Singkat cerita, keadaan membuat aku terpaksa ikut kembali pulang ke rumah keluarga Mas Libra. Tapi tunggu dulu, bukan berarti kalau aku pulang aku akan membatalkan niat berpisah darinya. Ini hanya masalah waktu saja. Tapi sudah kutekatkan dalam hati secepatnya aku akan bercerai dari Mas Libra.
Mungkin bagi sebagian orang keputusanku ini sangat kekanak-kanakan. Kesannya aku seperti tidak menghargai mahligai rumah tangga.
Masalahnya kami menikah bukan karena saling cinta. Dari awal aku dan Mas Libra menikah karena kesepakatan yang kami buat. Ibarat kata kami ini seperti rekan bisnis, dan nama usahanya adalah rumah tangga. Dan sudah seharusnya kami bahu-membahu untuk menyukseskan pernikahan ini sebagaimana tujuan awal kami.
Sayangnya di tahun pertama pernikahan kami, Mas Libra, sebagai partner usahaku mulai melupakan visi dan misi kami. Sehingga membuat konsep yang kamu bangun tidak sejalan lagi. Dan sialnya, dari tindakannya tersebut, aku adalah korban yang paling dirugikan.
Jadi kurasa sudah tepat bagiku untuk memilih memutuskan pernikahan ini. Untuk apa coba aku capek-capek mempertahankannya, toh kurasa ada lagi keuntungan yang kudapat. Lagian dari awal aku sudah menegaskan tidak ada perselingkuhan dalam pernikahan ini. Bila itu terjadi, artinya kami harus siap berpisah.
"Kamu sengaja kan membawa mereka semua menjemputku? Tega sekali kamu Mas menjebakku !" Setibanya di kamar akhirnya aku tak tahan lagi untuk tidak mengungkapkan kekesalanku kepada Mas Libra.
"Kejam sekali tuduhanmu, Er. Mas tidak pernah berpikir untuk menjebakmu."
"Kalau bukan menjebak, apa maksud semua ini? Kemarin kan sudah jelas kukatakan aku tidak ingin lagi bersamamu. Kurang paham apa lagi sih kamu, Mas?"
"Coba katakan di mana letak salahnya? Rumah kamu itu di sini Erika, bersama kami semua. Kita ini satu keluarga loh Er. Terus kamu maunya tinggal di mana?"
"Di mana aja. Yang penting gak sama kamu," jawabku cepat.
"Mana bisa gitu, Er. Kita ini suami-istri, masa harus tinggal berjauh-jauhan. Permintaan kamu makin aneh-aneh deh. Lagian Mas gak yakin bakalan sanggup pisah sama kamu."
"Lho, kan ada Tarisa yang gantiin. Kayaknya itu bidadari cinta mati sama kamu. Disuruh ngapain aja pasti mau" sindirku mengejeknya.
"Tarisa lagi, Tarisa lagi. Apa-apa pasti ada sangkut pautnya sama Tarisa. Gak bosan apa kamu Er, curigaan terus sama dia?" Omelnya sambil membuka kancing kemejanya satu-persatu.
"Siapa juga yang curiga sama dia Mas?" Elakku cepat. "Yang ada aku malah kasihan lihat itu artis. Gak capek apa kamu terus menyangkal hubunganmu dengan dia? Kasihan loh dia Mas gak kamu akuin," ucapku berani sembari menatap matanya lekat.
Mas Libra menghembuskan nafasnya kasar, sebelum balas menatapku balik. "Er, sudah ya. Tolong sudahi prasangka burukmu itu. Mas mesti gimana lagi ngasih tahunya sama kamu, kalau kami gak ada hubungan apa pun?" Tatapnya lelah.
Bukannya semakin iba, kata-kata Mas Libra barusan malah membuatku semakin kesal. Ini lakik kok doyan banget ngeles. Padahal bukti-bukti sudah jelas di depan mata. "Pikir sendiri dong, Mas," sahutku sewot. "Makanya udah lebih baik kita pisah aja. Mau ya Mas, mau ya,"
Kulihat Mas Libra memijit keningnya kasar. Kutebak sepertinya ia sedang menimbang saranku. Syukur-syukur kali ini ia mau menyetujui permintaanku.
"Gak ada cerai-cerai. Mas mau mandi dulu. Sebaiknya kamu istirahat saja. Dinginkan kepalamu, atau sekalian hilangkan niat tak jelasmu." Setelah itu Mas Libra masuk ke dalam kamar mandi meninggalkanku sendiri.
***
Dua minggu telah berlalu. Semenjak aku keluar dari rumah sakit hubunganku dengan Mas Libra masih tetap jalan di tempat. Begitu juga dengan perkembangan kasusku. Seiring berjalannya waktu masyarakat perlahan mulai melupakannya. Munculnya berita-berita baru yang lebih hangat membuat publik berbalik arah meninggalkanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Pilihan
RomanceFaktanya, pria lebih menyukai kecantikan dibandingkan kebaikan hati wanita. Erika Syudar sudah mengalaminya sendiri. Terlahir dengan wajah pas-pasan membuatnya selalu gagal dalam percintaan. Terbukti sudah dua kali Erika ditinggal oleh calon suaminy...