48 (Libra akhir)

16.4K 1.5K 163
                                    

Bu Rahardjo lantas mengambil ponselnya lalu membuka fitur galeri kemudian menyerahkan ponselnya kepadaku.

Deg! Mataku terbelalak sempurna ketika melihat gambar di layar ponselnya. Ini tidak mungkin! Kebetulan seperti apa lagi ini?

"Itu dia putri saya," tanpa melihat perubahan wajahku, Bu Rahardjo menunjukkan foto putrinya.

"Namanya Erika. Lengkapnya Erika Syudar..."

Tak pernah terpikir olehku bahwa putri yang dimaksud oleh mereka adalah si gadis halte yang kucari selama ini.

Takdir kami sungguh lucu bukan?




***


"Erika Syudar."

"Libra Adiraga," aku balas menyebutkan namaku dengan penuh percaya diri di pertemuan pertama kami.

Mencoba peruntungan aku nekad menawarkan pernikahan kepadanya.

Di luar dugaan ternyata Erika menyetujui ajakanku. Gilanya lagi hanya dalam hitungan menit kami sudah menemukan kesepakatan untuk menjalani rumah tangga kedepannya.

Dimana banyak kepentingan di dalamnya, persis seperti transaksional bisnis.

Singkat cerita kami menikah dengan sederhana, cuma dihadiri oleh keluarga inti dan beberapa kenalan penting. Tak terkecuali pasangan Rahardjo dan Pak Pram, atasan ku. Mereka bertiga hadir mengucapkan selamat kepada kami.

Sampai sekarang aku masih tidak percaya bahwa perjalanan cerita kami begitu unik. Dari yang tidak saling mengenal menjadi sepasang suami-istri yang harmonis.

Awalnya kupikir akan sulit bagi Erika beradaptasi dengan keluargaku, tapi ternyata dugaanku salah. Dalam waktu sebentar Erika menjadi kesayangan kami semua.
Kebaikannya dan ketulusannya menjadi pesona utamanya dalam mengambil hati kami semua.

Tanpa sadar kami semua mulai ketergantungan terhadap dirinya. Apa lagi diriku. Sehari tidak melihatnya bisa membuatku uring-uringan. Kalau bukan karena penolakannya, ingin rasanya mengajak Erika ikut serta bersamaku setiap kali ada tugas keluar kota.

Ya, seketergantungan itu aku kepadanya.

Harus kuakui rasa sukaku sudah berubah menjadi cinta. Tak ada nama lain di hatiku selain Erika. Aku jatuh sedalam-dalamnya kepada pemilik senyum indah itu.

Sayangnya rasa itu tidak berlaku kepada Erika. Cinta yang kumiliki ternyata bertepuk sebelah tangan.
Terbukti dari caranya yang diam-diam meminum pil KB tanpa sepengetahuan ku.

Jujur saja saat itu hatiku terluka mengetahuinya. Butuh beberapa hari bagiku untuk menyendiri agar tidak melampiaskan kekecewaanku kepadanya.

Sialnya aku tidak bisa berlama-lama meninggalkannya. Rasa cintaku mengalahkan kekecewaan yang ada. Akhirnya setelah berpikir lama kuputuskan untuk membalas perbuatannya dengan menggantikan pil nya dengan vitamin kesuburan yang kupinta dari dokter tanpa sepengetahuannya.

Jadi kalau pun Erika berniat lepas dariku, tidak akan kubiarkan sampai terjadi. Kupastikan Erika selamanya menjadi istriku.

Diluar dari masalah itu hubungan kami masih baik-baik saja. Semakin hari Erika semakin terbuka kepadaku. Dimasalah ranjang pun kami cukup kompak. Selain menjadi istri yang baik, Erika juga merupakan seorang partner seks sepadan. Seluruh tubuhnya menjadi candu bagiku. Di dekatnya aku sering menjadi tidak terkendali. Kalau bukan karena takut membuatnya kelelahan, rasanya ingin terus membenamkan diriku ke dalam tubuhnya.

Segila itu aku menginginkannya.

Namun tidak semua orang bahagia melihat hubungan rumah tangga kami. Pria-pria dari masa lalu Erika mulai datang mengganggu meracuni pikiran Erika.

Suami PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang