Setelah dipikir-pikir ada benarnya juga ucapan Ishak tadi. Ngapain juga aku harus tunduk sama peraturan yang dibuat Mas Libra? Jelas-jelas dia yang salah, kenapa pula aku yang ikut kena getahnya.
Masih untung aku gak ngamuk mencaci makinya. Coba seandainya kami menikah karena cinta, mungkin udah habis itu orang kubuat karena terbakar api cemburu. Berani benar dia berselingkuh di belakangku saat aku sibuk mengurus keluarganya. Apa gak kurang ajar itu namanya.
Tapi karena pernikahan kami didasari kata sepakat maka aku mencoba untuk bersikap tenang menghadapinya. Kalau sekarang ditanya apakah aku marah? Maka jawabannya adalah iya. Hanya bukan yang sampai sakit hati banget hingga membuat hati berdarah-darah seperti kandasnya hubunganku dengan dua pria di masa lalu. Kalau sekarang aku hanya kecewa karena Mas Libra tidak mau jujur dari awal. Coba kalau dia mengaku jujur dari awal, mungkin kejadiannya tidak akan separah ini.
Minimal aku tidak perlu berurusan dengan Tarisa dan fans gilanya.
Kadang aku heran kenapa sih zaman sekarang banyak banget ditemukan pria plin-plan. Gak Papa, Adrian, Dharma, bahkan sampai Mas Libra yang dulunya kupikir beda dari yang lain, ternyata sama aja. Digoda cewek cantik dikit, langsung deh miring pendiriannya. Mau heran, tapi begitumemang kenyataannya. Namun kalau nanti dibilangin, sudah pasti mereka langsung mengelak dengan segala argumen yang membenarkan dirinya.
Yang alasannya gak mau ribut lah, yang takut memperbesar masalah lah, atau paling parah lagi, pakai acara gak tega lah menyakiti hati wanita. Pret lah...banyak cingcong kau! Ingin rasanya kulontarkan itu ke wajah mereka masing-masing.
Kalau memang benar para pria itu gak tega menyakiti cewek, kenapa dari dulu mereka malah tega bergantian menyakitiku? Apa bedanya coba aku dengan Tarisa dan yang lainnya. Toh secara gender kami sama-sama perempuan, yang sudah seharusnya tak boleh disakiti. Tapi kenyataannya tindakan mereka tidak sesuai dengan perkataan. Khususnya untuk diriku sendiri.
Yang iyanya bilang aja secara jujur kalau mereka lebih memilih membela si cantik daripada si wajah pas-pasan sepertiku. Itu baru betul. Jadi gak usahlah mereka bawa-bawa alasan gak tega nyakitin cewek.
Lihat aja Mas Libra, dibanding melindungi aku -istri sahnya-, dia lebih getol membela Tarisa si klien spesialnya itu. Padahal udah jelas-jelas dilihatnya dengan mata kepala sendiri aku yang babak belur, tapi dengan tenang ia malah berusaha melindungi nama baikTarisa di depan mataku sendiri.
Nah itu kan sudah bisa jadi bukti kalau omongannya gak bisa dipercaya
Logikanya aja dulu, aku yang terluka, kenapa si munafik itu yang dijaga hatinya? Itu kan sama aja bohong.
Karena itu daripada makin lama makan hati, kuputuskan untuk bertindak sendiri aja. Emangnya dikira Mas Libra aku gak bisa ngajukan cerai apa? Salah banget dia kalau sampai berpikir begitu. Bukankah sudah pernah kukatakan, selagi masih ada uang maka semua masih bisa diatasi.
Oleh sebab itu tanpa sepengetahuan siapapun, aku segera menghubungi pengacara agar membantuku mengurus perceraian.
Aku tahu melawan Mas Libra bukanlah hal yang mudah. Setelah hidup bersamanya selama lebih kurang hampir dua tahun membuatku dapat sedikit memahami sepak terjang pria tersebut.
Ia pintar sekaligus cerdas. Sebab itu aku juga harus mempunyai senjata yang lengkap untuk melawannya agar pertandingan ini menjadi imbang.Dengan begitu maka kupastikan kemenangan akan menjadi milikku. Aku bebas, sedangkan Tarisa harus menanggung akibat dari perbuatannya.
Mata ganti mata, luka harus diganti dengan luka. Itulah janjiku kepada diriku sendiri.
***
Malam harinya, tepat di saat semua orang sudah masuk kamar, diam-diam aku mengendap-ngendap pergi ke taman belakang. Kebetulan Mas Libra belum pulang ke rumah, jadi ini kesempatanku untuk menelpon pengacaraku menanyakan bagaimana perkembangan proses perceraianku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Pilihan
RomanceFaktanya, pria lebih menyukai kecantikan dibandingkan kebaikan hati wanita. Erika Syudar sudah mengalaminya sendiri. Terlahir dengan wajah pas-pasan membuatnya selalu gagal dalam percintaan. Terbukti sudah dua kali Erika ditinggal oleh calon suaminy...