Namanya Libra Adiraga. Kuduga orang tuanya memberikan nama tersebut berasal dari zodiak yang sesuai dengannya. Karena menurut data-datanya usianya genap tiga puluh empat tahun bulan oktober kemarin. Di situ juga tertulis mengenai pekerjaannya yang merupakan seorang pengacara pidana.
Jujur saja, wajahnya cukup menarik dilihat, tapi yang paling kusuka darinya adalah penampilannya yang terlihat kaku dan klimis. Terdengar aneh, tapi entah kenapa aku menyukai penampilannya yang seperti itu di detik pertama kami bertemu.
"Saya memiliki kedua orang tua yang kurang sehat. Keduanya butuh perawatan ekstra. Saya juga punya dua keponakan yang masih balita dan juga dua orang adik yang berjenis kelamin pria. Intinya saya butuh istri untuk membantu saya mengurus mereka semua. Bagaimana?"
Setelah berbasa-basi selama sepuluh menit, tanpa tedeng aling-aling, Libra segera memaparkan dengan gamblang alasan dia membutuhkan seorang pendamping. Alih-alih berkencan, kami berdua persis seperti melakukan transaksi bisnis.
"Saya tertarik menjadi istri kamu." Dan lebih gilanya lagi, aku tidak berpikir panjang untuk menerima tawarannya. Bayangkan, dua kali gagal dalam pernikahan membuatku kalap ingin cepat-cepat menikah. Tidak peduli bagaimana kedepannya, yang penting dalam waktu dekat ini predikat perawan tua tidak lagi kusandang.
"Kamu serius?" Saat ini, gantian Libra yang seperti meragukan keputusanku.
Aku mengedikkan bahuku pelan, "Saya ingin menikah secepatnya," jawabku jujur. Seandainya para kaum feminis melihat kelakuanku ini, kujamin mereka semua akan melemparku dengan gelas. Berani-beraninya aku menurunkan harga diri wanita!
"Walaupun keadaan keluarga saya seperti itu?" Pria itu kembali bertanya memastikan keputusanku. Aku berpikir mungkin ia mulai meragukan kewarasanku.
Aku mengangguk mantap. "Sedari awal, saya mengikuti perjodohan ini karena menginginkan pernikahan."
"Tapi kita tidak saling mengenal." Libra kembali bicara. "Ini baru pertemuan pertama kita. Apa tidak terlalu cepat bagimu mengambil keputusan seperti ini?"
Aku tertawa pelan. Dapat kulihat Libra semakin bingung melihat reaksiku ini. "Jangan bilang kamu mulai menyesal menawariku pernikahan?" tanyaku sedikit ragu. Pengalaman dua kali gagal menikah, membuatku menjadi kurang percaya diri. Aku menduga Libra mulai berpikir untuk menikahi wanita bertampang pas-pasan sepertiku. "Atau, jangan bilang alasanmu menceritakan keadaan keluargamu tadi, hanya untuk menakut-nakuti saya untuk mundur dari perjodohan ini?" lanjutku, sambil menaikkan sebelah alisku menatapnya. Sekilas aku terlihat tenang ketika mengatakannya, padahal dalam hati aku cemas setengah mati. Kalau kali ini aku gagal lagi karena masalah fisik, besok-besok lebih baik aku mendaftarkan diri menjadi biarawati. Paling tidak aku bisa berguna bagi banyak orang.
"Saya tidak sepicik itu untuk membawa-bawa keadaan keluarga saya sendiri!" Libra terlihat tersinggung dengan kata-kata terakhirku. "Apa yang saya bilang tadi memang adalah kenyataan."
Aku sedikit lega, ternyata pikiran burukku barusan tidak terbukti. Kulihat tidak ada kebohongan dalam sinar matanya. "Kalau begitu apa masalahnya?" balasku balik. "Kamu memberiku status, maka sebagai gantinya aku akan menerima keluargamu. Berperan sebagai istri, menantu ataupun ipar yang baik. Bagaimana?" Kini, giliranku yang membalikkan keadaan.
Libra terlihat berpikir sebentar. Wajahnya yang semakin serius membuat ketampanannya semakin meningkat di mataku.
"Saya setuju." Jawaban yang diberikan Libra membuatku tersenyum puas. Tapi senyumku itu tidak bertahan lama, setelah mendengar lanjutannya. "Tapi saya tidak dapat menjanjikan mencintaimu."
Seandainya kejadian ini terjadi dulu, dapat dipastikan sekarang wajahku banjir air mata. Ditolak itu sakit jenderal!
Sayangnya, hatiku sudah nyaris membeku seiring berjalannya waktu. Bagiku cinta itu seperti omong kosong saat ini. Karena itu aku tidak ada sakit sama sekali atas pernyataan Libra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Pilihan
RomanceFaktanya, pria lebih menyukai kecantikan dibandingkan kebaikan hati wanita. Erika Syudar sudah mengalaminya sendiri. Terlahir dengan wajah pas-pasan membuatnya selalu gagal dalam percintaan. Terbukti sudah dua kali Erika ditinggal oleh calon suaminy...