Part 9

144 7 0
                                    

Setelah berbincang dengan dokter Eza, Al jadi khawatir tentang kesehatan Haeqal jika terus diberikan susu soya sebagai pengganti susu formula. Sekalipun susu yang diberikan itu berkualitas tinggi, akan tetapi tetap memiliki efek samping.

"Susu soya itu tidak dianjurkan untuk bayi prematur, Al. Kadar glukosanya yang tinggi itu juga dapat merusak pertumbuhan gigi, apalagi Haeqal sedang dalam proses pertumbuhan, itu tidak baik kedepannya."

Efek samping dari pemberian susu soya pada bayi juga dapat membuat organ reproduksinya bermasalah, karena senyawa alami fitoestrogent yang menyerupai hormon esterogen.

"Kau tau sendiri kan? Aku sangat benci pada perempuan itu."

"Come on Al, sampai kapan kamu akan terus menanamkan kebencian padanya?"

"Kau tidak akan mengerti, karna bukan kau yang mengalaminya, Za."

"Oke, aku tau itu. Kalau kau lupa, ia juga sama sedihnya denganmu. Bagaimana tidak, kakak satu-satunya meregang nyawa tepat dihadapan Nabila," jelas Eza.

"Kau tidak tau, Za. Seberapa liciknya perempuan itu. Ia bisa menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keinginannya."

"Candaan mu sudah kelewatan, Al."

"Terserah kalau kau menganggapnya begitu."

"Kau itu egois, Al. Kamu hanya memikirkan perasaanmu saja, tapi tidak dengan kondisi Haeqal. Ia butuh asupan makanan yang cukup, apalagi di masa pertumbuhannya."

"Aku akan mencari solusi lain."

Al bangkit dari hadapan Eza, dan meninggalkannya sendiri disana. Eza hanya bisa berharap, semoga waktu bisa mengubah kerasnya kepala Al.

                            ****

Sabtu dan Minggu adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh kaum rebahan maupun para kantoran. Biasanya, mereka akan menggunakan waktu luang tersebut untuk merefresh tubuh dan juga pikiran dari segala kesibukan sembari mengumpulkan daya yang terkuras banyak oleh berbagai aktivitas belakangan ini.

Nabila, ia termasuk pecinta hari libur. Karna disaat itulah ia bisa meluangkan waktu sepenuhnya untuk Haeqal, dan memantau perkembangannya. Apalagi diusianya 8 bulan, ia menjadi sangat aktif merangkak, belajar berdiri dan kadangkala ia berusaha menggerakkan kakinya satu langkah. Benar-benar menggemaskan.

Berhubung mama dan ayah sedang mengunjungi Oma dikampung, Nabila bisa "Me time" dengan Haeqal, sekaligus untuk membangun kedekatan. Apalagi dihari lain Nabila sibuk kuliah, hanya sedikit waktu yang mereka punya, karena Al tidak mengizinkan Haeqal tidur bersama Nabila.

"Aaa ... manis sekali," ujar Nabila gemas.

Berulang kali pipi gembul ditoel-toel oleh Nabila, sementara Haeqal terkikik kesenangan diperlukan demikian oleh Nabila. Setelah selesai memandikan Haeqal, ia menaruhnya di box bayi, lalu mempersiapkan alat tempur yang biasa digunakan oleh Haeqal, seperti bedak bayi, minyak telon, lotion, baby oil dan lainnya.

Nabila dengan cekatan memasangkan popok pada Haeqal, walaupun harus sedikit bersabar karena kaki Haeqal tidak bisa diam. Ia terus menendang kearah yang tak beraturan, khas seorang bayi. Ia sangat lincah dan menggemaskan, membuat Nabila selalu ingin berlama-lama dengan Haeqal.

"Ini muka loh, nak! Bukan samsak," gurau Nabila, ia gemas melihat tingkah Haeqal yang sekarang masih menendang sambil tersenyum riang.

"Jangan dimasukkan ke mulut kakinya! Jorok."

Sekarang Haeqal sedang berusaha memasukkan jempol kakinya kedalam mulut, untung saja Nabila sempat melihatnya dan bisa langsung dicegah.

"Kurasa, saat besar nanti kau akan menjadi pemain bola. Lihat saja, tendanganmu begitu hebat, sampai pipi bunda kesakitan, kan?" ujar Nabila pura-pura memarahi Haeqal.

Namun Haeqal tetaplah Haeqal, bayi berumur 8 bulan. Ia malah semakin girang, seolah-olah baru saja mendapatkan pujian dari Nabila.

"Aku bahkan tidak tega memarahimu, boy."

"Ta ... ta ... tata ...,"

Nabila sering mengajak Haeqal berbicara dan mengenalkannya banyak hal. Ia seolah-olah paham dengan apa yang Nabila bicarakan. Sesekali ia menyahut dengan bahasa yang tidak ada terjemahannya di google.

"Waktunya bersenang-senang, boy!" Seru Nabila.

Nabila sudah mengambil minyak telon terlebih dahulu, kemudian membalurkannya di leher sampai dada, pusar, ubun-ubun dan belakang telinga. Setelah itu, Nabila membubuhkan lotion ke seluruh badannya.

Kaki dan tangan Haeqal tidak bisa diam, bahkan Nabila sempat menahan gerak kaki dan tangan Haeqal dengan menyatukan kedua-duanya. Membuat Haeqal jadi kesal dan merengek untuk dilepaskan. Sementara Nabila tertawa lepas melihat anaknya yang terus merengek. Setelah dilepas, tangan dan kaki Haeqal kembali aktif bergerak, bahkan semakin menjadi-jadi.

"Sepertinya kau ingin menantang bunda, ya nak? Baiklah kalau begitu, coba saja!"

Nabila melanjutkan aktivitasnya membubuhkan bedak bayi pada Haeqal. Nabila tidak bisa menahan tawanya, saat melihat keadaan Haeqal sekarang.

"Hahaha ...," Tawa Nabila lepas, sementara Haeqal cemberut melihat Nabila menertawakannya.

"Haduh, alisnya udah nyambung aja, boy!"

Nabila tau, kalau saat ini Haeqal sedang kesal. Bahkan mulutnya tak henti-hentinya mendumal, menggumamkan sesuatu.

"Ta, ta ... ta ... ta," Racau, Haeqal.

"Cemong ya, nak? Aduduh sayang ... Haha."

Aktifitas Al terganggu akibat gema tawa Nabila sampai ke ruang kerjanya. Letak ruang kerja Al dengan kamar Haeqal sangat dekat, hanya berselang satu ruang saja.

Al penasaran, apa yang sedang dilakukan Nabila dengan Haeqal? Lagi-lagi tawa Nabila membuyarkan fokusnya. Ia mencoba memantau interaksi mereka melalui cctv, yang ia pasang diam-diam untuk memantau Nabila agar tidak membahayakan Haeqal.

Ia menikmati pertunjukan Nabila dan Haeqal dengan khidmat. Tak terasa bibirnya juga ikut tertarik saat melihat tingkah lucu Haeqal yang merajuk pada Nabila. Sementara Nabila masih saja menertawakan Haeqal, yang akhirnya berujung pada tangis Haeqal pecah.

"Mereka bahkan lebih pantas disebut, adik kakak."

Sementara dibalik ruangan pengap dan kedap lainnya, seorang pria masih senantiasa membalik-balikkan berkas yang baru selesai ia pelajari. Disana sudah ada 120 berkas yang harus ia pelajari dengan teliti, apalagi mereka semua punya koneksi yang lumayan besar, jadi ia harus mengatur strategi yang kuat untuk merobohkan benteng mereka.

"Kirimkan data pusat koneksi mafia internasional, sekarang!"

Sembari menunggu hasil penyelidikan, Madan menyempatkan diri untuk mencari informasi tentang gadisnya. Apa yang ia lakukan hari ini?

"Aku rindu, dulu kau bahkan tidak mau lepas dariku."

Ia menatap layar ponselnya tanpa kedip saat melihat senyuman indah terpatri dari wajah gadisnya. Senyuman yang hilang selama 3 tahun lamanya.

Ting!

Satu notifikasi dari rekan kerja Madan, setelah membuka email tersebut, Madan langsung membuat strategi dengan mencari celah agar bisa masuk dalam jaringan mereka.

Kopi!

Benar sekali, Guzman sangat menyukai kopi Gayo, khas Indonesia. Selain pemasok narkoba jaringan internasional, Guzman juga agent
Human Traffiking. Banyak orang Indonesia yang diiming-imingi bayaran besar, lalu mereka dijual ke Irak untuk jadikan budak nafsu para petinggi disana.

Sungguh bejat!

Tbc

Dear, NabilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang