna ada yang ingin Rama bicarakan. Lagipula Rama juga sudah dekat dengan Nabila, jadi mereka tidak merasa canggung sama sekali.

"Bang, Nabila juga pengen kaya dokter Song."

"Makanya, kamu harus belajar lebih giat dari kakak."

"Sudah pasti itu, bang."

Tangan Rama tertarik untuk membelai puncak kepala Nabila yang terlapisi kerudung instan. Entah kenapa setiap kali Rama bersama Nabila, ada rasa yang sukar ia jelaskan.

Melihatnya tersenyum lepas, dengan sendirinya bibir Rama ikut tertarik simpul. Apalagi saat melihat ia bertingkah seenaknya pada Rama, seperti memintanya untuk menghitung berapa jumlah kali semut supaya dibolehkan menonton drakor bersama, membuat Rama semakin gemas pada remaja tanggung yang satu itu.

Bahkan Nabila tak sungkan meminta Rama untuk membelikannya boneka atom. Memang permintaannya ini diluar nalar, hanya karna ia penasaran seperti apa bentuk atom tersebut. Saat itu ia baru saja belajar tentang atom, yang merupakan partikel terkecil.

Bagi Nabila, semua makhluk hidup itu memiliki bentuk, pengecualian pada makhluk ghaib.

"Bang, sebenarnya Nabila punya rahasia," ujar Nabila, membuat Rama ikut melirik kearah Nabila.

"Kalau kau itu seorang peri?"

"Ck! Aku tidak segila itu ya!"

"Siapa tahu kan? Daya khayalanmu kan melampaui perbuatan si Dzet pada si Umar."

Dear, NabilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang